Bab 37. Rencana Penyergapan

181 26 5
                                    

Berjalan menyusuri hutan yang begitu gelap, keduanya berjalan dengan begitu tenang dan tertata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berjalan menyusuri hutan yang begitu gelap, keduanya berjalan dengan begitu tenang dan tertata. Seolah kendala akan lingkungan sekitar yang gelap gulita, sama sekali tidak menjadi hambatan bagi mereka.

Meski begitu, mata salah satu diantara mereka. Yang berjalan dibelakang satu sosok berjubah lain, tampak menatap dengan penuh perhitungan kearah sekitar.

Penuh waspada ketika merasakan seseorang tengah mengintai mereka dalam kegelapan.

Mata tajamnya mengedar, mengincar beberapa titik yang ia rasa mencurigakan. Terasa seperti pergerakan mereka tengah dipantau oleh seseorang.

Tidak.

Lebih tepatnya oleh satu kelompok.

Karena ia bisa merasakan beberapa tatapan terarah pada mereka dari beberapa titik didalam kegelapan hitam.

Walaupun dirinya sendiri merupakan kepala prajurit, yang membuatnya tentu saja memiliki kemampuan melihat dalam gelap lebih baik dari orang biasa. Namun itu tetap membuat dirinya tidak bisa tidak bersikap siaga.

Sampai didetik ia mendengar suara gemerisik dedaunan, dengan sigap ia berbalik kearah dimana suara itu berasal seraya menghunus pisau miliknya kedalam kegelapan.

"Tidak perlu bersikap sekaku itu Simon, apa yang kau waspadai adalah seseorang yang datang bersamaku." Sosok dihadapan Simon berucap pelan, menyadari posisi siaga yang dipasang olehnya.

Simon menoleh untuk melihat kearah sosok berjubah dihadapannya, bersamaan dengan itu satu persatu suara gemerisik yang beberapa saat lalu menarik perhatian Simon secara berharap mulai terdengar dari titik yang sebelumnya Simon perhatikan.

"Kami disini tuan." Suara pelan penuh nada hormat terdengar mengalun, berasal dari salah satu sosok yang kini tampak muncul disekitar Simon dan juga pria berjubah yang bersamanya.

Sosok yang bersama Simon mengangguk ringan sebagai tanggapan.

Berbalik untuk menatap Simon dengan seulas senyum diwajahnya, mata merah darah itu tampak bersinar ditengah kegelapan.

"Aku datang membawa beberapa bantuan, karena aku telah menduga jika kau akan kehilangan para pasukanmu dalam tugas kali ini." Sosok itu berucap.

Menyentil satu topik yang masih begitu sensitif bagi Simon, yang belum genap dua puluh empat jam kehilangan keseluruhan dari pasukannya.

Namun meski begitu, Simon hanya terdiam. Seolah sama sekali tidak mampu untuk menimpali ucapan sosok berjubah itu.

Matanya secara aktif menganalisis sekumpulan orang orang disekitarnya.

Berjumlah sekitar lima belas orang, berpakaian hitam dari ujung kaki sampai ujung kepala, serta membawa masing masing senjata ditangan mereka.

Meski dalam kegelapan Simon bisa langsung menduga siapa yang pria berjubah itu bawa.

FIELD OF DAISIES Where stories live. Discover now