bagian 17

1.6K 183 20
                                    

-
-
-

Heeseung menatap Riki yang sekarang masih syok, air mata tak kunjung berhenti, Heeseung menghela nafasnya lalu memegang bahunya, Riki menatapnya.

"masuk, aku akan mengantarmu pulang." ucap Heeseung pada Riki, Riki hanya mematung, tatapannya terlihat kosong.

Heeseung membuka pintu mobilnya dan Riki langsung masuk begitu saja, Heeseung menutup pintu mobil lalu menghela nafasnya, entah apa yang akan terjadi sesaat mereka sampai di rumah Jake.

Riki membuka pintu rumahnya lalu menatap Jake yang sedang merokok, Jake menghembuskan asap rokoknya lalu membalas tatapan dari Riki, ia menjatuhkan rokoknya saat melihat Heeseung di belakang Riki.

Heeseung menatap Jake jadi dia perokok? Heeseung melirik Riki yang kini mendekati Jake, Riki memeluk Jake dengan erat, Jake mengerjapkan netranya.

"apa yang terjadi?." tanya Jake saat Riki mulai sesegukkan di pelukannya.

Jake melepas pelukannya lalu memegang kedua pipinya, Riki terus menangis, hati Jake rasanya hancur saat melihat anak semata wayangnya menangis seperti ini.

"bisa kau jelaskan semuanya pada ku! kenapa kau menangis?." tanya Jake ia kembali memeluk tubuh rapuh Riki, Jake menatap Heeseung sedangkan Heeseung langsung menundukkan kepalanya.

"aku sudah tau semuanya, aku tau bahwa Tuan Sunghoon adalah papa ku, dia yang memberi tahu ku secara langsung awalnya aku tidak percaya tapi aku tak melihat kebohongan di matanya." tangis Riki dengan lirih.

Air mata mengalir begitu saja di kedua pipinya, Jake kembali menatap Heeseung, netra Heeseung memerah,
Jake mengeratkan pelukannya lalu memendamkan wajahnya pada bahu Riki.

Jake menjelaskan semua tentang Sunghoon dan kesalahan yang keduanya lakukan, tentang sialnya dan bajingan nya Sunghoon saat meninggalkan nya tapi di sini Jake tak sepenuhnya menyalahkan Sunghoon karena dia juga salah.

Heeseung, Jake dan Riki duduk dalam hening setelah penjelasan Jake tadinya, Heeseung melirik kedua orang yang berada di hadapannya, Heeseung ikut merasakan sakitnya jadi mereka berdua.

"aku harap kau mengerti Riki, aku tak ingin kau mengetahuinya karena aku tidak mau jika kau menangis seperti ini." ucap Jake dengan tenang, Riki memejamkan netranya.

"tapi setelah hari ini aku sadar bahwa pada akhirnya kau tetap akan tahu yang sebenarnya." lirih Jake.

Riki menunduk dan air matanya jatuh ke lantai, sesak dan sakit menjadi satu, Riki tidak bisa membayangkan sakitnya jadi Jake ketika melawan kejamnya dunia ini dengan otak dan juga pikiran yang masih labil.

Ya di tinggal keluarga dan juga sosok yang ia cintai, sebangsat itu kah hidupnya demi kehidupan Riki? Riki tidak habis pikir dengan semua yang terjadi di hidupnya dan juga hidup Jake.

"aku mengerti." balas Riki dengan pelan.

"putra ku sangat pintar." senyum Jake dengan tipis.

Senyuman itu malah membuat Riki maupun Heeseung sakit saat melihatnya.

______________________________________

Heeseung menatap Riki yang sedang terdiam di tempat, Heeseung beranjak lalu duduk di sebelahnya, Riki menatapnya lalu mengelap air matanya, Heeseung tersenyum dan menepuk pundak Riki.

"setelah hari ini aku tidak akan terlalu ikut campur tapi bolehkah aku bertanya?." tanya Heeseung.

"apa kau yang kau katakan pak? tanyakan saja apa yang ingin kau tanyakan." pelan Riki.

"bolehkah?." tanya Heeseung lagi.

"boleh dan aku tidak suka kata kata mu yang tadi." balas Riki.

"ah baiklah maafkan aku." tawa Heeseung dengan pelan.

Single Mother : HeejakeWhere stories live. Discover now