Saturday night

11 1 0
                                    

Happy Reading, Cupie! ꒰⁠⑅⁠ᵕ⁠༚⁠ᵕ⁠꒱⁠˖⁠♡

Kini kedua sejoli itu tengah duduk di bawah indahnya langit Malam sambil menikmati lontong sate dan juga es teh manis pesanan mereka, berbeda dengan Gantari yang nampak fokus pada makanannya, Sagara malah diam sambil menatap wajah Gantari yang sejuk untuk dilihat. Bibirnya membentuk lengkungan manis saat melihat Gantari yang sedang mengunyah makanan itu.

Karena tersadar ada yang memperhatikan, Gantari langsung mengalihkan pandangannya ke arah Sagara, ia sempat melirik piring laki-laki itu yang masih nampak penuh dengan makanan, berbeda dengan piring Gantari yang sudah hampir kosong.

"Kenapa liatin aku? Cepet makan, kita harus cepet-cepet pulang, kamu masih butuh istirahat. Lusa kita udah mulai masuk Sekolah." Namun sepertinya ucapan Gantari tidak di perdulikan oleh Sagara, terlihat dari laki-laki itu yang masih belum menyentuh makanannya sama sekali, justru senyuman manisnya semakin melebar saat melihat pipi Gantari yang semakin bulat karena mengunyah makanan.

"Masih laper?" Tanya Sagara yang membuat gadis dihadapannya mengernyit bingung.

"Hah?"

"Lo masih laper apa enggak? Kalau masih, makan punya gue nih." Sagara nampak menambahkan kecap dan sambal ke atas sate itu lalu mengaduknya, setelah selesai barulah ia mendorong piring tersebut untuk mendekat ke arah Gantari.

Tenang, kecap dan sambal yang Sagara tuangkan sesuai dengan takaran yang Gantari tuang di satenya. Jadi bisa dibilang racikan dirinya dan racikan Gantari mirip.

"Apaan sih? Aku udah kenyang. Kamu loh ini satenya belum di makan sama sekali, cuma minum aja dari tadi." Gantari kembali mendorong piring di depannya menuju ke arah sang pemilik, hingga terjadilah aksi dorong-mendorong piring untuk sesaat.

Hingga akhirnya Sagara mengalah, ia memposisikan piring tersebut di tengah-tengah, Sagara juga nampak membagi beberapa tusukan satenya. 5 tusuk ia arahkan ke Gantari, dan 5 tusuk lainnya ia arahkan pada dirinya sendiri.

"Kita bagi dua deh, pas kan?" Tapi sayangnya, Gantari menggeleng. Ia mengambil 3 tusuk sate yang mengarah padanya lalu di letakan ke kumpulan tusuk sate yang berada di sisi Sagara.

"Aku tadi udah makan banyak." Setelahnya, Gantari langsung melahap 2 tusukan sate di hadapannya dengan nyaman. Pandangan matanya beberapa kali nampak mengedar untuk melihat para pembeli yang semakin lama semakin ramai.

Gadis itu mendengus kesal lantaran ia melihat ke arah kumpulan laki-laki yang merokok di depannya, sangat mengganggu indera penciumannya. Perasaan nyaman yang sempat hinggap di hatinya kini menghilang, tergantikan dengan perasaan kesal.

Ingin menegur namun tak bisa karena ini adalah tempat umum, jadi yang bisa Gantari lakukan hanyalah mengoceh sambil mengunyah sisa sate di dalam mulutnya dengan kesal. Sagara yang menyadari perubahan perilaku Gantari langsung menyadari apa yang sedang gadis itu rasakan, ia langsung menambah laju kecepatan kunyahannya agar bisa cepat-cepat pergi dari tempat itu.

Sagara tak ingin hanya dirinya saja yang menikmati waktu mereka Malam ini, laki-laki itu juga ingin Gantari menikmatinya tanpa merasa ada gangguan sedikitpun.

Setelah berhasil menghabiskan sate miliknya dan memastikan hidangan yang mereka santap telah dibayar, Sagara langsung meraih jaketnya lalu menggandeng tangan Gantari untuk meninggalkan tempat tersebut.

Sagara kembali menunggangi kuda besinya dengan Gantari yang masih setia duduk di boncengan laki-laki itu, tangannya masih saja memegang kedua pundak Sagara. Ia tak kesal, merasa marah pun tidak, selagi Gantari masih betah berada di dekatnya, Sagara akan anteng-anteng saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NISKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang