Bagian 16

2.8K 306 2
                                    

Mobil mewah itu berhenti di lapangan luas di depan sebuah gedung panti asuhan. Kedua orang yang berada dalam mobil, keluar secara bersamaan. Mark lebih dahulu berjalan menghampiri Beomgyu. Sesuai janji Mark, ia akan mengantar Beomgyu jika keadaannya sudah membaik.

"Terima kasih, sudah mengantar saya pulang," ungkap Beomgyu.

Mark tersenyum manis, "Tidak masalah. Ingat pesan dokter untuk banyak istirahat dan makan dengan teratur. Paham?"

Beomgyu tersenyum seraya terkekeh kecil. Perlakukan Mark yang baru saja itu, hampir mirip dengan Suga—sebagaimana Kakak yang memberi tahu kepada sang Adik. "Tentu saja, Anda itu mudah sekali marah dan saya berusaha untuk tetap bekerja besok."

Beomgyu berjalan masuk ke area gedung tempat panti tersebut, meninggalkan Mark yang terlihat menunggunya. Setelahnya ia masuk, Beomgyu baru mendengar suara mobil Mark yang mulai meninggalkan area panti.

"Siapa dia?"

Tubuh Beomgyu berjengit terkejut tatkala Heesung tiba-tiba datang kepadanya. Ia berbalik, menatapnya sedikit takut seolah ia baru saja tertangkap basah melakukan sesuatu.

"Siapa?" Tanya Heesung sekali lagi.

Beomgyu menghela napasnya, "Bosku."

Heesung hanya diam, memandang Beomgyu yang mulai tenang. "Benarkah?"

Beomgyu memandang Heesung dengan heran. "Benar, kenapa kamu bertanya seperti itu?"

"Aneh saja, seorang bos mau-maunya mengantar karyawannya," ucap Heesung yang terdengar seperti mencurigai Beomgyu. "Dan, membiarkan karyawannya menginap di rumahnya?"

Emosi Beomgyu sedikit tersentil dengan perkataan Heesung. Tapi, ia mencoba untuk tetap tenang. Ia tahu, Heesung terlihat tidak suka dengan kedatangan Mark. Ia tahu dengan cara bicara Heesung yang terkesan dingin saat ini.

"Sudah?"

Kali ini Heesung mengernyit heran. "Apa maksudmu?"

"Aku sakit, tubuhku benar-benar sakit waktu itu. Dia menawariku tumpangan untuk istirahat. Lagi pula, dia ternyata putra dari tuan Jung. Apa kamu juga akan membiarkanku begitu saja di jalan, ketika aku pingsan secara tiba-tiba?"

Beomgyu memperhatikan Heesung yang terdiam. Ia sadar, ia telah berbohong. Tapi tidak sepenuhnya dia berbohong bukan? Surat dokter ada di tangannya sekarang dan ia harus memberikan kepada suster Maria sebagai bukti dirinya memang sakit. Merasa tidak ada tanggapan lagi dari Heesung, Beomgyu memilih pergi meninggalkan lelaki itu begitu saja untuk kembali ke kamarnya. Ia merasa lelah sekarang, entah apa yang dipikirkan Heesung sekarang? 

Khawatir kepadanya?

Jika benar Heesung khawatir dengannya, ia tidak mungkin akan mengatakan seperti itu kepadanya. Seolah sedang memojokkan dirinya. 

Karena emosi Beomgyu mendadak tidak terkendali, ia seketika menutup pintu kamarnya cukup keras. Ia bergegas menuju tempat tidurnya dan merebahkan tubuhnya di kasur yang tidak senyaman sebelumnya. Helaan napas, keluar dari mulutnya seraya kedua matanya menatap langit-langit kamarnya yang tak seindah kamar yang ditempati sebelumnya. Pikirannya mendadak melayang ketika dirinya menatap sebuah figura foto besar dan ia yakin, jika ada sesuatu yang janggal dari foto itu. 

"Anak laki-laki itu? Kenapa terkesan... mirip denganku?" gumamnya. Beomgyu sebenarnya merasa penasaran, sayangnya ia tidak mungkin akan bertanya kepada Mark secara terang-terangan. Terlebih, ada sesuatu hal yang sedikit membuat Beomgyu tersadar beberapa saat hingga membuatnya bangun dari posisi tidurnya. 

"Tunggu," pikirannya kembali melayang ke foto figura itu dengan berpikir cukup keras. "Foto itu... putra bungsu Jung?"

Di tempat lain, Mark baru saja tiba di restoran miliknya setelah mengantar Beomgyu. Ia sudah meminta Boemgyu untuk beristirahat selama dua hari. Apalagi, mengingat Omega itu sangat bekerja keras demi anak-anak panti. Lagi pula, ia sering menambahkan uang kerja Beomgyu secara sengaja tanpa di ketahui oleh Beomgyu. 

Heterochromia || Jung Fam Ft. BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang