0. Intro

886 100 7
                                    


"KAK JEFFREY YA AMPUN GANTENGNYA!!!"

"KAK MINTA FOTO DONG!!!"

"KAK JEFFREY DISURUH PULANG SAMA MAMA MAU DIJADIIN MANTU!!!"

"SUAMIKU...ASTAGA GANTENG BANGET!!!"

"KAK JEFREYYYY AAAAAKH!!!"

Tiada hari tanpa mendengar jeritan para kaum hawa yang terus mengelu-elukan sosok aktor muda tampan yang kini namanya tengah naik daun tersebut. Dia Jeffrey Alatas, di usianya yang masih muda yakni 23 tahun, Jeffrey telah mencapai kesuksesannya. Namanya seolah melesat ke angkasa setelah menjadi pemeran utama dalam salah satu film populer ditambah lagi dengan prestasinya sebagai best actor of the year.

Wajah, tidak usah diragukan lagi. Anak tunggal dari aktris senior tidak lain Stefania Alatas itu seolah menyihir mata setiap orang yang melihatnya.

"Gila lah Jeff, fans lo barbar banget. Hari ini mereka hampir ngerusakin pintu masuk agensi."

Jeffrey yang mendengar hal tersebut lantas tersenyum sombong sambil membenarkan letak kacamatanya, "Yah mau gimana lagi? Resiko orang ganteng ya emang begitu."

Jonathan, selaku asisten Jeffrey merotasikan bola matanya malas seolah sudah mengerti tingkat kenarsisan akut dari bosnya itu. Mengenal Jeffrey setahun belakangan rasanya sudah cukup bagi lelaki yang akrab disapa Bang Jo tersebut untuk mengetahui karakter dari anak tunggal keluarga Alatas.

"Iyain biar cepet."

Tidak ada obrolan lagi setelah itu. Jonathan tengah sibuk merapikan barang-barang bawaan untuk keperluan jadwal selanjutnya, sementara Jeffrey sendiri memilih untuk membuka akun instagramnya yang tidak pernah sepi akan komentar pujian dari gadis perawan yang haus akan belaian.

Ruangan dalam kantor agensi yang memang khusus didedikasikan untuk aktor muda tersebut nampak sepi. Hanya kedua bujang itulah yang berada disana masih berkutat dengan kegiatan masing-masing. Jam pun telah menunjukkan pukul dua siang dimana Jakarta sedang panas-panasnya ditambah lagi saat itu adalah waktu mengantuk bagi kebanyakan orang.

"YA AMPUN BANG JO!"

Teriakan Jeffrey berhasil membuat Jonathan terkejut bukan main. Dengan tergesa pria tinggi itu langsung menghampirinya takut terjadi sesuatu, "Kenapa Jeff kenapa?"

Jeffrey yang sedari tadi memegang ponselnya pun masih dengan ekspresi kaget ditambah lagi mata yang membulat sempurna.

"Bang coba liat nih!" Ujar Jeffrey meminta Jonathan agar fokus dengan apa yang dia ingin perlihatkan pada benda pipih tersebut, "Gimana bisa ada manusia yang diciptakan seganteng gue sih Bang? Ya ampun, coba liat pahatannya beuh cakep banget!"

Sontak setelah mengetahui apa yang baru saja diperlihatkan yakni foto selfie Jeffrey sendiri, Jonathan lantas menampilkan wajah datar. Rasanya sangat menyesal menghampiri Jeffrey, lihat waktunya jadi terbuang bercuma hanya untuk kenarsisan pria itu.

"Sekali lagi lo ngomongin hal gak berguna gue bogem ya!"

Jeffrey mengangkat bahu acuh tidak perduli dan memilih melanjutkan aktifitasnya memperhatikan foto tersebut dan kembali memuji diri sendiri.

"Disini kalian ternyata. Dari tadi gue cariin juga."

Tidak selang beberapa lama, pintu terbuka dan kedua pria itu langsung mengarahkan mata ke satu objek. Disana sudah berdiri Ruby yang tak lain adalah manager Jeffrey tengah berkacak pinggang. Kalau sudah begini pasti perempuan itu akan mengomeli Jeffrey lagi.

"Kan emang dari tadi kita disini. Lo nya aja kali Mbak yang hilang entah kemana." Sahut Jeffrey santai.

"Heh bego! Gue kan udah bilang suruh tunggu di mobil. Lo pada ngapain masih disini? Ayo cepetan, sejam lagi kita ada fanmeet."

SekuterWhere stories live. Discover now