19. Kekacauan

27 17 12
                                    

"Lebih baik jujur dari pada bahagia di atas kebohongan lalu berakhir menyakiti perasaan orang lain"

☆ Marlo Emilion ☆

•••


Seharian sudah Dion dan Rara menghabiskan waktu bersama, kini mereka berdua sedang di balkon rumah keluarga Arhan.

"Bangun, gue anterin lo pulang" ucap Dion beranjak dari duduknya.

"Yahh, masa pulang sekarang sih?" keluh Rara sedih.

"Udah malem, nanti Om Ferry nyariin lo" balas Dion mengambil kunci motornya di meja.

"Baru juga jam 7, Kak" lanjut Rara membuat alasan.

"Alasan mulu lo, lagian juga di rumah gue mau ngapain?" Dion mulai kesal dengan tingkah Rara.

"Bentar lagi, Rara masih mau di sini" ucap Rara menatap Dion sambil memohon.

Dion menghela nafas berat, "Pokoknya bentar lagi lo pulang, gue gak mau dengar alasan lagi" ancam Dion.

"Iya Kak, galak banget" Rara menarik lengan baju Dion agar kembali duduk di sampingnya.

Dion menyimpan kembali jaket serta kunci motornya di meja, ia duduk di samping Rara dengan menjaga jarak.

"Kak Bara kemana?" tanya Rara penasaran.

"Gak tau" jawab Dion acuh.

"Tumben, biasanya sore juga Kak Bara ada di rumah" ucapan Rara mengusik pikiran Dion.

Baru kali ini Bara pergi sampai malam dan tidak memberi kabar, Bara memang lebih senang diam di rumah. Tetapi, jika Bara keluar pasti selalu izin kepada orang rumah, namun hari ini tidak.

"Emang Kak Bara gak ngasih tau pergi ke mana?" tanya Rara meminta jawaban pasti.

"Gak, mungkin dia ada urusan" balas Dion menyalakan ponselnya lalu membuka aplikasi Instagram.

Foto yang pertama muncul di beranda Dion adalah akun Bara yang baru saja memposting sebuah foto Bara dan Bulan. Sontak hal itu membuat Dion beranjak dari tempat duduknya.

Rara yang melihat perubahan raut wajah Dion, menjadi sangat penasaran. Sepertinya ada sesuatu yang membuat Dion kesal.

"Kenapa, Kak?" tanya Rara penasaran.

Twisted Embrace Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt