Bab 24. Perpisahan

236 27 0
                                    

Matahari bersinar dengan warna jingga yang indah, menghiasi permukaan langit dengan biasan cahaya yang menerpa setiap hal yang ia sinari.

Warna jingga yang tampak sangat cantik ditempat yang tak kalah menenangkan.

Namun sayang, pemandangan mempesona itu adalah yang terakhir yang bisa dinikmati ditempat ini sebelum untuk kedepannya akan benar benar ditinggalkan.

Kyle, menatap cahaya jingga yang menyinari rumah batu yang selama beberapa hari terakhir memberinya kesenangan dan juga rasa damai yang tidak akan pernah ia lupakan.

Meski ia sendiri tak tahu apakah ia akan bisa berkunjung kembali kerumah ini dimasa depan.

Namun lingkungan yang begitu tenang dan damai, memang tampaknya memiliki tenggat waktu kapan itu akan berakhir.

Dan inilah waktunya.

Mereka memutuskan untuk meninggalkan tempat ini hari ini juga, mengingat bahaya yang bisa saja mengintai akibat hilangnya pembatas yang sebelumnya melindungi tempat ini.

Dan Liliana, gadis itu menyetujui gagasan itu meski sempat berpikir cukup lama.

Kyle menghela nafas berat, menatap rumah serta lingkungan yang telah akrab dipenglihatan nya itu penuh nostalgia serta penyesalan.

Benar benar tak rela untuk meninggalkan lingkungan yang sebegitu hangat ini.

"Apakah pria itu benar benar pergi?" Tanya Asher kearah pria itu.

Kyle menghela nafas, berbalik dan menatap sang kapten yang tengah bersandar malas di dahan pohon tak jauh.

"Ya kapten, tidak ada tanda tanda keberadaan Simon disekitar hutan setelah tadi malam." Jawab Kyle patuh.

Namun raut wajahnya tampak masih belum pulih sepenuhnya.

Asher mengernyitkan dahi.

"Berhentilah meratap." tajam Asher.

Membuat Kyle seketika terkesiap.

"Tempat ini tidak akan sama lagi seperti sebelumnya." Asher turut melihat kearah rumah batu yang sebelumnya dilihat Kyle.

"Pembatas yang sebelumnya melindungi tempat ini telah hancur, hanya tinggal menunggu waktu sampai binatang buas yang berada di bagian lain hutan memasuki tempat ini." jelas Asher, matanya secara bertahap bergerak memindai sekeliling sebelum kemudian terfokus pada satu titik.

Dan pada saat itulah Kyle juga akhirnya tersadar.

Benar apa yang dikatakan Asher, entah seindah apapun tempat ini sebelumnya. Kini yang menunggu mereka jika berada ditempat ini hanyalah bahaya, mengingat apa yang dikatakan Asher. Berbagai macam hewan buas sebelumnya menghuni bagian luar hutan ini, maka dari itu. Tidak menutup kemungkinan jika para binatang buas itu pada akhirnya akan bisa memasuki kawasan hutan ini, yang dimana tidak lagi terlindung oleh sihir.

"Itulah mengapa nona Greta mengatakan untuk membawa Liliana pergi, tempat ini.. Tidak lagi aman untuk ditinggali." gumam Kyle.

Asher tampak sedikit termenung begitu mendengar Kyle mengucapkan kata kata itu, ia seolah mengingat isi surat yang diberikan Greta padanya. Yang tentu saja tidak ia beberkan pada siapapun, entah itu Kyle maupun Liliana.

"Tapi kapten." Kyle kembali menginterupsi Asher.

"Mengenai rambut Lily, apakah kau yakin itu akan baik baik saja?" Tanya nya.

Asher terdiam, ia bukan tidak mendengar mitos yang hingga saat ini masih dianut oleh masyarakat kekaisaran.

"Kupikir.. Itu tidak mungkin palsu bukan?" Tanya Kyle kembali.

FIELD OF DAISIES Where stories live. Discover now