Phase 3 ; Joong Neo - Stargazing

495 23 6
                                    

"Mas.."

Baru saja Mix keluar dari kamar Sea setelah berbincang seru mengenai rencana mereka besok hari. Sayangnya kini Mix tidak seantusias Sea yang menunggu hari esok, atau dirinya yang pagi ini sudah merencanakan semua rangkaian trip mereka.

Earth merentangkan tangan, mengundang Mix untuk hadir ke pelukannya. Rasanya masih sama seperti dulu, dimana Mix akan menghamburkan diri ke dekapan Earth saat suasana hatinya kacau atau lelah dengan dunia.

Begitu juga sebaliknya.

"Kamu kenapa?", adalah kalimat yang mampu membawa emosi Mix keluar dengan sendirinya.

Kalimat yang menenangkan sekaligus juga menyesakkan bagi Mix. "Mas kita belum pernah ngobrol lebih dalam soal Sea sama planning ke depan lo"

Earth melonggarkan pelukannya, ia berpikir sejenak untuk mengingat kembali terakhir kali mereka saling berbicara empat mata. "Terakhir waktu tahun lalu kamu pengabdian di desa ya?"

Ya, terakhir memang waktu permasalahan perselingkuhan antara Earth dengan New. Rasanya masih menyakitkan hingga sekarang, setiap kali Mix mengingatnya pengalamannya tidak menyenangkan.

Earth yang menyadari bahwa ia membawa kembali luka lama segera mencium bibir Mix lembut. Memberikan afeksi dan ketenangan agar tidak perlu khawatir mengenai apapun, "Mas selalu ada di sini untuk kamu dan Sea"

Mix tersenyum simpul, "Mas, bentar lagi aku udah pengabdian kampus lalu skripsi. Nanti setelah skripsi, aku magang", Mix menjeda seluruh rangkaian wajib yang harus ia lakukan selama beberapa bulan kedepan.

"Aku mau buka klinik sesuai dengan permintaan papa", selesai Mix.

Earth terdiam. Sebenarnya ia lebih ingin suaminya tidak perlu melakukan pekerjaan apapun. Semua kegiatan pekerjaan pasti akan membuatnya sangat lelah, terlebih ia harus membuka sebuah klinik dari awal. Persiapannya pasti tidak mudah.

"Mix gimana? Apakah kamu buka klinik hanya karena permintaan papa Nine?"

Mix terdiam. Itu alasan terbesarnya, ia tidak bisa berbohong. Selama ini dirinya memang ingin mempunyai klinik pribadi, sehingga saat Mix mempelajari tata cara perusahaan dan berbisnis dari perusahaannya tahun lalu, keputusan ini terbuat dengan bulat.

"Mix.. sekarang bukan cuma kita berdua lo"

Mix makin terdiam. Sea.

Sekarang ia juga memiliki Sea yang harus membutuhkan perawatan dan kasih sayang darinya. Jika Mix memutuskan untuk membuka klinik pastinya akan sangat sibuk dan membuat dirinya mungkin tidak memiliki banyak waktu untuk memantau pertumbuhan Sea.

Tetapi saat memikirkan Sea, wajah dua anak yang ia temui sore ini menjadi begitu nyata.

Ada perasaan berdebar yang kurang menyenangkan hingga rasanya ada gejolak dalam perut.

Sulit mendeskripsikan.

"Mas punya planning untuk tambah anak ga?"

Earth kini yang ganti terdiam. Semenjak mereka mengadopsi Sea, mungkin ini adalah hal yang seharusnya mereka bicarakan sejak awal sebelum benar-benar memutuskan untuk mengadopsi seorang anak. Seluruh kekacauan membuat mereka tidak bisa berbicara secara hati ke hati.

"Jujur dek, kalau mas bener-bener terserah sama kamu"

"Kalau mau dibilang memang beberapa bulan lalu mas bener-bener belajar menerima Sea sebagai bagian dari keluarga kita. Mas belajar dari a to z bagaimana cara menjadi seorang ayah. Kamu tau sendiri gimana kita berkali-kali jatuh bangun dan bersandar pada papa Ter dan Tee untuk semua masalah yang muncul"

Mix mengangguk setuju dengan semua yang sudah diutarakan Earth.

"Tapi namanya insting membuat kita lebih berani untuk menerima Sea"

Mix tersenyum dan memberikan hadiah kecupan pada bibir Earth. "Mas bener-bener serahin semua keputusan di kamu. Kamu punya hak soal anak, begitu juga mas. Namun kita harus paham, dimana kita punya hak tersebut maka ada tanggung jawab yang harus kita hadapi. Papa Ter selalu bilang, perkara anak tidak mudah."

Earth memberikan pendapatnya, kali ini Mix benar-benar mencerna kata-kata Earth. Selama ini dirinya selalu melihat Earth yang *complicated*, ternyata memang umur tidak bisa berbohong. Kedewasaan terkadang juga terikat dengan umur dan pola pikir seseorang, jangan lupakan wawasan yang juga masuk pengaruh.

"Untuk masalah finansial, mas ga pernah mempermasalahkan apapun kalau kamu mau tambah anak. Mas siap berapapun. Sekarang yang mas tanyakan adalah kamu, Mix"

Mix mengerutkan alisnya, "Mas juga siap ga?"

"Mas pernah ga sih ngerasa harus ada anak agar hubungan kita utuh?"

Earth memandang Mix heran, "Bagi mas mau ada atau enggak hubungan kita tetap utuh. Pun di kemudian hari kita juga akan ditinggal anak-anak" pernyataannya mengundang tanda tanya.

"Mix, apapun yang terjadi di depan kita ga boleh berharap apapun pada Sea"

"Kok gitu? Kan aku juga mau nanti Sea nerusin Nikko.co"

Earth menghela nafas, "Gimana kalau Sea ga suka? Gimana kalau selama ini dia tertekan untuk menjadi pewaris? Gimana kalau dia malah jadi benci sama kita karena mengatur hiudpnya?"

Kembali dan kembali lagi Mix memikirkan perkataan Earth. Padahal hal tersebut sudah pernah ia alami bersama dengan papa Nine. Hal itu terjadi pada saat Mix kelas 12, dimana dirinya harus memutuskan untuk mengambil jurusan perkuliahan.

Papa Nine memberitahu bahwa ia ingin Mix atau Chimon mengambil alih perusahaan. Saat itu Mix yang memiliki saham terbesar bersikukuh tidak ingin mengambil alih perusahaan karena memang dirinya tidak menyukai hal-hal bisnis. Ia berkata pada papa Nine akan mengambil kedokteran hewan dan mentransfer seluruh saham miliknya pada Chimon jika sudah cukup umur. Tapi hingga saat ini ia tidak pernah bertanya apakah Chimon mau meneruskan perusahaan papa. Rasanya sangat bersalah pada Chimon. Sepertinya memang dirinya punya sifat egois sejak dini.

Sayang sekali justru sekarang saham Mix ada pada Earth.

"Aku juga ga mau kalau Sea tersiksa", ujar Mix.

"Begitu juga jika besok kita memutuskan untuk punya anak selain Sea. Mas ga akan tau apa yang terjadi ke depannya, tapi jangan pernah menaruh harapan tinggi pada mereka"

"Sewajarnya saja. Biarkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan apa yang mereka inginkan"

"Bukan yang kita inginkan"

Kali ini Mix tidak tahan untuk meneteskan air mata. Setiap perkataan Earth sangat mirip dengan papa Nine sewaktu dirinya yang memutuskan untuk memperbolehkan Mix mengambil jurusan kedokteran hewan.

"Mix"

Cukup lama Earth menunggu Mix yang sedang emosional, sehingga butuh waktu untuk menenangkan dirinya sendiri. "Setiap harinya, mas akan terus belajar dan belajar bagaimana menjadi suami, ayah juga partner yang baik untuk kamu dan Sea"

Di tengah-tengan rasa emosional Mix, ia kembali bernostalgia dengan apa yang terjadi di awal pernikahan mereka. Entah kenapa ia sangat berterima kasih pada First dan Khaotung yang memberikan semangat dan dorongan untuk membuka diri pada Earth.

"Mas.."

Sebenarnya Mix ingin mengutarakan sesuatu, tetapi ada banyak keraguan yang muncul dibenaknya. Tidak lain dan tidak bukan adalah dua wajah yang sore ini menyapa mereka bertiga, Joong dan Neo.

Ternyata tidak hanya Mix, Earth juga merasakan sesuatu yang harus diutarakan dengan kata-kata. Tetapi ia juga ragu dan memilih bungkam dengan senyuman tulus pada Mix.

Mereka berdua sama-sama memikirkan Joong dan Neo.

Anak yang penjual souvenir yang mereka temui sore ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 27 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

To Love With All Your Heart and Soul (EarthMix AU)Where stories live. Discover now