bagian 8

2.1K 218 53
                                    

-
-
-

Tuan Shim menghentikan mobilnya di depan sekolahan, Nyonya Shim yang berada di sebelahnya sudah tidak bisa lagi menahan tangisnya saat melihat Jake bersandar pada dinding dengan netra yang terpejam.

"siapa yang dia tunggu?." tangis Nyonya Shim dengan lirih, Tuan Shim mengelus tangan istrinya untuk menenangkannya.

Tadinya dia tidak ingin mengikuti Jake tapi Nyonya Shim memaksanya untuk mengikutinya dari belakang, dia tidak akan bertemu melainkan hanya menatapnya dari kejauhan.

Nyonya Shim benar benar merindukan Jake mau bagaimanapun dia tetaplah putra kecilnya yang harus berjuang sendirian setelah di buang oleh mereka.

"mama!." panggil Riki dengan melambaikan tangannya pada Jake.

Nyonya Shim maupun Tuan Shim langsung menatap ke sumber suara, keduanya melihat seorang pria manis yang berlari menuju putra kecil mereka.

Jake membenarkan postur berdirinya lalu menatap Riki dengan senyuman tulusnya, Riki berhenti di hadapannya dengan tersenyum.

"kenapa kau menunggu ku?." tanya Riki, Jake menahan tangisnya, dia mengelus pipi Riki dan memeluknya, Riki mengerjap tapi dia tetap membalas pelukan dari mamanya itu.

Jake mendadak merasakan emosional yang begitu tinggi setelah pertemuannya dengan kedua orangtuanya tadi siang, sakit dan perjuangan selalu ia lalui untuk kebahagiaan Riki.

Apapun demi Riki, Riki harus bahagia dia tidak boleh merasakan betapa pahitnya dunia, Tuhan Jake mohon semoga engkau selalu memberi kebahagiaan untuk Riki.

"ma?." tanya Riki saat merasa bahwa Jake mulai sesegukkan di dalam pelukannya.

Jake dengan cepat mengelap air matanya lalu melepaskan pelukannya, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain guna tidak memperlihatkan wajah kacaunya di hadapan Riki.

Riki menatapnya dengan sedih, mamanya menangis, tidak Riki tidak mau mamanya menangis seperti ini, rasanya benar benar sakit bahkan melebihi apapun.

"pa dia cucu kita." ucap Nyonya Shim.

Tuan Shim menatap Riki dengan kedua mata yang memerah, hati dan mulut kadang tidak sinkron, mulutnya berkata ini tapi hatinya berkata lain.

Dia adalah seorang bayi yang di tolak mentah-mentah oleh mereka bahkan mereka ingin Jake melenyapkan bayi itu, kenapa saat melihatnya tumbuh besar rasa sesak seketika mendatangi mereka?.

Bayi itu tumbuh menjadi pria manis sama seperti mamanya, mereka sudah melalui semua kesengsaraan dan kesedihan, ia yakin tentang itu.

"kenapa kau menangis?." tanya Riki.

"tidak, aku tidak menangis oh ya bagaimana dengan sekolah mu?." tanya Jake dengan tersenyum.

"ada apa?." tanya Riki.

Jake mengelus rambut Riki.

"tidak apa sayang, kau ingin makan ramen tidak? ayo singgah untuk memakan ramen." senyum Jake.

Riki mengulum bibirnya.

"aku yang traktir." timpal Jake.

"benarkah!?." semangat Riki.

"yaa!." balas Jake tidak kalah semangat.

"let's go!!." Riki merangkul Jake sedangkan Jake langsung tertawa.

Mereka terlihat bahagia dan saling melengkapi, Tuan Shim memeluk istrinya lalu menatap kepergian anak beserta cucunya itu dengan tatapan yang penuh arti.

______________________________________

"tadi saat di sekolah Junghwan menyelamatkan ku dari Hyunjin! dia sangat baik ma." Riki menceritakan tentang kebaikan Junghwan pada Jake dengan excited.

Single Mother : HeejakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang