bagian 19

1.6K 169 19
                                    

-
-
-

"tunggu sebentar." Riki menatap foto kedua orangtua Jake dengan seksama, ia memfokuskan tatapannya pada foto kakek ah maksudnya papanya Jake, dahinya menderyit, wajahnya terlihat tidak asing seperti pernah bertemu sebelumnya.

"aku pernah bertemu dengannya?." gumam Riki dengan melirik Jake, Jake menatapnya lalu mengangguk dengan pelan.

"saat pulang sekolah kau bertemu dengannya, aku berlari padamu lalu melindungi mu, apa kau ingat?." senyum Jake dengan tipis, Riki hanya mematung dengan nafas beratnya.

"pantas saja kau langsung menarik ku pergi dan menangis setelahnya ternyata kau melihat seseorang yang menjadi salah satu trauma mu di masa lalu." ucap Riki dengan lirih.

"seperti itulah." singkat Jake dengan memasukkan foto kedua orangtuanya ke dalam laci walaupun Jake sudah bukan siapa siapa lagi tapi Jake tetap menyimpan foto kedua orangtuanya.

Tidak tahu dengan mereka mungkin mereka sudah membuang atau membakar semua foto dan barang yang berkaitan tentang Jake, entah terlalu pusing untuk memikirkannya, miris saja jika harus sakit dengan pikiran liar nya sendiri.

Riki melirik Jake dengan netra sendunya.

"apa mereka sangat membenciku?." tanya Riki.

Jake menatap Riki.

"aku tahu bahwa kelahiran ku memang tidak di inginkan tapi aku tidak bisa menolaknya, kau jadi mendapatkan banyak kesengsaraan karena memperjuangkan ku, maafkan aku." ucap Riki dengan air mata yang membasahi pipinya.

Jake menatapnya, keheningan melanda selama beberapa saat sebelum yang lebih tua menghela nafasnya, Jake mengelus rambut Riki lalu menatap dalam netra sang buah hati.

"jangan berpikir bahwa kelahiran mu adalah sebuah kesalahan, Tuhan sudah menulis takdir untuk ku bahkan untuk mu ini takdir kita, kau tidak mungkin menyalahkan Tuhan kan?." tanya Jake, Riki menggeleng dengan pelan.

"Riki... kau berharga, kau berharga untuk ku, aku menginginkan kelahiran mu, aku bangga karena kau menjadi anak ku, abaikan mereka kita harus fokus pada hidup kita, jangan biarkan mereka menganggu dan membuat mu sampai berpikir bahwa kelahiran mu tidak di inginkan, paham nak?." tanya Jake dengan lirih.

Jake mengelap air mata Riki, dia tersenyum dengan tipis sedangkan Riki hanya menatapnya.

"kau harus kuat untuk ku, aku saja kuat untuk mu." ucap Jake dengan suara lembutnya.

Tangis Riki pecah, dia memeluk tubuh Jake dengan erat, sakit... jadi Jake itu sakit, Jake berhak bahagia, Riki janji bahwa setelah ini ia akan menjaga Jake dengan sepenuh hati, dia tidak berhak mendapatkan rasa sakit lagi setelah apa yang ia alami selama ini.

"hentikan, kau sudah 17 tahun dan kau masih menangis, cengeng sekali." ejek Jake dengan mengelus punggung Riki.

Riki sesegukkan di pelukan Jake, pelukannya begitu erat, Jake memejamkan matanya ia tidak suka saat bayinya menangis seperti ini rasanya hancur sekali.

______________________________________

Yerin mendatangi Junghwan dan juga Sunghoon yang sedang sarapan di meja makan, Junghwan menatap mamanya yang sepertinya tidak baik baik saja pasalnya Yerin tampak menatap Sunghoon dengan tajam sedangkan Sunghoon hanya mengabaikannya.

"aku tahu bahwa hubungan kita memang jauh, kau tidak mencintaiku tapi apakah itu berlaku sampai sekarang? kau menyimpan fotonya, kau masih terikat padanya!." tekan Yerin.

Junghwan menaikkan sebelah alisnya.

"makan lah jangan membuat keributan di pagi hari." singkat Sunghoon.

Single Mother : HeejakeWhere stories live. Discover now