04 - Les Commérages

164 31 5
                                    

__________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

__________

the fourth part

©pearsnpearls, november 2023

__________

"Ya Allah, sebentar lagi bayar sekolah!!" Tata memekik histeris setelah melihat notifikasi kalender di ponselnya.

"Bayar tinggal bayar sih, Ta," sambar Henry santai.

"Hati-hati mulutnya, Koh!" Hendery yang kebetulan sedang main di meja Tata terlihat ikut prihatin, meski di waktu yang bersamaan dia juga mengambil cemilan milik Tata tanpa izin.

Just another day di Janitra Live. Biasanya, di jam-jam menjelang petang seperti ini, konsentrasi sudah buyar, digantikan pikiran menanti jam pulang. Aheng, panggilan Hendery, juga sudah hampir dibebastugaskan dari pekerjaannya sebagai sekretaris pribadi Jabraan hari ini.

"Iya, hati-hati mulut lo kalau nggak mau gue sambel!" Tata membalas sinis.

"Emang berapa, sih, di tempat anak lu?" tanya Henry.

"Kalau udah tau, mau bayarin?"

"Enggak, sih."

"Makanya diem!"

"Nama TK-nya apaan, Mbak?" Aheng yang penasaran akhirnya ikut bertanya.

"Joy Kinderland."

Tak butuh satu menit, dua laki-laki kepo itu langsung mengetik sesuatu di mesin pencari. "Biaya Joy Kinderland Tebet 2023," gumam Hendry. Jeno yang sedari tadi memperhatikan, jadi ikut penasaran dan mendekatkan kepalanya ke layar laptop. Padahal, beberapa detik yang lalu Karina sudah memberi isyarat padanya untuk jangan ikut-ikutan.

"Oh, segini toh. Mahalan juga perawatan sama skincare lo per tiga bulan, Ta." celetuk Henry.

"Lo pikir kalo anak sekolah, tuh, biayanya cuma SPP doang? Ada biaya pergaulan juga, tahu! Kan gue nggak mau anak gue minder."

"Anak lu kan masih TK, emang pergaulannya udah segimana, sih?" Henry menggelengkan kepalanya.

"Tapi, Koh, aku juga liat adik sepupu aku masih TK tapi udah gaul gitu. Temennya udah bisa pamer kalo punya barang bagus." Karina yang tadinya tak mau ikut-ikutan, akhirnya menimpali.

"Gue tuh masukin anak gue ke TK bagus dengan SPP mahal karena gue beli pergaulan, beli lingkungan. Plusnya anak gue jadi temenan sama anak-anak yang gue yakin bibit bebet bobotnya nggak sembarangan, minusnya GERD gue kambuh tiap tanggal segini gara-gara SPP." Tata memijat pelipisnya pelan. "Gue sampai trauma gara-gara anak-anak komplek gue pas main di depan rumah omongannya bikin elus dada! Segala macem binatang, kata-kata jorok, keluar semua. Sempet loh ada yang gue pergokin ngomong tai ledig! Anjir lah, padahal, kan, rumah gue itungannya masih komplek lumayan, bukan yang pinggir banget gimana."

Three Words TheoryWhere stories live. Discover now