𝟓𝟐. 𝐒𝐚𝐯𝐞𝐝

486 41 10
                                    

_

Darkan berhenti mendobrak pintu saat mendengar langkah seseorang berhenti di depan pintu, dan terdengar suara kunci dibuka, lalu pintu terbuka, seseorang masuk dan lantas terbatuk, dia membukakan pintu lebar-lebar sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Cepat keluar!" Dia berteriak, dia yang berdiri di ambang pintu saja tidak sanggup lama-lama menghirup asap di dalam ruangan itu.

Darkan segera membawa Anne keluar dengan menggendongnya, dan menolak ucapannya yang berkata dapat berjalan sendiri.

Orang yang membukakan pintu itu pun mengisyaratkan pada Darkan agar mengikutinya pergi keluar dari gedung.

Darkan pun mengikutinya karena ia mengenal wanita itu, yang tak lain adalah Viona.

Mereka keluar dari gedung itu melewati acara yang sedang berlangsung, mereka mengabaikan pertanyaan orang-orang yang panik bertanya apa yang terjadi.

"Masuklah dan ini." Viona membukakan pintu mobilnya dan memberikan satu oksigen portable untuk mereka.

Darkan mendudukkan Anne di dalam mobil dan ia pun masuk ke dalam, lalu Viona melajukan mobilnya.

Darkan dengan tangan gemetar karena panik melihat Anne mulai menutup matanya ia membantunya menggunakan oksigen portabel itu.

Anne menarik napasnya, menggunakan oksigen portabel itu sesuai arahan Darkan, sesak di dadanya pun berangsur menghilang, sedangkan Darkan mengabaikan rasa sakit dirinya sendiri.

"Tidak, kau masih harus menggunakan ini." Darkan menghentikan tangan Anne saat dia akan memberikan oksigen portabel itu padanya.

"Aku merasa membaik, jangan khawatir..." Anne dengan suara gemetar memberikan oksigen portabel itu, lalu Darkan menggunakannya.

Viona yang memperhatikan mereka melalui center mirror sambil menyetir, memilih tidak mengatakan apa pun lebih dulu.

"Viona, terima kasih banyak."

"Terima kasih banyak."

Darkan dan Anne sangat berterima kasih pada Viona karena jika tidak ada dia yang menyelematkan mereka, mereka pasti sudah tidak sadarkan diri atau mungkin nyawa mereka akan terenggut.

"Aku perlu mengantar kalian ke mana?"

"Ke apartemennya saja." Darkan berucap sambil menatap Anne.

Anne mengangguk dan memberitahukan alamatnya.

"Sudah berapa lama lelaki itu terobsesi padamu?" Viona bertanya sembari menatap Anne sekilas dan ia mengemudikan mobil dalam kecepatan sedang.

Anne terdiam sejenak, pastinya wanita yang bernama Viona itu mengetahui tentang Jean karena melihat keributan yang terjadi di acara. "Di tahun kedua kuliah sampai sekarang."

Viona menghela napas. "Mengerikan."

"Apa kau diundang juga ke acara Matteo, Viona? Atau kau datang bersama pasanganmu?" Darkan mengerutkan keningnya, ada banyak hal yang ingin ia tanyakan.

"Ya, aku datang bersama pasanganku."

"Bagaimana dengan pasanganmu, apa tidak masalah kau meninggalkannya begitu saja? Dan... mengenai kendaraan, bagaimana dia pulang?" Anne khawatir jika hubungan mereka menjadi kacau karena menolongnya dan Darkan.

Viona tersenyum. "Tenang saja, kami ke sana datang dengan kendaraan masing-masing."

Setelah itu, tak ada pembicaraan apa pun, dan Viona menyalakan lagu jazz favoritnya.

"Oh ya, siapa namamu?" Viona kembali memulai pembicaraan.

"Anneva Nathalie."

"Darkan, apa dia kekasihmu?"

(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 Where stories live. Discover now