Bukan Pemeran Utama (4)

27.6K 1.7K 131
                                    

.

.

.

Waktu seminggu terasa begitu cepat bagi Kania. Hari yang sangat ingin ia hindari akhirnya tiba, dimana saat ini ia dan yang lainnya akan menuju acara pertunangan Jefry.

Dan Kania masih tidak mengerti kenapa saat ini ia bisa berakhir di kursi depan, persis disamping Arjuna yang tengah serius menyetir.

Sementara Nilam dan Aldy yang ia bayangkan akan menemani pria itu didepan justru dengan kecepatan cahaya menempati kursi belakangan.

"mas Juna nyeremin tau sekarang, Na. Gue gak berani lagi sok asik sama dia" bisik Nilam kala Kania membujuknya untuk pindah tempat.

Begitu pula dengan Aldy yang tidak ingin beranjak dari tempatnya hingga membuat Kania menatapnya penuh permusuhan.

Pada akhirnya, gadis dengan rambut panjang terurai itu hanya bisa pasrah dengan nasibnya. Bahkan untuk menoleh saja Kania tak punya keberanian, kedua tangannya sedari tadi saling bertaut gugup.

"Kania keliatan agak beda gak sih?" celetuk Aldy tiba-tiba.

Pria itu memutuskan untuk melakukan sesuatu ditengah suasana sunyi yang mencekam mereka.

"jarang banget loh gue liat lo dandan gini. Asli! Pangling!" ujar Aldy makin semangat.

"ya kan? Harusnya dia make-upan gini terus, kelihatan lebih dewasa" Nilam juga ikut menimpali.

"apa sih!" sungut Kania kesal, ia berbalik dan menatap penuh peringatan pada Aldy. Gadis itu sadar jika dirinya tengah dijadikan sasaran sehingga dalam hatinya ia terus mengumpati Aldy.

"ck, gak percayaan. Gimana menurut mas Juna? Kania keliatan beda kan?" dan Aldy kian menjadi.

Saat mendengar pertanyaan itu, rasanya Kania ingin beralih kebelakang dan menjambak rambut keriting pria itu sekuat tenaga.

Tubuh Kania terasa menegang saat Arjuna seperti melirik kearahnya sekilas. Dalam hati ia berdoa agar Arjuna tidak menanggapi tingkah Aldy.

Namun harapan hanya tinggal harapan ketika Arjuna kemudian berujar tak terduga. "sama aja, tetep cantik"

Kania tidak bisa menahan wajahnya untuk tidak bersemu, ia benar-benar malu sekarang. Sementara dibelakang sana, Aldy dan Nilam yang sama terkejutnya akan jawaban Arjuna langsung melontarkan godaan.

"cieee, Kania"

"gak jelas lo!" balas Kania ditengah rasa malunya.

Arjuna yang melihat Kania kelimpungan akan godaan teman-temannya akhirnya mencoba mengalihkan pembicaraan.

Dan itu cukup berhasil, Kecuali Kania mereka semua terus mengobrol sepanjang perjalanan. Nilam dan Aldy sendiri berubah lebih santai karena Arjuna begitu aktif berbicara seperti biasanya. Pria itu sudah melunak, pikir mereka berdua.

Kania yang tak banyak bicara tentu tengah sibuk dengan pemikirannya sendiri. Arjuna bersikap aneh, itu yang dirasakannya.

Pada Nilam pria itu bersikap biasa saja, begitu pula sebaliknya. Dan itulah yang membuat Kania merasa makin aneh, interaksi keduanya tidak berkembang seperti yang ia harapkan.

Seolah mendukung pemekirannya tersebut, sepanjangan acara pertunangan Jefry berlangsung, Kania merasakan keanehan Arjuna semakin menjadi.

Sepanjang Kania mengenalnya, pria itu memang selalu bersikap baik dan manis, tapi kali ini terasa berbeda. Apalagi ditengah kondisi ia dan pria itu yang bisa dibilang sedang tidak baik-baik saja, Arjuna seolah mengabaikan hal tersebut.

My Short StoryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora