BAB 9

176 13 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

Gejolak riuh dari roda-roda kendaraan memberikan jejak pada badan semesta. Hingga jingga menjemput dan malam menggantung menggantikan keindahan mentari-manusia masih tetap berjuang untuk bertahan hidup.

Ribuan lampu-lampu perkotaan dalam gelap hari menjadi bintang bagi angkasa. Menggantikan langit kosong yang mendekam dalam kelabunya awan dan bola terang yang tertikam dalam sepi.

Seseorang kini berjalan di antara kesepian itu dengan rasa takut yang mendekam dan kepanikan yang dalam. Thorn tak berhenti melirik sekitar nya saat thorn merasa di ikuti oleh sesuatu.

Perasaan thorn tidak bisa tenang, thorn selalu merasa di ikuti, di mata matai, dan di ancam dalam diam.

Sebenarnya thorn tidak ingin berasa di luar yang dingin dan gelap, tetapi saat thorn di dalam rumah nya thorn tidak bisa tenang. Ketakutan menghantui nya.

Seminggu yang lalu thorn melihat sosok hantu wanita yang menyeramkan di rumah sakit. Setelah hari itu thorn menjadi gelisah, takut secara berlebihan, dan merasa ada yang mengikuti nya setiap saat.

Thorn juga sering berhalusinasi bertemu atau melihat sosok hantu yang menyeramkan di rumah nya maupun di sekolah. Karena itu thorn menjadi pendiam. Thorn tidak bisa tidur, tidak nafsu makan, dan enggan untuk menceritakan keadaan nya dengan saudara nya.

Thorn menggigil ketakutan, sekitarnya sepi dan tidak ada orang satu pun selain dirinya. Sedangkan thorn masih gelisah.

"Jangan ikuti gue please... Gue takut.... " Gumam thorn dengan suara serak.

"Berhenti... Jangan ganggu gue lagi, g-gue gak punya salah apa apa sama kalian. "

thorn menangis, thorn takut, thorn ingin bertemu dengan saudara nya secepatnya. Thorn tidak ingin berasa di luar lama lama.

"Thorn."

"JANGAN GANGGU GUE!" pekik thorn ketakutan saat tiba-tiba seseorang memanggil dan sambil menepuk pundak nya dari belakang.

"thorn tenang! Ini aku, supra!" thorn membuka mata nya saat sosok itu berkata bahwa dia adalah supra.

Thorn menghela nafas lega karena ternyata itu benar benar supra. "Thorn kamu gak papa? kamu ngapain disini malam malam? Kalau ada sesuatu yang buruk terjadi ke kamu gimana?" tanya supra khawatir.

"G-gue takut di rumah... " jawab thorn dengan lirih.

"Tapi jangan berkeliaran sendirian juga di luar, apalagi malam. Nanti kalau kamu di culik badut bagaimana huh?" tutur supra. "Ayo pulang, nanti bang halilintar ngamuk adik laki-laki nya gak pulang pulang. "

Thorn mengangguk. Kemudian supra menggandeng tangan thorn lalu ingin pergi. Sebelum supra melangkahkan kaki nya, thorn tidak mau bergerak dan bahkan melepas gandengan tangan supra.

"Ada apa?"

"Lo beneran bang supra kan?" tanya thorn memastikan.

"Haha tentu aja thorn, kamu berpikir aku siapa? Setan?" jawab supra berbalik bertanya.

"Aneh, seingat gue bang supra gak pernah pake bahasa formal. " ucap thorn memincingkan matanya.

"Ah! I-itu karena ada seseorang perempuan feminim yang aku sukai. Dia suka dengan laki-laki yang sopan dan formal, makanya aku mengubah gaya bahasa ku. " jelas supra kemudian supra terkekeh.

"Tapi bang supra yang gue kenal suka sama anak metal, bukan yang feminim. " ujar thorn.

"Semua orang boleh berganti ganti pasangan kan? Kenapa aku tidak bisa?" tanya supra yang saat ini tatapan nya menjadi tajam.

Killer clown Where stories live. Discover now