Bab 3. Dua Sisi

507 43 1
                                    

Untuk kesekian kalinya, seperti kebiasaan Liliana setiap hari. Ia akan berkelana disekitar hutan untuk mencari beberapa tanaman herbal untuk mengasah kemampuan membuat ramuan yang diajarkan Greta padanya.

Dengan sesekali melipir untuk memetik buah buahan segar, atau bermain dengan beberapa hewan kecil.

Keseharian Liliana terasa begitu santai dan damai, seperti saat ini.

Liliana berjalan dengan keranjang anyaman yang ia bawa, menelaah disekitar hutan yang berdekatan dengan danau tempat biasa ia bersantai sore dengan Greta.

Dibahunya bertengger seekor burung kenari kecil berwarna kuning, berkicau dengan halus dan merdu.

"Apa lagi yang kuperlukan?" Gumamnya, merogoh kedalam keranjang anyaman. Mengeluarkan secarik kertas kecil berisi catatan tumbuhan herbal apa saja yang perlu ia temukan.

"Kupikir sudah semuanya." Liliana mengangguk lalu menyimpan catatan kecil itu kembali kedalam keranjang.

Burung kenari dibahunya berkicau pelan tepat disamping telinga Liliana, seolah memberitahunya sesuatu.

"Hm?" Liliana mendengarkan dengan seksama sebelum kemudian tersadar.

"Ah benar, itu lagi lagi hampir terlupakan. Terima kasih kawan kecil." Liliana tersenyum, dan mengelus bulu halus burung kecil itu.

Ia beranjak kembali meninggalkan daerah sekitar danau, berjalan menjauh menuju tempat dimana ia melupakan sesuatu.

Dari kejauhan, Liliana bisa melihat sebuah pohon berukuran sedang. Berdiri dengan kokoh diantara jajaran pohon lainnya.

Penampakan buah berwarna merah dibeberapa bagian ranting pohon itu berhasil menggoda penglihatan Liliana meski dari jarak jauh.

Ia berlari kecil menghampiri pohon buah apel itu dengan gembira.

"Aku selalu lupa untuk datang ketempat ini lagi, ini matang dengan sangat baik. Bahkan lebih baik dari musim semi tahun lalu." ucapnya seraya tersenyum.

Mengulurkan tangan dan memetik buah apel yang berjarak tak terlalu tinggi, mengusapnya beberapa kali. Membuat tampilan apel berwarna merah itu tampak mengkilap dengan menggoda.

"Aku akan memetik beberapa untuk bibi Greta." Liliana bergerak memetik beberapa buah apel lainnya dan memasukkannya kedalam keranjang.

Dengan burung kenari sebagai penuntun untuk memilih buah apel terbaik, Liliana bersenang senang memetik buah segar ditengah hutan.

Setelah menimbang beberapa saat jumlah buah apel dikeranjangnya, Liliana mengangguk dengan puas.

"Kurasa sudah cukup untuk hari ini." ucap Liliana kearah burung kenari yang masih setia bertengger diatas bahunya.

Liliana mendengar burung kecil dibahunya berkicau pelan.

"Ada apa?" Liliana mendongak.

Melihat jika langit dari balik rindangnya dedaunan pepohonan mulai berwarna jingga, menandakan matahari sudah mulai terbenam.

"Ah, kurasa memang sudah waktunya untuk pulang. Bibi Greta akan cemas jika kita tidak pulang sebelum matahari terbenam." Liliana membereskan kembali bawaannya didalam keranjang, berbalik dan berjalan pergi.

Namun sesaat sebelum ia pergi, suara cicitan kecil menembus pendengaran tajam Liliana.

Ia menoleh kekanan dan kekiri, mencari asal suara cicitan kecil itu.

"Kau mendengarnya?" Tanya Liliana kearah burung kecil dibahunya.

Barung kecil itu berkicau menanggapi.

FIELD OF DAISIES Where stories live. Discover now