Season 2 Chapter 21

64 14 5
                                    


"Aku bosan!! Ukh, keluarkan aku dari sini!!!" Silvia masih saja berusaha keluar dari wilayahnya tapi nihil.

(Y/N) yang sekarang sudah berbaring mulai memikirkan kejadian sebelum terbawa kesini.

"Sebenarnya kita marah karena apa?" tanyanya.

Silvia akhirnya berhenti lalu ikut dalam percakapan itu.
"Soal itu, aku membaca gulungan mengenai Ibu dan tiba-tiba aku marah sekali, tapi isinya sudah lupa."

"Dan entah kenapa perasaan kita terhubung saat itu, lalu keluarlah si Hitam ini...hei!" (Y/N) kembali duduk. " Hitam kau tahu kenapa kami marah dan kau keluar?!"

Si hitam yang dari tadi masih bahagia akhirnya menjawab.
"Entahlah, aku tidak tahu, kalian yang di luar sebelum aku. Yang kutahu hanya aku bisa mengendalikan tubuh kita, dan mendengar suara menggema, menyuruhku membunuh Pria itu, Gustang?."

"Aku juga mendengar suara itu!" seru Silvia menambahkan.

"Aku juga, suara wanita kan, menggema, ringan tapi juga berat, dia seperti datang dari atas." (Y/N) menatap langit-langit yang hitam pekat itu.

"Mungkin itu suara dewi?" celetuk si Hitam.

"Mana mungkin, kau bodoh ya?" nyinyir Silvia.

Si Hitam bangkit dengan perempatan imajiner terbentuk di dahinya.
"Haaah! Kau bilang apa?? Kau pikir kau pintar, hei kuncir kuda kita itu orang yang sama, kalau aku bodoh, kau juga bodoh!!"

"Aku tidak sudi di samakan dengan orang sepertimu!!" Seru Silvia balik.

Keduanya malah saling adu bacot, sementara (Y/N) yang entah kenapa kalem dari tadi kembali membaringkan tubuhnya, berusaha mengubah adu mulut itu seperti suara burung berkicauan.

Tak lama kemudian, di sela-sela per bacotan kedua jiwa itu, sebuah cahaya emas muncul di tengah lingkaran warna itu.

Perhatian mereka bertiga seketika teralih ke tengah, dan seorang wanita, yang memiliki wajah sama persis seperti mereka, melayang tak sadarkan diri dalam balutan cahaya emas.

(Y/N) bangkit lalu mendekati wanita itu.

"Siapa dia? Dia jiwa kita yang lain?"

Si hitam ikut mendekat dan berusaha menyentuhnya tapi tubuhnya seakan di sambar petir ketika mendekati cahaya keemasan tersebut.

"Bodoh, asal menyentuh seperti itu!" seru Silvia.

Keduanya di ambang kembali adu bacot tapi (Y/N) bersuara.

"Cahaya ini, sangat familiar..." ujarnya.

Kedua lainnya pun terdiam, lalu menatap cahaya keemasan itu.

Si Hitam berkata dengan suara aneh. "Kalian ingat saat pertama kali kita hadir, cahaya ini yang membangunkan kita..."

"Gak tuh." Celetuk Silvia tak peduli.

"Kalau begitu kau yang bodoh."

Keduanya kembali adu mulut. (Y/N) yang tak kuasa menahan rasa penasaran menyentuh cahaya keemasan tersebut.

Mata wanita di dalamnya tiba-tiba terbuka, (Y/N) terlempar mundur dan berbagai ingatan perlahan memasuki otaknya.

"Jahad?! Sedang apa dia? Berlutut?"

Saking cepatnya ingatan itu masuk (Y/N) tak mampu menafsirkan semunya secara menyeluruh.

Ketika semua ingatan itu selesai muncul, dan (Y/N) terbangun, dia sudah kembali ke tubuhnya yang kini sedang di gendongan oleh Bam.

(Y/N) melihat sekelilingnya yang terlihat seperti bagian dalam kapal terapung.

"Kita akan kemana?" tanya (Y/N) yang berhasil membuat Bam terkejut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 30 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Connected (Tower Of God X Reader)Where stories live. Discover now