12 - Le Début De Tout

131 26 12
                                    


__________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

__________

the twelfth part

©pearsnpearls, april 2024

__________



"Hi, Baby doll!" Sapaan ceria keluar dari mulut Jabraan. He looks very dashing for a regular Monday morning. Yuna bisa mencium aroma segar nan lembut menguar dari tubuh pria itu. Aroma yang tidak pernah dia temukan dari parfum-parfum high end yang ada. Masuk akal, karena Shaqila pernah cerita kalau keluarga mereka sering membuat custom perfume di Grasse, Perancis, yang wanginya disesuaikan dengan kepribadian dan selera masing-masing pengguna. Namun semua citra yang menyilaukan mata itu masih kalah dengan kata-kata yang pria itu pilih untuk menyapa kekasihnya.

Yuna mengernyitkan kedua alisnya bingung seraya masuk ke SUV hitam keluaran Eropa itu. Dia belum terbiasa dengan kehadiran Jabraan di hidupnya. Well, she doesn't mind, it just feels... new.

"What?" Pria itu gantian menatap heran.

"B—baby... doll?"

"Kenapa sih? Kan, kamu cute and small like a baby doll."

"Jabraan, I'm 35 and 168 cm tall!" Perempuan itu menutup mulut Jabraan dengan telapak tangan lentiknya seraya tertawa.

"Daripada ditutup gini, mending cium sekalian nggak, sih?" Jabraan menaikkan kedua alisnya iseng, lantas mengambil buket bunga kecil dari jok belakang. "Moreover, today is exactly one week since our first kiss," lanjutnya memberikan kejutan kecil itu ke Yuna.

"Kamu beneran ekstra, ya, anaknya."

"Happy one-week since our first kiss! Let's celebrate!" Jabraan mendekatkan wajahnya ke sang lawan bicara, namun Yuna justru menarik kepalanya menjauh.

"Really wanna kiss you as much, tapi kita masih di lobby apartemen saya." Yuna menunjuk rentetan mobil dan lalu lalang orang yang lewat.

"Oke, di RS aja."

"Jabraan!"

"Also, I'm 185. So 168 is indeed a baby doll for me."

Now that they are a couple, this is their usual banter. Layaknya pasangan usia 30-an kebanyakan, mereka tidak pernah mendeklarasikan apa-apa. The kiss in the parking lot last week seals it all. Dari sana, secara natural mereka sudah berlagak layaknya sepasang kekasih. Mengabari setiap hari, trying to get stolen kisses here and there, dan rutinitas baru lain adalah Jabraan yang jadi selalu menjemput Yuna setiap pagi untuk berangkat ke rumah sakit.

Pria itu juga akhirnya memutuskan untuk menjadikan apartemennya di bilangan Mega Kuningan sebagai tempat tinggal utama, sudah bukan lagi di rumah orang tua. Alasannya sederhana, karena lebih dekat dengan Yuna.

Three Words TheoryWhere stories live. Discover now