Bab 25. Perjalanan

198 24 15
                                    

Langkah kaki beriringan itu berderap ditengah hutan yang tampak gelap dengan penerangan yang sangat minim, tiga sosok tampak berjalan dengan tatapan penuh waspada. Kyle mengedar, menatap sekeliling nya tajam.

Ia kembali kehutan ini setelah sempat memiiki kenangan yang cukup buruk yang ia alami sebelumnya, meski kurangnya kesan yang dimilikinya akibat kodisinya yang setengah sekarat saat itu.

Namun sedikitnya Kyle cukup mengingat beberapa hal yang ia alami sebelum kehilangan kesadaran sepenuhnya. Tatapannya berubah menajam, ia bergerak mendekat kearah Liliana. Membatasi ruang disekitar gadis itu yang berpotensi memiliki celah.

Sementara itu Liliana, gadis itu turut menatap hutan disekelilingnya. Tak bisa dipungkiri jika ia saat ini merasa takut hanya dengan melihat suasana yang begitu berbeda dengan kawasan hutan tempat sebelumnya ia tinggal.

Ini sangat gelap, berbeda dengan hutan hangat yang sebelumnya ia tinggali. Cahaya matahari bahkan tampaknya cukup sulit hanya untuk sekadar menjamah tempat ini, dilihat dari banyaknya tumbuhan asing dan juga beberapa hewan merayap kecil yang tampak menggeliat diatas tanah.

Ditambah, dibeberapa bagian hutan yang sempat tersentuh oleh tatapannya. Liliana bisa melihat sebuah bangkai hewan yang telah membusuk dengan bentuk yang sama sekali tidak bisa ia kenali.

Ia cukup syok akan hal itu.

"Lily, kau baik baik saja?" tanya Kyle begitu menyadari jika gadis didepannya tampak memiliki wajah yang semakin pucat.

Mengingat kondisi gadis itu yang masih belum pulih sepenuhnya, Kyle menaruh kekhawatiran yang cukup besar sepanjang perjalanan.

Dalam suasana hutan yang cukup sepi itu, suara Kyle terdengar sangat jelas. Membuat sosok tinggi berjubah yang berdiri didepan Liliana turut menoleh.

Liliana memeluk pisau milik greta erat, sedikit menoleh menatap Kyle. "Aku baik baik saja."

"Apa kau ingin beristirahat sebentar?"

Liliana menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Tanpa mereka sadari, langkah ketiganya juga turut terhenti begitu Kyle mengajukan pertanyaan pada Liliana.

"Terlebih kurasa tempat ini bukanlah tempat  yang tepat untuk beristirahat." Liliana berucap seraya kembali menatap sekeliling.

Menanggapi ucapan Liliana, kedua pemuda itu juga turut menatap sekeliling.

Aura tak mengenakan yang dirasakan didalam hutan ini terasa sangat pekat, seolah bahaya tengah secara diam diam mengincar mereka bertiga.

Suara gagak juga turut menambah suasana mencekam dan mengerikan didalam hutan.

Asher melirik sekitarnya dengan santai, melihat langit yang berangsur angsur berubah warna yang menandakan hari semakin gelap. Rasa waspadanya secara bertahap kian bertambah.

"Bergerak lebih cepat." ucapnya memberi instruksi pada Kyle dan Liliana.

Keduanya menyadari perubahan halus pada emosi Asher, membuat mereka juga tidak membuang waktu lebih lama untuk segera mulai berjalan kembali.

Mereka bergerak terkoordinasi dengan sangat baik, melindungi Liliana dari arah depan dan belakang.

Menjaga gadis itu dari segala sisi yang berpotensi membawa ancaman.

Perjalanan mereka terhitung cukup lancar untuk beberapa langkah selanjutnya, sebelum mendadak Asher berhenti tanpa peringatan.

Liliana menatap punggung pemuda dihadapannya dengan heran sekaligus penuh waspada.

"Ada ap–"

Belum sempat Liliana bertanya apa yang terjadi, Asher telah lebih dulu berbalik. Tatapan kedanyabertemu secara tiba tiba.

FIELD OF DAISIES Where stories live. Discover now