"Kira kira kapan mulai yah, aku tidak sabar"
Ucap Erine

"Mungkin tidak lama lagi mba Rin.."
Ucap Clara

"Sepertinya begitu, maaf sebaiknya panggil menggunakan nama saja, aku ngga sebegitu jauh umurnya darimu"

Sebagian dari lampu ruangan tiba tiba mati, beberapa lampu menyorot ke arah panggung utama

"Selamat malam para tamu undangan sekalian, saya Nadia, saya sebagai pembawa acara disini, saya ucapkan terkmakasih karena para bapak ibu meluangkan waktu kalian untuk datang ke acara kali ini, pertama tama saya akan membacakan susunan acara, yang pertama adalah sambutan, kedua adalah makan malam, ketiga adalah acara inti, dan keempat adalah penutup"
Ucap pembawa acara dari atas panggung

"Mmm jadi undangan makan malam ini ada maksud lain ya"
Ucap Clara

"Sepertinya begitu"
Jawab Erine

"Pertama tama saya sangat berterimakasih kepada para hadirin, kepada tamu spesial, saya meminta maaf sebesar besarnya bila terdapat kekurangan selama acara berlangsung atau ada hal-hal yang sekiranya tidak berkenan di hati ketika acara berlangsung"

Para pelayan klub itu datang ke masing masing meja, mereka memberikan hidangan makan malam itu ke setiap meja, hidangan yang mereka sajikan adalah daging Hanwoo atau Hanwoo Beef dan Satu botol Wine LeoStar

"Wahh ini pasti daging mahal ya.."
Ucap Erine

"Wah... daging Hanwoo.."
Ucap Clara

"Apa itu ra"

"Hanwoo Beef itu daging dari korea, beberapa orang bilang rasanya ga kalah dari Wagyu, beberapa juga bilang sebaliknya sih"

"Wahh.."
Ngga pake lama, Erine langsung menyantap daging itu, disusul oleh Clara dan Steven, mereka bertiga sangat menikmati hidangan yang klub itu berikan

"Kenapa kamu ngga makan Chii.. enak loh ini"
Tanya Erine

"Engga.. aku ga suka daging"

"Loh.. ada ya yang kaya gitu.."

Mereka bertiga akhirnya selesai memakan hidangan itu, namun Daniel dan Richi tidak memakan daging itu, mereka berdua tampak daritadi hanya mengamati para tamu undangan

Erine mengambil sebotol wine yang ada di meja itu, ia menuangkan ke gelas yang disediakan, lalu ia memberikannya kepada Richi

"Nih chii.. kamu haus kan?"

"Makasih"
Ucap Richi sembari menerima segelas wine yang Erine beri

"Mmm.. kamu melamun ya? Bukannya kamu ga suka minum wine"

...
Richi langsung menaruh segelas wine itu di meja

"Kamu lagi ngapain sih chii.. tegang amat kayanya.."
Tanya Erine

"Enggak.. aku cuma kebetulan ga suka daging aja"

Tap.. tap.. tap..
Seseorang menaiki panggung utama

"Baiklah para tamu undangan yang saya hormati, acara selanjutnya, adalah acara inti, disini kami akan mangobrol dengan tamu penting, mengenai uang dan bisnis, marilah kita sambut, Pak Paxton Hazberg, dia adalah pebisnis ternama di kota ini"

Tak lama kemudian, Mr Hazberg naik ke atas panggung, Mr Hazberg dan Nadia duduk di kursi atas panggung yang disediakan

"Baik, selamat malam pak Hazberg, gimana pak, tadi di jalan gimana"
Tanya Nadia

"Yah, seperti biasa sih, jalanan dekat sini selalu padat kendaraan, jadi tadi agak telat sedikit"

"Hehe.. bener pak jalanan disini emang agak padet.. baik pak, disini saya akan menyampaikan beberapa pertanyaan, yang pertama bagaimana tanggapan bapak mengenai kapitalis, apakah kapitalis itu baik atau buruk"

"Yah.. menurut pendapat saya sendiri sih, kapitalis itu baik bagi sebagian orang, karena apa, kita bisa menghasilkan keuntungan sebesar besarnya dengan modal sekecil kecilnya"

"Bagaimana tanggapan bapak tentang gaji kecil bagi para pekerja pabrik, sedangkan bapak adalah kapitalis itu sendiri"

"Yah.. kebanyakan orang ngga akan peduli gaji pekerja pabrik itu kecil, jika mereka protes, tinggal keluarkan saja dan masukkan tenaga kerja yang baru, sehingga kita gausah repot repot nanganin para aksi protes naik gaji..."

"Bukankah mereka juga ingin memenuhi kebutuhan mereka sendiri"

"Sejatinya mereka sendirilah yang membutuhkan kita para pengusaha, karena apa, mereka membutuhkan pekerjaan untuk menafkahi keluarganya, tidak peduli berapa gaji mereka, mereka akan bekerja kepada kita"

"Baiklah, bagaimana tanggapan bapak tentang orang-orang yang harus menggapai pendidikan tinggi demi sebuah pekerjaan yang mereka impi impikan"

"Sebenarnya para pengusaha ngga masalah dengan hal itu, karena semakin mereka menuntut ilmu, semakin mereka mengejar pendidikan, pada akhirnya mereka hanya menjadi pekerja dan penghasil uang bagi kami para pengusaha"

"Bagaimana tanggapan bapak tentang pendidikan saat ini"

"Beberapa pebisnis banyak yang menginvestasikan uangnya kedalam sekolah sekolah, tujuan mereka apa, dengan adanya sekolah, memungkinkan banyaknya calon pekerja di masa depan dan akan bekerja kepada kita"

"Bagaimana tanggapan bapak tentang adanya peraturan di sekolah?"

"Yah.. banyak sekali sekolah yang memiliki peraturan"

"Kira kira tujuan dari mereka membuat peraturan untuk apa pak?"

"Yah.. tujuan mereka membuat peraturan itu agar para siswa siswi dapat disiplin bukan?, para anak anak dibiasakan sejak kecil untuk mentaati peraturan yang ada di sekolah, agar para anak anak itu cenderung memiliki pemikiran untuk selalu mentaati dan selalu patuh, akhirnya apa? Mereka yang selalu patuh dan pintar, akan mudah mendapatkan pekerjaan yang mereka impikan, akhirnya apa? Para pengusaha lah yang semakin diuntungkan karena semakin banyaknya tenaga kerja"

"Jadi.. peraturan anak harus disiplin tepat waktu saat datang ke sekolah itu adalah hal yang dibiasakan sejak kecil untuk kehidupan kerja yang akn datang?"

"Benar sekali, coba saja jika disekolah tidak ada peraturan seperti itu, maka saat mereka beranjak dewasa dan bekerja, mereka tidak akan pernah disiplin saat bekerja, sistem pendidikan seperti ini sudah sangat lama digunakan, dan para guru juga biasanya tidak menyadari akan hal itu, jika mereka sadar, mereka akan berhenti menjadi guru."

"Jadi, peraturan peraturan seperti itu memang sudah direncanakan ya pak"

"Betul sekali"

Erine melihat ke arah Richi, Richi tampak hanya melamun, tidak mengucapkan sepatah kata pun

"Mm.. Richi?"

"Mungkin mas Richi ingin diam sebentar kak Rin"
Ucap Clara

———BERSAMBUNG———

WILDermWhere stories live. Discover now