𝟔𝟐. 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐫

Start from the beginning
                                    

"Iya itu atas perintah Mr. Martin." Pengancam itu mau tak mau kali ini berkata jujur, daripada ia kehilangan nyawanya, dan setelah ini ia pun akan melarikan diri ke negara lain, daripada akan dibunuh oleh Mr. Martin karena informasi itu bocor.

"Kenapa dia memerintahkanmu melakukan semua itu?!" Darkan bertanya dengan nada tinggi.

"Dia berkata akan membantuku menemukan pelaku yang membunuh adikku, dan dia yang memberitahuku kalau Mr. Geo yang membunuh adikku, tetapi setelah kita berbicara saat itu, ternyata Mr. Ciso yang membunuh adikku."

Jeff menghela napas secara kasar. "Dan apa kau tahu siapa orang yang membunuh keluargaku??..." Nada bicara Jeff merendah karena suaranya bergetar.

"Aku tidak tahu jika soal itu, dan mana janjimu Darkan, di mana Mr. Ciso, kau berkata telah berhasil menemukannya??" Pengancam itu kembali menatap ke arah Darkan yang berdiri di samping Jeff.

"Aku tidak berhasil menemukannya."

Pengancam itu mengumpat, tetapi Jeff kembali semakin menekankan pistolnya pada kepalanya. "Kami akan mencaritahu soal itu, jangan salahkan Mr. Geo ataupun Darkan, yang membunuh adikmu itu Mr. Ciso, dan sekarang dia sudah tidak ada hubungannya dengan kami." Lalu Jeff berdiri.

Darkan mengisyaratkan agar mereka pergi, tetapi baru saja melangkah beberapa langkah kepala Jeff akan dipukul dari belakang, tetapi Darkan menyadarinya, dia yang lebih dulu memukul pengancam itu.

Jeff mengumpat dan akan memukul pengancam itu, tetapi Darkan mencegahnya dan mengisyaratkan agar mereka segera pergi.

"Kita temui Mr. Martin sekarang, kebetulan dia sedang melakukan perjalanan bisnis di pelabuhan Palermo." Darkan berucap setelah mereka keluar dari apartemen pengancam itu.

"Aku pikir Mr. Martin ingin membuat kita berpecah belah, pasti ada sesuatu yang sedang dia rencanakan, makanya dia melakukan itu."

"Dia sekarang dekat dengan Matteo, apa itu rencana mereka berdua?" Jeff terus berucap selagi mereka berdua melangkah menuju tempat parkir.

"Ya, kemungkinan besarnya begitu." Kemudian mereka berdua masuk ke dalam mobil.

Perjalanan pun tidak memakan waktu yang lama karena jarak apartemen pengancam itu ke pelabuhan Palermo tidak terlalu jauh, mereka pun melewati cek keamanan di pintu masuk, dan saat mereka dilarang masuk karena tidak memiliki izin untuk masuk, Jeff menancap gas mobilnya sampai hampir menabrak salah satu penjaga keamanan.

Setelah berada di depan gedung kantor, Darkan dan Jeff segera keluar dari mobil, beberapa penjaga keamanan pun mengejar mereka.

Darkan dan Jeff masuk ke dalam kantor itu, dan mereka langsung menemukan Mr. Martin yang sedang berbincang dengan seseorang, dia menatap terkejut ke arah mereka, beberapa orang lainnya pun tampak terkejut.

"Mr. Martin, kami ingin berbicara denganmu." Darkan berucap dengan tegas, lalu Mr. Martin menghampiri mereka, dan mereka melangkah menjauh dari area gedung itu.

Dan beberapa penjaga keamanan telah menghampiri Darkan dan Jeff, tetapi Mr. Martin meminta agar mereka membiarkannya, para penjaga itu pun akhirnya pergi.

Kini Darkan semakin mengerti, sepertinya Mr. Martin memiliki kedudukan yang tinggi dalam bisnis yang dijalankannya di pelabuhan Palermo.

"Apa yang ingin kalian bicarakan denganku?" Mr. Martin berkacak pinggang, ia kesal karena kedatangan mereka yang tiba-tiba, dan tersinggung dengan cara bicara dan cara pandang mereka yang tampak tidak menghormatinya.

Jeff memberikan berkas yang berisikan foto-foto dan dokumen itu pada Mr. Martin. "Apa maksud dari semua itu, kau yang memfotonya, kan?"

Mr. Martin melihat isi dari berkas itu dengan alis menukik tajam, dan terlihat beberapa kali dia menelan ludahnya.

"Bukan aku yang memfotonya."

Jeff mengumpat dan menghela napas, lalu ia menodongkan pistol ke arah Mr. Martin. "Berhenti berbohong, dan katakan padaku siapa yang membunuh orang yang ada di foto itu."

"Aku tidak tahu!" Mr. Martin menjatuhkan berkas itu dengan sembarang. "Tidak ada untungnya aku berbicara dengan kalian." gumamnya sambil melangkah pergi.

"DORR!!!"

Darkan sangat terkejut, ia tidak menduga Jeff akan menembak Mr. Martin walaupun dia menembak kakinya, bukan di bagian vital.

"Katakan padaku, siapa yang membunuh orang yang bertekuk lutut di depan Mr. Geo itu?" Nada bicara Jeff penuh penekanan, tetapi bergetar dengan mata yang berkaca-kaca.

Sementara itu, Mr. Martin mengerang kesakitan sambil memegang kakinya, dan dia menatap Jeff dengan amarah yang memuncak. "Lihat saja melalui foto itu! Mr. Geo yang membunuhnya!!!"

"Hanya bukti seperti itu tidak cukup bagiku, apalagi dokumen itu tidak ada cap nama bisnis Mr. Geo, katakan padaku siapa yang membunuh ayahku??!!"

"Sudah kutakan, Mr. Geo yang membunuh ayahmu!!"

"Perlu kutembak di area jantungmu?" Jeff mengancam sambil kembali mengarahkan pistol ke arah Mr. Martin.

"Jeff, tenanglah." Darkan berusaha menyadarkannya, tetapi Jeff mendorongnya, dan mendekat pada Mr. Martin lalu dia dengan panik melangkah pergi sambil menyeret salah satu kakinya.

Jeff semakin mempercepat langkahnya dan dia berhasil menghadang Mr. Martin. "Kau memilih mati daripada menjawab pertanyaanku, bukan?" Ia sudah bersiap melepaskan pelatuk di pistolnya yang sejajar dengan area jantung Mr. Martin.

"Jawab aku siapa orang yang membunuh keluargaku di Meksiko!!!"

"Mr. Ciso!!!" Mr. Martin menjawab dengan napas memburu, ia marah, tetapi di saat yang sama ketakutan.

Darkan dan Jeff terdiam selama beberapa saat, mereka sangat terkejut.

Darkan menghampiri mereka. "Apa kau berbohong, Mr. Martin?? Di foto itu tidak ada Mr. Ciso!"

"Dan untuk apa kau memfoto semua itu! Apa kau mengambilnya diam-diam tanpa sepengetahuan Mr. Geo? Dan apa yang sedang Matteo lakukan di sana??"

"Jawab kami!!!" Jeff membentak sambil menarik kerah kemeja Mr. Martin lalu memukul wajahnya dengan keras.

Mr. Martin menatap tajam ke arah Jeff, ia bukan pria yang mahir berkelahi, ia hanya pandai dalam menjalin bisnis dengan orang lain, dan ia panik karena ternyata pria penakut seperti Jeff semenakutkan ini ketika marah.

"Mr. Geo dulu sangat dekat dengan Matteo, mereka dekat karena ayahnya selalu mengajak Matteo ikut berbisnis dengan mereka walaupun saat itu dia masih berusia belasan tahun." Mr. Martin menjelaskan sambil menahan rasa sakit di kaki dan wajahnya.

Tak lama kemudian, beberapa penjaga kembali menghampiri mereka, mereka sepertinya sudah tahu telah terjadi penembakan.

Kemudian Darkan mengisyaratkan pada Jeff agar segera pergi ke mobil, sebagian penjaga pun mengejar mereka, dan penjaga lainnya menolong Mr. Martin.

TBC

Jangan lupa vote, komen, dan follow akun aku 🦋qinazxaa🦋, makasih!









(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 Where stories live. Discover now