"Sebelas"

847 103 13
                                    

"Sebelas"



"Aahhh...aahhh...sssttt ahhh...gghh aahhh"

Suara desahan demi desahan terdengar memenuhi ruangan yang tak begitu luas di asrama cowo.

"Sssttt... aahhh... aahhh..."

"Kau menyukainya?"

"Uugghhh...aahhh... aaahh..."

Suara desahan yang semangakin menjadi seolah menjadi jawaban kalau orang itu sangat menikmati.

"Lebihhh aahhh... cepaahhh... ssttt aahhh... aahhh...aaahhh... aaarrgghhhh..."

Senyum penuh kepuasan terlihat saat erang kenikmatan terdengar begitu merdu menyapa indra pendengaran.

"Makasih untuk malam ini" ucapnya beranjak dari ranjang dan kembali mengenakan celananya.

Cklek!

Pintu asrama terbuka saat orang yang ada di dalam ingin keluar tapi langkahnya terhenti saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu.

"Jeno~aaa" panggilnya.

"Uummm?"

"Ada tamu" ucapnya sebelum melenggang pergi meninggalkan kamar asrama.

Dan itu membuat orang yang ntah sejak kapan berdiri di depan pintu kamat melihat apa yang ada di dalam di mana terlihat Jeno sedang duduk bersandar di atas ranjang dengan ke adaan telanjang.

"H-Haechan?!" terkejut Jeno segera beranjak dan mengenakan celananya sebelum menghampiri Haechan yang masih berdiri mematung di depan kamar.

"Chan aku bisa jel-" ucapan Jeno terhenti saat dia melihat Haechan meneteskan airmatanya.

"Chan aku... ak-"

Lagi-lagi ucapan Jeno terhenti karena Haechan memilih pergi dan itu membuat Jeno panik dan segera mengejar Haechan setelah dia memakai kembali pakaiannya.

"Chan tunggu!" teriak Jeno tapi Haechan tak perduli dan terus berlari menuruni tangga.

"HAECHAN AKU BISA JELASIN... CHAN~AAA BERHENTI..!!"

Jeno, terus berteriak sambil berusaha mengejar Haechan yang sudah sampai di lantai bawah.

"KAK MARK!" teriak Haechan pada Mark yang baru saja memutar motor nya dan akan pergi.

"Chan kenapa keluar lagi?" tanya Mark bingung dan semakin bingung saat melihat Haechan nangis.

"Chan apa yang terjadi?" tanya Mark menghapus air mata Haechan tapi Haechan tak menjawab dan tetap menangis.

"HAECHAN~AAA..!!!"

Teriakan itu membuat Haechan mengalihkan pandangannya sesaat sebelum dia naik ke motor Mark.

"Kak bawa aku ke mana aja yang penting pergi dari asrama malam ini" ucap Haechan.

Mark, yang sebenarnya bingung apa yang terjadi tapi ya sudahlah kapan lagi dia bisa berduaan sama Haechan dan Mark mulai kembali menyalakan motornya lalu pergi sesuai permintaan Haechan.

Sedangkan Jeno yang baru sampai lantai bawah hanya bisa mengusap rambutnya kasar melihat Haechan di bawa pergi Mark.

"AARRRRGGGG...!!!" teriak Jeno.

- - -ooOoo- - -

Hampir setengah jam Haechan dan Mark hanya berputar-putar tak jelas di gelapnya malam.

"Chan ini kita mau kemana sih? Mau habis ini bensin ku" ucap Mark.

"Ke pom bensin"

"Hah?!"

"Bensin nya mau habis kan?"

"Uummm"

"Ya udah ke pom bensin"

Mark, terdiam sesaat mendengar ucapan Haechan "ya gak salah sih... benar.... Tapi kan bukan itu maksudku" batin Mark merasa akward dengan ucapan Haechan.

Ttttiiiiinnnnn....!!!!

"Yak...yak...yak...."

Brugh!

Mark dan Haechan terjatuh di pinggiran jalan setelah Mark kehilangan keseimbangan karena terkejut dengan suara klakson yang tiba-tiba muncul.

"Aawww~" erang Haechan.

"Chan..Chan... kau baik-baik saja?" tanya Mark menghampiri Haechan yang merintih kesakitan menegangi kakinya.

"Ekspresi ku kurang meyakinkan kah kak?" tanya balik Haechan.

"Hah?!"

"Aishhh..!! kak cepet bantuin ini kaki ku sakit tau" rengek Haechan yang ntah kenapa malah membuat Mark terdiam.

"KAK!?"

"Hah iya?"

Haechan, memutar bola matanya jengah melihat tingkah Mark yang dari tadi Hah-Hoh...Hah-Hoh.

"M-maaf kau sih bikin orang salting" ucap Mark malah nyalahin Haechan.

"Kok aku"

Mark, tak menjawab lagi dan segera berdiri untuk membatu Haechan.

"Jangan sentuh dia!"

Suara seseorang membuat Mark dan Haechan melihat ke sumber suara dan terdiam sesaat.

- - -ooOoo- - -

Lanjut gak...???

"FRIENDSHIT" {NoHyuck}Where stories live. Discover now