12. Tanda Terimakasih

292 64 5
                                    

Happy Reading 📖
-------------------

Kesalahan apa yang Rose sudah perbuat di kehidupan sebelumnya sehingga dia harus dihadapkan dengan hal seperti sekarang? Yaitu harus berurusan dengan kerumunan fans Jeffrey.

Ingin mundur tapi sudah terlanjur.

Tidak apalah. Sekali ini saja. Anggap Rose sedang panen pahala menolong orang.

Akhirnya meskipun gugup dengan tangan bergetar, Rose berusaha senatural mungkin mendekat dan sok sibuk membuka unit miliknya.

"Kalian cari siapa ya?" Ucap Rose sembari menoleh berhasil membuat suasana riuh menjadi sunyi dan mengundang semua mata tertuju padanya. Lagi dan lagi Rose harus meneguk ludahnya kasar.

Kenapa tatapannya pada setajam silet? Mana pada melotot begitu lagi. Gak takut bola matanya keluar apa?

Salah seorang dari mereka yang masih memakai seragam sekolah SMA tiba-tiba mendekat dan bertanya dengan tangan yang terlipat di dada, "Kak Jeffrey mana?"

Waduh songong kali!

Mau bertanya apa ngajak gelud? Tidak ada sopan-sopannya ya:)

"Jeffrey? Jeffrey siapa?" Sahut Rose mengerutkan dahi.

"Kak Jeffrey. Kak Jeffrey tinggal di sini kan? Unit 114."

Rose sedikit melirik kearah unit seberang yang ditunjuk oleh orang itu. Lantas Rose menggeleng seolah tidak tahu.

"Jeffrey? Perasaan gak ada yang namanya Jeffrey disini. Unit sebelah itu udah lama kosong. Kalaupun ada isinya mungkin tuyul."

Kerumunan yang semuanya adalah kaum hawa kurang lebih sebanyak empat puluh kepala dengan dandanan menor itupun saling berbisik. Entah apa yang mereka bicarakan, Rose tidak begitu perduli.

"Tante yakin unit itu gak ada penghuninya? Gak bohong kan buat nyembunyiin Kak Jeffrey?"

Buset dah! Apa Rose setua itu sampai dipanggil demikian? Mengamati penampilannya, normal-normal saja seperti orang kuliahan pada umumnya. Memang dasar kurang ajar anak sekolah zaman sekarang!

Sabar Rose...demi ketentraman hidupmu jangan diambil hati dan jangan juga digampar:)

"Iya. Buat apa juga saya harus bohong. Kurang kerjaan banget. Lagian kalian dapet info darimana artis kayak Jeffrey itu tinggal disini? Ini tuh apartement murah, yakali dia mau tinggal di tempat kecil begini."

"Bener juga." Celetuk salah seorang dari mereka yang berhasil membuat Rose tersenyum samar.




Iya iya please percaya aja dan segera pergi dari sini adik-adik!




"Ya udah girls kita cabut. Ckk! Informan penipu, abis uang jajan kita buat bayar dia!" Sepertinya gadis SMA dengan tampang songong itu adalah ketuanya. Terlihat bagaimana massa mulai bersiap meninggalkan tempat.

Namun sebelum itu Rose dibuat tegang karena gadis itu kembali mendekat dan memberikan tatapan mematikan, "Awas aja ya kalau Tante bohong. Tante orang pertama yang bakal kami cari!"

Mereka akhirnya benar-benar pergi, turun dengan lift secara teratur.

Setelah keadaan dirasa aman barulah Rose mendatangi Jeffrey yang masih bersembunyi.

"Mereka udah pergi?" Tanya Jeffrey was-was dan dibalas anggukan oleh Rose.

Jujur saja Jeffrey masih merasa takut. Alhasil pria itu terus celingak-celinguk memastikan bahwa para betina itu sudah tidak ada lagi di depan unitnya.

"Makasih ya Rose. Gue gak tau bakal sampai kapan di tempat tadi kalau gak ada lo." Ucap Jeffrey lega dan kini benar-benar tulus. Senyum yang Jeffrey berikan tidaklah tengil seperti sebelum-sebelumnya.

SekuterWhere stories live. Discover now