"Mix?"

Luke kali ini bertanya pada Mix yang sejak tadi terdiam memasukan barang-barang keperluan pengabdian desa. "Kamu dari tadi diem, ga sakit kan?"

Sejak kejadian hari itu, Luke lebih berhati-hati dalam berbicara dan berinteraksi dengan Mix. Ia tidak lagi memberikan snack atau hadiah lainnya yang mengganggu Mix. Namun tidak dipungkiri bahwa dia masih memiliki rasa untuk Mix.

Mix menggeleng, "Gak kok kak"

"Habis ini rapat terakhir bisa pulang kok. Besok kita kan harus berangkat dari sini jam 3 pagi", ucap Luke disertai senyuman yang kemudian meninggalkan Mix.

Sebelum kembali ke sekretariat, Mix bertemu dengan Khaotung yang sedang membawa kardus materi. Mix mendekat, berniat ingin membantu, namun Khaotung mempercepat langkahnya, menerobos Mix yang mematung di sana.

"Haha", lelaki yang mematung itu terkekeh.

Bodohnya dirinya sekarang harus kehilangan seorang teman seperti Khaotung.

"Mix? Lu ada masalah ya sama Khaotung?"

Jan mengambil inisiasi untuk mengajak Mix yang sejak kemarin terdiam saat menyiapkan pengabdian. Aye yang berada agak jauh dari tempat mereka duduk ikut mendekat. Para gadis membutuhkan gosip sedap. "First juga? Kayaknya kalian sedang terbagi menjadi dua kubu ya?", imbuh Aye.

"Biasanya kan kalian satu geng. Sekarang gue lebih sering ketemu lo sama Win dan si First sama Khaotung"

Mix hanya mengangguk, ia jujur tidak menyukai orang-orang yang menaruh perhatian pada dirinya dan teman-temannya. "Mix, kita bakal habisin waktu selama satu bulan lo. Baikan gih sama Khaotung. Masa iya kalian nanti serumah mau musuhan terus?"

Ciize memberikan pendapat yang sebenarnya ingin sekali Mix realisasikan. Tetapi sepertinya Khaotung tidak sependapat dengannya. Kini ia lebih dekat dengan teman-teman pria lainnya, sedangkan dirinya sekarang lebih banyak dekat dengan para gadis-gadis.

"GUYS! DONASI SEMBAKO KITA KURANG"

Suara May menggelegar setelah dirinya berlari memasuki ruang sekretariat. "Hah? Seriusan, aduh uangnya di Ohm lagi", Luke yang tadinya terduduk langsung menghampiri catatan May.

"Gila ini banyak banget kurangnya", geram Luke yang meneliti catatan tersebut.

"Aku-"

"Aku bisa bantu beliin dulu"

Win yang tadinya mau mengajukan diri kalah suara dengan Mix yang sudah berdiri dan mengambil tas kuliahnya. "Gue bawa mobil, yang cowo ada yang mau temenin kita?", Jan mengambil kunci mobil dan pouch miliknya.

"Luke, lo harus di sini buat nanti kita angkut ke mobil lo"

Luke mengurungkan niatnya setelah Ciize menahan dirinya. "Kalau gitu yang kaga bawa motor atau mobil aja. Gue ntar langsung balik aja, rumah kita kan masih sekomplek", ujar Jan yang kini berjalan meninggalkan sekretariat.

"Win gue langsungan, lo balik aja langsung"

Mix hanya berpamitan dengan Win, hal ini membuat semua orang yang ada di sana menatap Win dan Mix secara bergantian. Mereka heran. Tentu saja. Biasanya Mix dan para geng akan pulang bersama. Hanya beberapa minggu belakang ini mereka berjalan sendiri-sendiri. Ini menguatkan gosip bahwa pertemanan mereka sedang rusak.

"Langsung ke supermarket aja kali ya?"

Mix menarik nafasnya perlahan, ia tidak menyangka jika Jan memilih mall Nikko sebagai salah satu rujukan untuk memberi bahan sembako. Terlebih yang ia bawa sekarang adalah kartu milih Earth. Tentu seluruh karyawan di mall ini tidak bodoh untuk mengenali siapa pemilik kartunya.

To Love With All Your Heart and Soul (EarthMix AU)Where stories live. Discover now