TUJUH: Satu Lampu Hijau

10 3 0
                                    

YANG BELUM FOLLOW,
MARI DI FOLLOW DULU LOVEE!!

VOTE & COMMENT TENTU HARUS YAAAAAA
.
.
.

SALAM HANGAT DARI
DUTA DAMAIKA
.
.
.

-- SELAMAT MEMBACA --

.
.
.
.
.
.

•⁠◍✧⁠*⁠。DUTA DAMAIKA •⁠◍✧⁠*⁠。

Ika terlihat duduk dengan santai di atas bangku yang tertata di teras depan ruang tengah. Sebuah benda pipih berbentuk persegi panjang bertengger dengan sangat manis dalam genggaman gadis itu. Jempol Ika sibuk menggerakkan layar setelah beberapa detik sekali. Ia tampaknya tengah meng-scrolling sesuatu.

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 17.37 WITA. Gadis itu telah menyelesaikan rutinitas harian di dalam rumah, maka itulah mengapa saat ini ia bersantai sebelum membersihkan badan tentunya. Kalau urusan kebersihan rumah, mungkin Ika terbilang sangat sigap. Namun tidak dengan mandi. Gadis itu akan mengulur-ulur waktu mandi selama ia bisa dan egonya mendukung kemalasan dirinya.

"Senaa!!! Kerjain tugasmu ihh!!!" Terdengar pekikan melengking yang berasal dari Gina.

"Ika ayo kita ke Mama Riri" ajak Sena yang tiba-tiba saja telah berada di dekat Ika.

"Lho, tugasmu belum selesai udah mau main lagi. Kan dari pulang sekolah udah main terus" ujar Ika beralih dari layar ponselnya kemudian menatap sang adik.

"Tapi Sena mau main, Ika" balas Sena, adik yang lahir tepat berjarak 7 tahun dengan Ika.

"Yaa kerjain dulu tugasnya, baru main lagi"

"Ihhh... Tapi tu tapi-tapi Sena capek Ikaa, Sena capek kerjain tugas muluu!!" Kata pria kecil itu sembari sedikit memekik.

Ika menegakkan duduknya, menatap sang adik dengan lekat. Sedikit sulit untuk mengarahkan bocah yang saat ini tengah berusia 9 tahun ini, pikir Ika.

"Berhenti aja sekolah sana" ucap Ika dengan nada yang naik satu oktaf.

"Ya udah, Sena berhenti sekolah" tantang Sena.

"Heh!! Mau jadi apa terus kalau berhenti sekolah? Mau jadi orang gila?" Cerca Ika.

"Mau jadi polisi, apaan orang gila. Jelek!"

"Mau jadi polisi tapi ngerjain tugas sekolah aja malas, kerjain sana!" Titah Ika lagi.

"Lagian sekolah-sekolah ini, pada ngasih tugas banyak-banyak. Bodoh banget!" Hardik Sena.

Ika setuju, sangat-sangat setuju dengan lontaran kalimat sang adiknya itu. Maka ia memilih diam. Membiarkan bibir mungil milik sang adik mengoceh layaknya burung yang tengah berkicau.

"HEH!! GINA BILANG KERJAIN TUGASNYA, KAMU KOK SUSAH BANGET DI KASIH TAU!!" Omel Gina sambil berdiri berkacak pinggang di ambang pintu ruang tengah.

"BERHENTIIN SEKOLAH GIN, BERHENTIIN" Si kompor Verix berseru dari depan televisi, menambah emosi Gina menjadi-jadi.

"BIAR AJA DIA BERHENTI SEKOLAH, BIAR GA PUNYA TEMAN SEKALIAN. TERUS GA BISA MAIN-MAIN LAGI" Ucap Gina penuh emosi.

"Apaan sih, Gina alay, huuu!" Ejek Sena lalu melewati kakak sulungnya dengan begitu saja. Pria kecil itu mengambil buku dan alat tulisnya, setelah itu kembali ke dekat Ika.

"Sana-sana, gak mau sama orang alay" cibir Sena sembari menggerakkan tangannya, seolah mengusir Gina.

"Songong banget bocah bau bawang" dumel Gina dan bergegas ke dalam kamarnya.

Duta DamaikaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu