Gama mengeratkan pegangan pada kemudi mobil. Ia menoleh ke Alula dan Aruna secara bergantian. "Papi nggak cemburu kok," sahutnya berusaha tersenyum.

"Bilang nggak cemburu, tapi matanya melotot gitu ngelihatin Mami sama Om Abi."

Dari dalam mobil, Gama bisa melihat Abimana berpisah dengan Jenia. Terlihat Abimana berjalan ke sebuah mobil bewarna hitam dan Jenia berjalan ke arah mobilnya.

"Kok nggak bilang mau nyusulin ke sini?" tanya Jenia begitu membuka pintu mobil.

Alula segera turun dan berpindah ke kursi tengah bersama Aruna.

"Berencana ngasih kejutan," jawab Gama. "Lagian anak-anak kasihan. Mereka kelihatan bosen di rumah doang. Makanya aku ajak mereka buat jemput kamu. Sekalian kita makan malam di luar."

Jenia manggut-manggut. Ia segera memakai sabuk pengaman, sebelum mobil yang dikemudikan Gama mulai bergerak.

"Tadi Om Abi ngapain ke toko, Mi?" tanya Aruna.

"Om Abi lagi cari kado buat keponakannya."

"Papi cemburu lihat Mami ngobrol sama Om Abi," beritahu Alula.

Gama sontak terbatuk keras.

Jenia melirik Gama. Laki-laki itu terlihat salah tingkah. Tanpa sadar ia menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Telunjuknya menyentuh lengan atas Gama. "Cemburu, Mas?"

Gama melirik Jenia sekilas. "Siapa yang cemburu?!"

Jenia terkikik geli. "Udah tua, Mas. Nggak pantas banget cemburu-cemburu kayak gitu."

"Cemburu tanda cinta," sahut Gama pelan.

Jenia mencibir.

Setelah itu Gama dan Jenia sama-sama diam. Hanya si kembar yang sibuk berceloteh satu sama lain di kursi tengah.

"Kita mau makan malam dimana?" tanya Jenia, membuat dua anaknya berhenti mengobrol.

"Mau makan udon!" seru Alula semangat.

"Wah, udon. Aku juga mau!" seru Aruna juga.

Tatapan Gama tertuju pada spion tengah, melihat dua anaknya yang antusias. Lalu, ia berganti melirik Jenia. "Kamu setuju kalo kita makan udon?" tanyanya.

Jenia yang merasa pertanyaan itu ditujukan untuknya, ia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Oke, sesuai dengan request dua princess-nya Papi, malam ini kita makan udon."

"Yeah!" pekik Alula dan Aruna bersamaan.

***

Selesai makan malam, Gama mengantar Jenia dan anak-anaknya untuk pulang. Mungkin karena kelelahan, sepanjang jalan Alula dan Aruna tidur di dalam mobil. Begitu sampai di rumah, Alula dan Aruna secara bergantian memeluk dan mencium pipi Gama sebelum masuk ke kamar untuk tidur.

"Ngapain aja hari ini?" tanya Gama begitu Jenia meletakkan sebuah cangkir di atas meja. Kemudian perempuan itu duduk di single sofa yang tak jauh darinya.

Jenia membenarkan ikatan rambut yang mulai longgar. "Pusing aku tuh. Ada seleb tiktok yang bikin ulah. Padahal timku udah bayar dia untuk video endorsement, tapi sama dia nggak dikerjain. Udah dikasih kelonggaran, masih aja nggak dikerjain. Ujung-ujungnya dia playing victim dan bilang kalo brand aku nipu. Akhirnya timku ngelakuin klarifikasi dan ngeluarin semua bukti. Ternyata, si seleb tiktok itu emang trouble maker. Dia bermasalah sama banyak brand."

Gama mengulum senyum. Ia bertanya satu kalimat, tapi dijawab panjang dan lebar. "Terus?"

"Terus ada masalah juga sama aplikasi. Timku udah susah payah live di tanggal kembar sampai dapat ratusan orderan, tapi pesanannya tiba-tiba hilang gitu aja."

Not Finished Yet [Completed]Where stories live. Discover now