"mas Ares, itu... Anu..." Damar yang tengah menghadap Ares berujar ragu dan putus-putus saat memindai kondisi pria itu yang nampaknya tidak dalam mood baik.

"Itu-"

"ck, ngomong yang jelas!" sahut Ares ketus karena Damar terus mengucapkan hal yang tidak jelas.

Sementara Damar sendiri hanya bisa mengelus dada, cukup kaget akan nada Ares yang tidak bersahabat.

Semenjak ia menceritakan apa yang terjadi waktu itu, Damar berubah menjadi muram seperti saat ini.

Kalau bukan karena kejadian ini, Ares tidak akan tahu jika atasannya ini bisa berubah mood seperti sekarang. Ia kira Ares adalah orang yang akan terus bersikap santai dalam menghadapi berbagai macam situasi.

Karena selama bergabung disini, sekalipun pria ini berselisih dalam hal pekerjaan, setelahnya Ares tetap bersikap santai seperti biasa, seolah tidak begitu mengambil hati terkait apa yang terjadi.

Berbagai kesalahan dari staff dibawahnya pun masih bisa ditangani pria itu dengan tenang dan kepala dingin. Itulah salah satu aspek yang membuat Ares menjadi Favorit mereka.

Dan image itu sangat berbanding terbalik dengan aura yang sekarang pria itu keluarkan. Padahal jika dikulik lagi, hal itu bukanlah kesalahan Damar, melainkan kesalahan pria itu sendiri. Iya kan?.

Dibilang tidak punya hubungan akan tetapi Ares sampai kelimpungan seperti ini. Tapi... dibilang memiliki hubungan, kemarin atasannya ini memang benar-benar keluar dengan gadis lain dan Damar yakin gadis itulah yang kini ada diluar dan meminta untuk bertemu.

"Ada yang pengen ketemu, mas" ucap Damar akhirnya.

"kalo gak penting mending gak usah" Ares menjawab tak acuh.

"atas nama Aurel katanya mas"

Ares mengangkat pandangannya dari komputer dan menatap Damar lurus hingga membuat pria itu gelagapan.

Ares menghela napas berat dan mengurut pelipisnya yang terasa pusing.

Jujur saja dalam suasana hati yang seperti ini, Ares memang tidak mengharapkan gangguan dari siapapun. Pikirannya sekarang benar-benar tidak berada ditempat.

Namun karena tidak tega dan demi kesopanan, ia akan menerima gadis itu sebentar. Dan lagi, ada apa pula Aurel sampai datang menemuinya ke kantornya seperti ini?.

"suruh masuk aja" ucap Ares masih memijat pelipisnya.

Damar mengangguk paham kemudian keluar dan membiarkan gadis bernama Aurel itu masuk kedalam ruangan Ares.

Ares memaksakan senyumnya saat gadis itu menyapa dengan senyum manisnya.

"Aku ganggu, ya?" tanya Aurel.

"Sorry ya, tadi kebetulan lewat jadi sekalian mau nengok kamu, apalagi beberapa hari ini kamu susah dihubungi"

Ares menipiskan bibirnya. Sebenarnya ia bukan susah dihubungi, beberapa hari ini Ares hanya terlampau malas menanggapi pesan-pesan yang masuk ke ponselnya.

"Sudah makan siang? Kalo belum kita makan didekat sini yuk! Kayaknya dibawah aku sempat liat tempat makan yang enak gitu" Aurel menatap penuh harap pada Ares yang sedari cukup pasif.

"Sorry, tapi aku udah makan dan kerjaan benar-benar gak bisa ditinggal" jawab pria itu beralasan.

"O-oh, kirain kamu lagi luang" ujar Citra gelagapan. Ia tak menyangka jika Ares akan langsung menolak ajakannya, karena selama ini pria itu selalu menanggapinya dengan senang hati.

My Short StoryWhere stories live. Discover now