9. Lawan Tangguh

307 70 5
                                    

Happy Reading 📖
------------------

"SUMPAH YA ANJIR BANGET TUH ORANG!!!"

Malam ini Rose harus sendirian karena Reno memilih untuk menginap di kos temannya karena kerja kelompok. Mahasiswa baru seperti Reno memang tengah dipusingkan dengan tugas yang menumpuk dari dosen.

Dan bukannya mendapat ketenangan karena Rose tengah mengambil video untuk review skincare terbaru, gadis itu dibuat kesal karena tetangga sebelah tiba-tiba memutar musik koplo kelewat kencang sampai menembus tembok kamarnya.

Selain Rose tidak bisa berkonsentrasi, suara itu juga ikut terekam di video yang tengah Rose buat. Ngeselin banget emang!

Padahal Jeffrey baru terhitung seminggu tinggal disini, akan tetapi pria itu berhasil membuat kepala Rose mau pecah. Belum lagi gendang telinganya yang mendadak pengang karena oknum tersebut.

Tidak ada Reno yang bisa dimintai tolong untuk menegur ke sebelah, akhirnya Rose mengesampingkan gengsi. Gadis itu menekan bel unit Jeffrey berkali-kali sampai sang pemilik keluar menyapanya.

"Ehh tetangga. Tumben kesini." Ujar Jeffrey tentu dengan wajah ganteng dan kerlingan maut minta digaruk.

Tidak menghiraukan basa-basi itu Rose langsung mengeluarkan protesannya, "Musik yang lo setel kekencengan. Tolong dikecilin."

"Eh iya kah? Sorry sorry sorry. Gue gak tau. Sebentar ya."

Tidak butuh waktu lama Jeffrey pun kembali setelah mengecilkan volume speakernya.

"Udah. Adalagi cantik?"

Rose merotasikan mata malas, "Gak ada."

"Mau ngopi dulu mungkin?"

"Gak, makasih."

Tidak ingin berurusan lebih lama dengan Jeffrey, gadis itupun kembali ke unitnya tanpa pamit. Meninggalkan Jeffrey yang baru saja hendak membuka mulut untuk mencari topik obrolan yang lain.

Niat untuk merekam video kembali dilakukan. Selesai dengan angel yang pas, Rose bersiap untuk melanjutkan aktivitas. Namun sedetik kemudian semua urung untuk dilakukan karena suara musik itu terdengar lagi, bahkan lebih nyaring dari sebelumnya.

Dan untuk kedua kalinya Rose memencet bel Jeffrey kembali.

"Heh Bang Jali, budeg ya? Gue kan udah bilang kecilin. Kenapa malah makin kenceng?"

"Setelah gue pikir-pikir lagi ya Rose, perasaan yang lain biasa aja tuh. Gak ada yang complain." Ujar Jeffrey enteng.

"Tapi lo ganggu kerjaan gue."

Jeffrey pun menikkan alis seraya tersenyum congkak, "Emang gue perduli?"


Wah, benar-benar minta ditimpuk pakai panci nih orang!

Sabar Rose...orang sabar disayang Kak Devan:)


"Kecilin gak!"

"Gak mau."

"Gue laporin satpam ya!"

"Gak takut. Wlee..." Jeffrey memeletkan lidah sebelum menutup pintu.

Kekesalan Rose kini sudah mencapai ubun-ubun. Kalau begini memang harus pakai cara kekerasan.

Tangan yang terkepal bukan memencet bel lagi akan tetapi mengetuk pintu itu dengan keras dan kasar menimbulkan keributan lebih dari suara speaker.

"Pelan-pelan dong. Pintunya ntar ru-EH MAU NGAPAIN?"

Tanpa izin Rose melenggang masuk ke unit Jeffrey dan menemukan sumber peningnya. Speaker segede gaban di samping televisi menjadi sasaran kebrutalan. Kabelnya ditarik sampai putus sehingga suara musik itu akhirnya tidak terdengar lagi.

"Lo apa-apaan sih?!" Jerit Jeffrey tidak terima.

Ya sebenarnya masih mending sih kabelnya hanya Rose cabut, daripada tuh speaker di lempar dari lantai sebelas kan bisa berabe.

"Sekali lagi gue denger musik kayak tadi, gue bakal spill ke social media kalau lo tinggal disini!"

"Emang lo berani?" Tanya Jeffrey tidak yakin seolah menantang Rose untuk melakukan hal yang lebih gila.

Gadis itu memasang senyum miring sama seperti sebelumnya. Jeffrey mendadak merinding begitu Rose menarik kaosnya hingga jarak kedua wajah mereka sekarang begitu dekat.

"Gue gak pernah takut. Mau dibuktiin sekarang?"

Jeffrey meneguk ludah kasar. Sepertinya mengerjai Rose sedari awal adalah rencana yang buruk.

*****

Hening.

Setelah mendapat ancaman, Rose bisa bekerja dengan tenang. Tidak ada lagi suara mengganggu yang tetangga sebelah timbulkan.

Kalau begini kan enak.

Mengetahui Rose yang bisa melanjutkan kegiatannya kembali, mari bergeser ke sebelah dimana Jeffrey dengan wajah dongkol malah melakukan video call dengan Jonathan. Asistennya itu tidak dapat menahan tawa begitu mendapati muka kusut dengan dahi Jeffrey yang membiru, sepertinya baru.

"Abis kejedot dimana lo?"

Jeffrey berdecak mengelus dahi. Tadi sebelum pergi Rose menghadiahkan tabokan yang sangat kencang sehingga dahinya benjol dan berwarna kebiruan. Sudah gemes Rose tuh!

Bukan hanya itu, selain akan menyebarkan alamat tempat tinggal, Rose juga mengancam akan melakukan hal yang lebih ekstrim dari sekedar menabok apabila kembali mendengar musik koplo dari unit Jeffrey.

Padahal koplo tuh enak ya buat meredakan stres, tapi Jeffrey malah berakhir mengenaskan.

Memang sudah gila perempuan yang tinggal di sampingnya itu!

"Bang, gue mau nuntut tuh cewek bengis. Kira-kira pasal apa yang bisa jerat dia? Terus berapa tahun penjara yang bakal dia dapet?" Tanya Jeffrey begitu menggebu.

"Emang mau nuntut perihal apa?"

"Kekerasan dalam bertetangga! Ini sakit banget tau!"

Jonathan merespon dengan tawa yang semakin menggelegar. Ternyata Rose memang selangka itu. Ingatkan Jonathan untuk sungkem pada gadis itu nanti karena berhasil menjadi lawan yang tangguh untuk Jeffrey.

"Bisa aja sih. Tapi lo harus terima konsekuensinya kalau nanti berita ngulas seorang Jeffrey Alatas yang katanya rajin nge-gym tiga kali seminggu kalah sama cewek ringkih yang bobotnya aja kurang dari empat puluh lima kilo."

Bercuma saja cerita ke Jonathan. Bukannya mendapatkan pembelaan, Jeffrey malah dibuat semakin dongkol.

"Ckk! Kalau bukan cewek udah gue bales tuh orang!"

"Alahh kecoa lewat aja lo masih minta Ruby yang atasin, malah sok-sokan mau bales si Rose." Cibir Jonathan tepat sasaran.

"Hush! Jangan kenceng-kenceng. Nanti cewek bengis denger!"

Saat ini pria itu tengah berdiri di balkon sembari sesekali menoleh ke seberang dimana unit Rose berada. Kan kalau Rose sampai dengar bisa jatuh martabat aktor tampan seperti Jeffrey.

"Kalau gak mau semakin jadi masalah makanya jangan banyak tingkah. Sekarang obatin tuh jidat. Kalau sampai berbekas yang ada lo bakal diomelin Ruby. Ingat, minggu depan udah mulai syuting."

"Iya bawel!"

Jeffrey lantas mematikan panggilan begitu saja, sangat jengah mendengar ceramah dari Jonathan.

TBC

----------------------
Don't forget to vomment 👉🌟🌟🌟
See you next chap👋


SekuterKde žijí příběhy. Začni objevovat