Bab 8

38 22 3
                                    

***

"Maaf mengangu apa saya boleh istirahat sebentar di sini?"
tanya seorang wanita meminta izin untuk sekedar berteduh sebentar di teras, karena panas nya sinar matahari yang begitu trik di kala itu.

Akira yang merasa kasihan lantas memperboleh kan, bahkan ia sempat menawar kan untuk masuk ke dalam tetapi wanita itu tidak mau, dan terus menerus menolak.

"Mungkin karena kita belum saling kenal dia jadi merasa begitu tidak enak hati?" fikir Akira, yang lantas membawa kan dua gelas air dingin untuk di suguh kan, lalu ikut duduk di samping wanita itu untuk sekedar berbincang.

"Habis dari mana kak?" tanya nya

Hening tak ada respons sama sekali dari orang yang baru saja di tanya, hanya raut wajah sedih yang ia perlihat kan.

Melihat itu Akira lantas menganti pertanyaan nya, karena takut pertanyaan sebelum nya mungkin terasa berat untuk di jawab.
"Kenalin nama saya Akira, kalo kakak?" tanya Akira seraya menjulur kan tangan nya.

"Sa-saya, Mabel" jawab Mabel, yang perlahan membalas juluran tangan Akira.

"Oh, kak Mabel..." ucap Akira senang, karena akhir nya ia di respons.

"Ya-yaudah, saya pergi dulu..." uncap Mabel yang terlihat begitu terburu buru beranjak dari duduk nya.

"Eh tungu! Mau kemana kak?!
Kok kayak ketakutan gitu?
Kakak bisa cerita ke aku kak? Siapa tau aku bisa bantu" Tanya Akira yang dengan cepat meraih tangan Mabel.

Mabel yang tiba tiba saja terisak lantas kembali duduk, membenam kan wajah nya di kedua telapak tangan nya terisak cukup lama, sebelum akhir nya ia kembali membuka suara, Mabel menceritakan semua kesulitan yang kini sedang ia alami.

Mendengar cerita tentang Mabel yang hidup nya luntang lantung karena sudah tidak mempunyai orang tua di tambah ia sering di kejar kejar oleh beberapa orang aneh yang seperti mempunyai niat tidak baik terhadap nya.

Karena itu lah ia menjadi sedikit trauma dan sering waswas terhadap setiap orang yang ada di dekat nya.
Akira yang merasa begitu tidak tega lantas berusaha untuk meyakin kan Mabel agar mau menerima bantuan nya, untuk tingal bersama mengurus panti asuhan, ia menjamin bahwa Mabel akan baik baik saja di tempat itu.

Mabel terdiam beberapa saat, hinga tak lama, akhir nya ia menganguk kan kepala nya menandakan ia menerima tawaran itu.

.
.
.
.

Malam nya dengan sangat terpaksa Kaiden dan Liam harus bermalam di kantor pusat karena banyak nya pekerjaan yang menumpuk dan harus segera di selesai kan secepat mungkin.

Biasa nya pekerjaan seperti ini dengan mudah ia serah kan kepada Van yang merupakan sepupu nya, di tambah tangan kanan dan orang kepercayaan nya selama ini, selain ahli dalam menyelidiki latar belakang seseorang, Van juga sangat ahli dalam meretas berbagai jaringan.

Dan Kaiden hanya akan mengurus bisnis gelap nya saja yang menjadi sumber penghasil cuan utama nya.

Tetapi karena secara tiba tiba Van meminta libur selama satu mingu, alhasil dengan sangat terpaksa Kaiden jadi harus menyelesai kan semuanya sendirian.

Saat Kaiden sedang sangat sibuk memeriksa beberapa berkas penting, tiba tiba saja suara dering telepon terdengar dari ponsel milik nya yang ada di atas meja, dengan cepat ia merogoh ponsel nya melihat nama yang tertera di layar ponsel.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
pondering the dark pastWhere stories live. Discover now