"Lima belas"

572 71 2
                                    

"Lima belas"




"Bisa enggak?" tanya Jeno melihat Haechan terdiam menatap motor Jeno.

"Udah di bilang aku gendong seperti tadi pagi" lanjut Jeno.

"Yak! kalau kau gendong yang ada jadi tontonan" ucap Haechan.

"Ya terus mau nunggu sampai kapan ini Haechan..???"

Haechan, mengapouht kan bibirnya mendengar ucapan Jeno yang dia pun bingung karena pantatnya beneran sakit dan motor Jeno setinggi itu jadi gimana dia naik nya.

"Lagian kenapa motormu tinggi banget sih" kesal Haechan.

"Bukan motornya yang tinggi tapi kau yang kependekan" jawab Jeno.

"Au ah!"

Haechan, memalingkan badannya dan berniat pergi dari area parkir untuk mencari kendaraan lain yang bisa membawanya ke asrama.

"Yak...yak... gitu aja ngambek" ucap Jeno menahan lengan Haechan.

"Gendong ya...?? gak ada yang lihat kok udah pada pulang" bujuk Jeno pada Haechan yang celingukan memastikan ucapan Jeno benar.

"Beneran?" tanya Haechan.

"Uummm" jawab Jeno sambil mengangguk.

Melihat itu Haechan tersenyum lucu dan merentangkan kedua tangannya persis bocil umur 3 tahun yang minta gendong ibunya.

Dan dengan senang hati Jeno menyambut itu dan langsung menggendong Haechan seperti baby koala.

(Janji gak bapet gaesss 😭)

- - -ooOoo- - -

Sesampainya di asrama Jeno dan Haechan segera masuk kedalam dengan Haechan di gendongan Jeno karena ya pantat Haechan sakit itu.

"Berat juga kau ya" ucap Jeno sambil ngos-ngosan pas udah sampai di lantai di mana kamar mereka berada.

"Ya ini kan karena ulah mu juga" ucap Haechan santai sambil berjalan menuju kamar.

"Ck! padahal dia yang sange duluan" gumam Jeno mulai berjalan mengikuti Haechan.

Cklek!

Pintu terbuka tapi Haechan malah berhenti di ambang pintu menatap kedalam kamar.

"Kenapa?" tanya Jeno dan Haechan menoleh ke arah Jeno dengan mata mulai berkaca-kaca.

"Kenapa sih?" ucap Jeno lagi dengan ekspresi penasaran dan khawatir jadi satu.

Jeno, menggeser tubuh Haechan agar gia bisa melihat kedalam kamar dan dia pun ikut terdiam sesaat melihat ke arah kamar.

"Yak apa yang kau lakukan di sini Hah?!" teriak Jeno berjalan masuk kedalam kamar di mana ada Renjun sedang duduk di ranjang Jeno dengan tubuh tanpa sehelai benang alias bugil.

Renjun tersenyum pada Jeno dengan posisinya yang masih duduk santai, "Emang kenapa? Aku merindukan mu" ucap Renjun.

"Keluar sendiri atau aku seret kau keluar dengan keadaanmu seperti ini?"

"Kenapa? karna ada dia... bukannya kemarin kau menikmati semuanya?" ucap Renjun sambil melihat ke arah Haechan yang masih berdiri di posisinya tanpa bergeser sejengkal pun.

"Keluar"

"Kalau aku tak mau?"

"Keluar"

"Enggak"

"AKU BILANG KELUAR HUANG RENJUN..!!!" Teriak Jeno penuh emosi.

"Ok, tapi kalau sesuatu terjadi padanya jangan salahkan aku" ucap Renjun membuat Jeno menoleh ke arah luar di mana Haechan di bekap seseorang yang menggunakan topeng.

"Chan~aaa" gumam Jeno akan menghampiri Haechan tapi Renjun menahannya. Jeno, menatap ke arah Renjun dan ...

Bugh!

Hanya dengan satu pukulan Renjun di buat pingsan oleh Jeno yang langsung berlari mengejar orang yang membawa Haechan.

Jeno, berlari secepat yang dia bisa berusaha mengejar orang itu tapi sampai di lantai dasar Jeno tak menemukan orang itu dan Haechan.

"HAECHAN~AAAA...!!!"

"HAECHAN..!!!"

Di sisi lain atau lebih tepatnya di ujung parkiran orang itu membawa Haechan sembunyi dengan terus membekap mulut Haechan agar tak bersuara.

"Diam atau ku bunuh kau" ucap orang itu mengancam Haechan yang hanya bisa meneteskan air matanya.

"CHAN~AAAA...!!!" teriak Jeno tak menyerah karena dia yakin Haechan masih di sekitar situ.

"HAEC-"

Dubraaaakk...

Srak!

Aaawww~

Pandangan Jeno langsung tertuju di ujung parkiran di mana orang yang membawa Haechan melihatnya sesaat sebelum melarikan diri.

"HAECHAN!" teriak Jeno menghampiri Haechan yang memegangi lengannya yang terkena sayatan pisau.

"Jeno~ hiks"

Jeno, yang panik melepas kemejanya dan langsung mengikatkannya pada lengan Haechan berharap darah yang keluar berkurang.

"Ayo ke rumasakit" ucap Jeno langsung menggendong Haechan di belakang dan lari ke arah jalan raya untuk mencari taxi.

Sedangkan di ambang pintu asrama terlihat Renjun yang mengepalkan kedua tangannya dengan wajah memerah menatap ke arah Jeno Haechan yang semakin menjauh.

"AAARRRRGGGG...SIALAN..!!!" teriak Renjun membuat orang yang ntah dari mana muncul nya tiba-tiba ada di belakang Renjun.

"Kau gagal" bisik orang itu sambil melenggang pergi meninggalkan Renjun yang semakin murka.

- - -ooOoo- - -

Rumit weh percintaan ini.

"FRIENDSHIT" {NoHyuck}Where stories live. Discover now