Ritual Pagi

929 2 0
                                    

"Tubuh manusia adalah kendaraan untuk mengekspresikan spiritualitas. Seks seharusnya dirayakan sebagai ritual suci...

...setelah bangun di pagi hari dan melakukan keperluan pribadi (buang hajat & mandi), seseorang harus membersihkan giginya, mengolesi krim dan wewangian pada tubuhnya, memakai perhiasan dan cairan pembersih pada kelopak dan bawah mata, mewarnai bibirnya, dan bercermin. Setelah memakan daun sirih bersama bahan lain yang menyegarkan bau mulut, baru dia melakukan aktivitas hariannya.

Dia harus mandi setiap hari dan meminyaki tubuhnya di hari lain, mandi dengan bahan berbusa setiap tiga hari sekali, mencukur rambut di wajah dan kepala setiap empat hari, dan rambut di bagian tubuh lain setiap lima atau sepuluh hari. Semua itu harus dilakukan tanpa lalai, dan keringat di ketiak sebisa mungkin dihilangkan."

(Kama Sutra)

****

Aku datang pukul setengah tujuh pagi. Dilla dan Tia sedang duduk santai sambil membaca buku di pinggir kolam renang. Mereka mengenakan kaos oblong dan celana pendek.

"Lama amat sih?" sambut Dilla, "Batal deh, nggak dapat jatah pagi!"

"Yah, gak papa, nggak dapat pagi malam juga boleh." Jawabku tersenyum dan duduk di kursi santai di samping mereka.

Jus jeruk dan roti bakar segera mereka sajikan, "Belum sarapan, kan?" tanya Dilla.

Aku pun memakan roti bakar itu, "Kalian nggak makan?" tanyaku.

"Sudah tadi," jawab Dilla, "Bangun-bangun kita kelaparan, ya Yak?"

"Iya, energi kita terkuras habis!" sahut Tia.

"Kamu sih!" timpal Dilla padaku, "Gimana, si adik semalam? Kedinginan nggak? Hi hi hi."

"Iya nih," jawabku, "minta diangetin!"

"Salah sendiri telat! Nggak dapet deh!"

"Uhh!"

"Iya, iya, nanti!" jawab Dilla tertawa.

"Dilla tuh semalam..." ujar Tia tersenyum-seyum.

"Eitss, Tia!" potong Dilla.

"Kenapa?" tanyaku.

"Tidur dadaku diremas-remas!"

"Ha ha ha!" tawa Dilla.

"Masih kurang kayaknya!" lanjut Tia, "Sampai kebawa tidur!"

"Enggak, abisnya aku tuh nggak tahan," jelas Dilla, "dadaku sakit banget! Nyeri tau! Emang punyamu nggak, Yak?"

"Kemarin waktu pertama kali juga gitu." jawab Tia, "Rasanya senut-senut, dua hari nggak hilang!"

"Iya, senut-senut sampai sekarang!" timpal Dilla padaku, "Mana merah-merah semua!"

"Coba lihat!" pintaku.

"Eitss!" elak Dilla, "Mana semalam juga masih kerasa ada yang keluar masuk tau!"

Aku dan Tia tak bisa menahan tawa, "Dimana?" tanyaku.

"Aihh, di situ..." jawab Dilla memberangut setengah berbisik, "Ngilu dan nyerinya masih terasa. Seperti ada yang masuk-masuk. Kedut-kedut tahu!"

Aku kembali tertawa.

"Iya, kemarin aku juga gitu." Tambah Tia.

"Ntar juga terbiasa." Jawabku santai.

"Uhh! Yuk, Yak!" ajak Dilla pada Tia.

Akibat Game SeksiWhere stories live. Discover now