8. Hari H

125 97 29
                                    

"Gue kira selama ini kita saling jatuh cinta bareng, ternyata hanya gue yang jatuh cinta sendiri"

☆ Kai Emilion ☆


•••


Hari yang ditunggu oleh kedua keluarga besar Marlo dan Arhan pun tiba, tempat mereka bertunangan adalah gedung mewah yang di sewa. Tamu mulai berdatangan satu persatu.

Kai sendiri menyambut para tamu yang berdatangan, satu tamu mengalihkan perhatiannya. Seseorang yang ia tunggu akhirnya datang.

"Cantik banget" puji Kai melihat dari atas rambut sampai kaki Bulan.

"Makasih" balas Bulan tersenyum ramah.

Kai diam menatap sepatu yang dikenakan oleh Bulan, ia pikir Bulan akan memakai sepatu yang ia beli sewaktu mereka ke butik kemarin.

Awalnya Bulan tidak menyadari apa yang dilihat oleh Kai, sesaat setelah ia melihat sekeliling tempat dan kembali memperhatikan pandangan Kai pada sepatunya Bulan tersadar.

"Ayo kak" ajak Bulan pergi ke tempat duduk para tamu agar Kai tidak bertanya soal sepatu yang ia kenakan.

"Iya" Kai mengikuti Bulan dari bekalang sambil tersenyum karena tanpa sadar Bulan menggenggam tangannya.

Setelah mereka duduk Bulan langsung melepaskan genggaman tangan mereka. Hal itu sontak membuat Kai menjadi cemberut tidak terima.

"Selamat pagi kepada para tamu undangan yang telah hadir, pertama tama saya ucapkan terima kasih telah menyempatkan waktu untuk datang ke acara pertunangan Bara dan Karin" ucap MC membuka acara.

"Mari kita mulai acara pertunangan. Untuk kedua pasangan dipersilahkan memasuki tempat" lanjut MC menyambut kedua pasangan yang baru datang.

Bara dan Karin datang dari arah pintu masuk sambil bergandengan tangan, mereka berdua tampak cantik dan tampan. Berbeda dengan para tamu yang menatap mereka berdua dengan tatapan kagum, Bulan sendiri menatap dengan tatapan yang sulit diartikan.

Kai yang menyadari perubahan ekspresi wajah Bulan merasa seperti ada yang janggal. Tidak ingin berburuk sangka, Kai memilih mengabaikan pikiran buruknya.

"Mereka cocok ya" bisik Kai memecahkan keheningan diantara mereka.

"I–iya, cocok banget" balas Bulan tersenyum paksa sambil menatap kedua pasangan di depan.

Ternyata Bara sedari tadi menatap gerak gerik Bulan, ingin rasanya ia menghampirinya lalu mereka berdua pergi dari sini. Karin sendiri menghela nafas berat, ia sadar diri jika kehadirannya tidak diharapkan oleh Bara.

"Sekarang waktunya pemasangan cincin dilakukan secara bergantian oleh kedua pasangan" ucap MC.

Mereka berdua sudah memegang satu cincin untuk dipakaikan secara bergantian, Bara memasang cincin itu pada jari Karin dengan perasaan antara yakin dan tidak.

Flashback on

Malam sebelum hari pertunangan, Bara dan Bulan memutuskan untuk bertemu. Mereka berdua diam diam pergi dari rumah tanpa diketahui oleh orang rumah.

Twisted Embrace Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt