Phase 1 ; Let Me Down Slowly

609 46 0
                                    

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Mix meremas kuat jemarinya

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Mix meremas kuat jemarinya. Ia berharap kak Jo bisa menyetir lebih lama dari yang biasanya, memberikan waktu untuknya merangkai kata-kata. Ingatannya kembali ke dua hari setelah mereka menikah.

Masih begitu jelas bagaimana Earth tanpa suara membanting ponselnya yang kehabisan baterai saat pulang larut karena kegiatan ospek. Kali ini, ia tidak tau apa yang akan Earth lakukan. Baru beberapa menit lalu ia mulai membuat rencana untuk memulai semuanya dari awal. Namun rasanya kini semua isi kepalanya menguap begitu saja.

"Mix. Kita sudah sampai rumah"

Suara kak Jo menghantam dada Mix, tangannya kini sedikit bergetar karena mobil yang biasa Earth gunakan telah terparkir rapi di garasi rumah mereka. Cengkramannya kini beralih pada ponsel miliknya. Ia berharap tidak perlu lagi mengganti gawai yang belum berusia genap 2 bulan ini.

"Mix"

Tubuh Mix berdiri kaku setelah masuk ke ruang tamu yang terhubung langsung dengan ruang santai. Earth duduk di sofa menatap lekat televisi layar lebar, lebih tepatnya bayangan Mix yang terpancar di sana.

"Aku berniat untuk menginap di rumah First", sapa Mix dengan pernyataannya.

Earth berbalik menatap Mix yang masih mematung dari jarak yang cukup jauh. "Kenapa tidak memberitahu?"

"Kenapa gue harus dua kali kerja kalau lo tau semua kegiatan gue dari kak Jo?"

Mungkin efek dari dirinya yang habis menumpahkan semua keluh kesahnya pada First dan Khaotung, kini Mix punya keberanian untuk membalas pertanyaan Earth.

"Lo tau semua yang gue lakuin dari pagi buta sampe tengah malem. Bahkan, lu juga tau gue hari ini bakal nginep di rumah First"

Ada rasa sesak di dada Mix yang memaksa dirinya untuk tidak meluapkan semua emosinya. Entah mengapa, rasa bersalah karena tidak memberitahu Earth perihal dirinya yang akan menginap di rumah FIrst menjadi begitu ketara.

"Kamu bisa mengirim pesan singkat", kata Earth begitu tenang.

Mix terdiam. Kepalanya rasanya berdengung dengan semua hal yang ingin dia ungkapkan. Tetapi ucapan selanjutnya Earth membuat sesuatu dalam otaknya seperti terputus.

"Apa gunanya ponselmu?", ucapan Earth begitu dingin.

"GUNANYA GUE DI SINI JUGA APA!?"

Kali ini Mix yang membanting ponselnya. Earth terdiam, cukup terkejut dengan reaksi Mix yang menurutnya berlebihan.

"Sekali Earth. Sekali pun sejak kita pulang dari Jepang. Pernah lo sapa gue? Pernah kita ketemu walau di rumah?"

"Lo sadar, ini pertama kalinya kita ketemu setelah pulang dari Jepang!"

Suara Mix mulai bergetar, sekuat tenaga ia ingin menyelesaikan seluruh perkataannya sebelum ia kembali menangis. Si lawan bicara hanya duduk terdiam menatap Mix penuh tanya. Seolah tengah berpikir, mengapa ia begitu emosional hanya perkara izin.

"Kamu mabuk?", dengan santai Earth bertanya setelah melihat emosi Mix yang meledak.

"EARTH!", Mix berteriak frustrasi.

"Aku hanya bertanya, mengapa kamu tidak meminta ijin padaku untuk menginap"

"KARENA LO DAH TAU DARI KAK JO"

Kini teriakan Mix begitu keras. Mengeluarkan seluruh kemarahannya. Sayangnya tidak hanya kemarahannya, tetapi juga kesedihannya menghadapi Earth yang begitu sulit diajak berbicara juga turut serta keluar.

"Lo tau semua yang gue lakuin. Gue yang pulang malem dari kampus ga pernah sekali pun lo tanya. Kenapa sekarang setelah dua bulan gue cuma pengen nginep harus ijin sama lo?"

Mix menarik nafasnya, mencoba untuk tetap bisa mengungkapkan isi hatinya. "Sedikit pun gue ga pernah tau apa yang lo lakuin, tapi lo tau kegiatan gue di setiap detiknya"

"Apa yang kamu permasalahkan dari itu"

"SEMUA EARTH"

Tubuh Mix lelah, ia membiarkan dirinya untuk duduk di sofa samping Earth. Membiarkan dirinya meluapkan seluruh tangisnya menghadapi Earth sulit. "Earth. Gue sekarang suami lo. Status kita bukan hanya menikah, tapi gue sekarang.."

"juga keluarga lo"

Kali ini Mix mengulang kembali apa yang First sampaikan beberapa jam lalu. "Selama dua bulan ini, gue pikir suatu hari nanti akan pulang. Pulang ke rumah papa, dimana ada mama dan juga Chimon. Gue selalu berpikir kalau suatu hari semua akan berakhir, walau gue tau kalau sudah ga ada akhir buat kita"

Semakin lama perkataan Mix sedikit melantur dengan suaranya yang semakin serak dan parau. "Setiap hari, sesibuk apapun papa atau mama mereka tidak pernah lupa mengirim pesan. Kenapa sejak Mix menikah dan pindah tidak ada satu dari mereka yang bertanya kabar Mix"

"Kenapa cuma Chimon yang selalu ribut"

Semakin lama tangisannya Mix semakin mengecil menjadi sesegukan yang menyesakkan dadanya. Kepalanya mulai berdengung kencang akibat dari dirinya yang menangis dua kali hari ini. Ini pertama kalinya dalam dua bulan ini Earth melihat Mix yang begitu kacau. Mereka yang kacau.

Selama ini, pertengkaran kecil mereka hanya akan selesai dengan Mix yang tetap melakukan apapun yang Earth pinta. Earth menghela nafas, menunggu Mix yang masih sesegukan di sofa.

"Mix"

Earth mencoba untuk memanggilnya di tengah-tengah dirinya yang masih mencoba bergelud dengan sakit kepala dan dadanya yang sesak. Earth memikirkan kembali perkataan Mix, "Aku tidak paham dengan pernyataan keluarga"

"Selama ini, beginilah hubungan kami. Maksudku, aku dan kedua orangtuaku"

Tangis Mix mulai mereda, ia menatap Earth yang ternyata sejak tadi menatap dirinya lekat. "Aku tidak pernah berhubungan dengan hal seperti ini"

Pandangan Mix mulai berputar, samar-sama ia mendengar Earth berbicara namun tidak bisa menangkap apa yang sedang ia utarakan. "Earth. Sorr-"

Belum sempat Mix menyelesaikan ucapannya, pandangannya tiba-tiba menghitam. Ia kelelahan. Bukan hanya fisik yang seharian ini kuliah, rapat dan menangisi nasibnya, tapi juga mentalnya yang terjatuh.

"Mix!"

Earth yang menyadari Mix pingsan kebingungan, "Som, panggil dokter segera". Setelah menutup ponselnya, ia mengangkat Mix dari sofa. Earth menyadari satu hal, tubuh Mix ternyata lebih ringan dari yang ia bayangkan.

Untuk pertama kalinya, Mix berada di kamar Earth. Yang memang seharusnya menjadi kamar mereka berdua. Memorinya kembali pada satu minggu sebelum pernikahan. Ia mengingat dengan betul bagaimana personalia dan pesona Mix memikat matanya sejak pertama kali ia masuk ruangan.

Pada saat itu yang Earth tahu dua dari lelaki muda yang ada di depannya akan menjadi patner hidupnya. Namun ternyata, selama ini orangtuanya memiliki perhatian lebih pada Mix. Sejak pertemuan mereka, ia merasa Mix memang orang yang berbeda jauh dengannya.

Mix manis, penuh perhatian dan ceria. Earth pikir itulah yang membuat dia menyetujui untuk menghabiskan sisa hidupnya dengan Mix. Tetapi semenjak mereka menyiapkan pernikahan, hanya pertengkaran yang terjadi di antara mereka berdua. 

To Love With All Your Heart and Soul (EarthMix AU)Место, где живут истории. Откройте их для себя