PAGI SENIN

12 0 0
                                    

"Bangun kak, bangun Kevin" ucap mama membangunkan aku dan Kevin sambil menghidupkan lampu kamar yang masih mati lalu membuka gorden serta membuka jendela kamar. Seketika mataku merasa pedih karena silau dan angin pagi seakan ikut andil membangunkanku dengan hawa dingin yang menusuk ke tulang.

Terlihat masih belum ada respon dari kedua malaikat mama. Seperti biasa mama akan melakukan berbagai cara agar anak-anaknya bangun pagi dan segera bersiap-siap sekolah.

"Kakak, Keviinnn, bangun nakk" ucap mama berulang kali

"Huaahhh, ngantuk banget"

Pagi ini aku terbangun dari tidur. Dengan wajah kusut dan mata yang masih sedikit terpejam, aku menggaruk-garuk kepala yang sebenarnya tidak terasa gatal sedikitpun. Tetapi sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun dari tidur, pasti menggaruk-garuk seluruh badan hingga merah-merah. Anggap saja sebagai opening memulai kehidupan setiap hari dengan berbagai dramanya.

Hari ini hari Senin. Huhh hari yang sangat membosankan. Entah mengapa setiap pagi senin adalah pagi yang terasa sangat horor dan menyebalkan. Pagi senin seakan menjadi hari yang paling tidak ditunggu-tunggu. Tidak tau alasan pastinya kenapa. Hanya saja aku merasa belum puas menikmati weekend, makanya sering mengumpat hari senin yang tiada bersalah ini. Hehe

Dengan langkah sempoyongan aku meraih handuk yang tergantung di pintu kamar dan langsung menuju kamar mandi untuk mandi pagi. Mataku yang masih terasa berat langsung melek karena melihat hidangan sarapan yang disediakan mama diatas meja. Nasi goreng telur dadar. Iya, menu kesukaanku dan adik-adik. Terlihat sangat lezat, apalagi masih panas. Humm aku harus segera menikmatinya. Spontan aku langsung mandi dengan secepat kilat karena tidak sabar lagi menyantap hidangan lezat pagi ini. Disusul oleh adikku, Kevin, dia juga mandi dengan cepat karena ingin segera memakan nasi goreng buatan mama.

"Gimana? Enak?" tanya mama padaku sambil mengepang rambutku

"Enakkk, masakan mama selalu enak" ucapku memuji masakan mama yang selalu menjadi menu terenak didunia

"Ma, Kevin nambah" Kevin menyodorkan piringnya kepada mama, agar mama membantunya menambahkan satu sendok nasi goreng ke piringnya itu

"Wah anak pintar, makan yang banyak, biar nanti di sekolah bisa fokus belajar" tiba-tiba papa nyeletuk sambil menikmati kopi hitam yang ada disampingnya

"Iya dong pa, Kevin nanti mau belajar sama buk Laras, Kevin semangat nih belajarnya"

"Nah gitu dong, harus semangat biar dapat juara" sambung mama menyemangati Kevin

Aku dan Kevin bersekolah di sekolah yang sama. Hanya saja kelas kami yang berbeda. Aku duduk di kelas 6 dan adikku Kevin masih kelas 3 SD. Setiap hari kami selalu diantar ke sekolah menggunakan motor dan pulangnya juga dijemput. Tapi jika papa atau mama tidak sempat, biasanya kami pulang naik ojek.

Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB. Kami bergegas memasang sepatu dan berlari menuju motor untuk pergi kesekolah. Mama selalu memastikan barang bawaan tidak ada yang terlupa agar tidak repot nantinya disekolah. Mamaku orang yang sangat teliti. Berbeda dengan kami anak-anaknya yang masih sangat ceroboh dengan barang bawaan. Setiap hari ada saja barang yang hilang di sekolah, paling tidaknya kehilangan pensil atau penghapus. Memang anak kecil yang ceroboh hehehe.

Aku selalu memastikan kerapian rambutku. Kepangan mama memang is the best deh. Selalu bagus dan rapi. Rambutku yang panjang, membuatku mudah gerah saat di sekolah. Apalagi saat sudah siang bolong, haduh sangat tidak enak rasanya belajar sambil kegerahan. Makanya mama selalu mengepang dua rambutku yang panjang ini.

"Hmm sudah cantik, sudah rapi" aku tersenyum-senyum didepan kaca lengkap dengan seragam sekolah, tas dan sepatu. Sementara papa sedang memanaskan motor di depan dan Kevin terlihat sedang berdiri menunggu papa sambil melihat asap yang keluar dari knalpot motor legend ini.

Secangkir Kopi dan Kala ItuWhere stories live. Discover now