𝟏𝟔. 𝐁𝐞𝐭𝐭𝐞𝐫 𝐚𝐧𝐝 𝐖𝐨𝐫𝐬𝐞

1K 54 17
                                    

_

■■■

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

■■■

Beberapa bulan berlalu. Anne merasa hari-harinya semakin membaik dari sebelum-sebelumnya, ia mulai memiliki banyak teman baru dan relasi yang banyak dengan orang-orang dalam lingkungan yang positif.


"Menggemaskan sekalii." Anne mengusap gemas pipi seekor anjing yang berada di atas meja, yang tengah ia cek kesehatannya dengan ditemani sang pemilik.

Kemudian Anne menjelaskan kondisi seekor anjing yang datang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin itu.

"Syukurlah kesehatannya selalu baik." Sang pemilik berucap dengan ramah dan menggendong seekor anjing berjenis pomeranian itu dengan penuh kasih sayang, lalu dia pergi setelah berucap pamit dan setelah diberi surat keterangan untuk diberikan kepada bagian administrasi.

"Anne, ini waktunya makan siang. Ayo kita keluar." Seseorang muncul dari balik pintu dengan gestur dan wajah ramahnya.

Anne menoleh ke arah suara. "Baik, tunggu sebentar." ucapnya dengan wajah cerah, lalu meletakkan papan kerani yang berisikan duplikat lembaran pemeriksaan kesehatan hewan.

Anne segera melepaskan sarung tangan karet dan mengganti seragamnya menjadi pakaian sehari-hari, kini ia sedang bekerja paruh waktu di tempat klinik hewan yang tak jauh dari kampusnya.

Kemudian Anne keluar dari ruangan dan melangkah bersama seseorang yang memanggilnya tadi, yang tak lain adalah salah satu orang yang bekerja di klinik hewan tersebut.

"Ngomong-ngomong, apa kau telah mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian untuk syarat kelulusanmu nanti?"

Anne mengangguk dengan semangat sambil tersenyum.

"Semoga beruntung!"

"Terima kasih."

***

Bisnis keluarga Malfieno benar-benar telah hancur.

Banyak yang meninggalkan berbisnis dengan mereka, dan banyak aset berharga yang telah dijual untuk menutupi krisis keuangan yang menghambat berjalannya bisnis.

Kontrak-kontrak bisnis pun mulai terputus di tengah jalan, tanpa diberi kesempatan ataupun penawaran lain sebagai gantinya.

Dan di sebuah ruangan yang terdapat menja bundar, di situlah seseorang sedang diminta pertanggungjawabannya sebagai pemimpin oleh orang-orang penting di dalam lingkup keluarga Malfieno.

Terdapat Mr. Geo, Mr. Ciso, Jeff, Enzo, dan Arciano yang menatap marah pada Darkan, terkecuali Jeff, dia tidak marah pada sababatnya itu karena dia mengerti alasan Darkan mengambil jalan yang tidak searah dengan Mr. Geo.

"Apa kau puas bisnisku menjadi hancur berantakan, Darkan??!!" Mr. Geo membentak.

Darkan yang duduk tanpa ekspresi, tetapi nyatanya tengah menahan emosinya ia menoleh pada Mr. Geo. "Aku minta maaf karenaku bisnis yang dibangun kembali olehmu itu hancur, tetapi seperti yang aku jelaskan sebelumnya, aku mengambil beberapa keputusan itu demi kebaikan semuanya. Cepat atau lambat, kita harus berhenti berurusan dengan hal-hal ilegal."

"Dan aku akan berusaha membuat semua bisnis yang kita jalani ini menjadi legall—"

"Kau benar-benar bodoh! Ilegal atau legal itu sama saja! Yang terpenting kita dapat menghasilkan banyak uang dan dapat hidup senang!!" Mr. Ciso ikut membuka suara, napasnya menggebu karena menahan amarah yang meluap-meluap.

"Ilegal dan legal jelas berbeda, Mr. Ciso." Darkan menekankan ucapannya, dan mulai memperlihatkan tatapan marahnya.

Mr. Ciso terkekeh lalu beralih menatap Mr. Geo. "Sudah kukatakan berapa kali padamu jika Darkan yang menjadi pemimpin bisnis kita pasti akan hancur, dan benar terbukti, bukan?"

Mr. Geo hanya diam, tengah menahan emosinya.

Mr. Ciso menghela napas berat. "Matteo kunci satu-satunya yang dapat membantu bisnis kita agar kembali bangkit. Kita harus dapat bekerja sama lagi dengannya."

"Tetapi hal itu sangat sulit, Matteo benar-benar tidak ingin menjalani kontrak bisnis dengan kita lagi, dia benar-benar kecewa semenjak mengetahui bahwa mesin-mesin berjudi di kasino telah banyak yang di sabotase." Arciano memberitahu dengan nada bicara penuh penekanan, ia pun marah dengan bisnis yang dijalani mereka sampai sehancur ini.

"Dan lagi-lagi itu karenamu, Darkan." Mr. Ciso menambahkan dengan nada bicara penuh penekanan.

Darkan menelan ludahnya, wajahnya sudah pucat dan bibirnya kering, tetapi bukan karena merasa takut, melainkan karena kondisi kesehatannya sedang tidak baik.

Jeff yang menyadari Darkan sepertinya sedang tidak dalam kondisi kesehatan yang baik ia mulai khawatir, begitu pun dengan Mr. Geo, ia yang peka dengan sekitarnya, ia ingin sekali meminta agar Darkan beristirahat, tetapi karena ego dan amarah yang kini lebih menguasai dirinya, membuatnya memilih diam.

"Mr. Geo, kita harus segera mengambil langkah dengan meminta Matteo agar bekerja sama dengan kita lagi. Walaupun telah ditolak berkali-kali kita tidak boleh cepat berputus asa begitu saja." Mr. Ciso berucap dengan tegas.

Kemudian beralih menatap Darkan. "Darkan, segeralah kunjungi Matteo lagi, dan kau harus bisa mendapatkan kontrak bisnis dengannya hari ini juga."

Darkan bangkit dari duduknya, semuanya pun ikut berdiri. "Baik, sampai jumpa." ucapnya dengan tegas sambil menatap mereka semua satu persatu.

Arciano pun yang kini selaku pengganti Jeff, yang biasanya selalu menemani dalam pekerjaan, ia pun ikut melangkah setelah berucap pamit pada semuanya.

"Mr. Geo, cegahlah Darkan, dia terlihat sakit. Dia baru saja tiba di sini di Italia, dan dia harus pergi lagi ke Las Vegas? Apalagi Matteo sulit sekali ditemui jika tidak membuat janji temu terlebih dahulu."

"Biarkanlah dia, dia bukan anak kecil." Mr. Ciso berucap dengan tegas.

Mr. Geo hanya diam dan memegangi pelipisnya yang berdenyut lalu ia melangkah pergi, memilih untuk beristirahat di kamarnya.


TBC

Next???

(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 Where stories live. Discover now