Prologue

3.5K 109 3
                                    

Wellcom

                         Happy reading

Hujan mengguyur sepanjang jalan yang dilalui sebuah mobil sedan yang berisi sepasang suami istri dan gadis kecil berusia 10 tahun. Dengan suara lembut sang istri berusaha menenangkan gadis kecil yang ketakutan itu, dan membawanya kedalam pelukannya.

"Zarina tenang ya sayang, sekarang sudah ada bibi dan paman disini". Tutur wanita itu dengan lemah lembut, sampai tanpa sadar air matanya jatuh begitu saja, membayangkan apa yg selama ini terjadi pada gadis kecil di dekapannya itu.

Di usianya yg baru 10 tahun, gadis kecil itu sudah merasakan trauma yang begitu besara akibat ayahnya. Ibunya meninggal akibat kekerasan dari sang ayah dan gadis kecil itu menyaksikan sendiri hal itu, serta secara tidak langsung gadis kecil yang tidak mengerti apa-apa itu juga turut mendapat kekerasan dari ayahnya sendiri. Dan parahnya hal itu baru terungkap setelah kematian ibunya.

Hal itulah yang membuat  wanita yang memeluk gadis kecil itu merasa bersalah. Karena baru bisa menolong keponakannya sendiri disaat gadis kecil itu benar-benar sudah hancur.

                                   ***

Mobil itu berhenti di sebuah gerbang yang diatasnya bertuliskan "Pondok pesantren Azzidniyah". Salah satu penjaga dengan sigap segera membuka kan gerbang tersebut agar mobil yang di ketahui milik pimpinan pesantren itu segera masuk.

"Assalamualaikum. Zizan buka pintunya nak umi dan abah sudah pulang" ucap wanita yang biasanya dipangil dengan sebutan "umi Hamnah" itu sambil mengetuk pintu dihadapannya.

Krieeeet

Pintu terbuka, dengan menampilkan seorang anak lelaki berusia 12 tahun itu tengah kebingungan menatap uminya yang terlihat khawatir. Dahinya terlihat mengerut ketika iris matanya beralih kearah seorang peria yang ada di sebelah sang umi yang tak lain adalah abahnya. Serta ia juga bertanya-tanya, siapa gadis kecil yang sedang berada dalam gendongan abahnya.

Peria yang biasanya dipanggil abah Rasyid itu segera masuk membawa gadis kecil yang berada dalam gendongannya itu masuk kedalam rumah.

Anak lelaki itu hany abisa menerka apa yang sebenarnya terjadi. Baru saja ia bangun tidur sudah disuguhkan dengan kejadian yang membingungkan baginya. Abah dan uminya kemarin hanya pamit untuk pergi kerumah keluarganya yang ada di Madiun.
Dan kenapa justru membawa seorang gadis kecil. Dan siapa gadis itu.

"Umi. siapa anak perempuan yang di gendonga abi itu". Anak itu menahan tangan uminya yang ingin beranjak masuk kedalam rumah.

Zizan anak lelaki itu memang belum pernah melihat gadis kecil yang ada dalam gendongan abahnya itu, walaupun ia dan gadis kecil itu bersetatus sebagai saudara sepupu, tapi mereka belum pernah sekali pun bertemu. hubungan yang pada umumnya dekat namun tersa jauh bagi ke dua anak itu. Dan Hamnah menyalahkan dirinya sendiri akan hal itu.

"Namanya Azarina, kamu bisa panggil dia zarina. Dia saudara sepupu kamu zizan". Jelas Hamnah sambil memberi elusan lembut pada anak lelakinya itu.

"Umi bisa minta sesuatu sama Zizan". Anak itu menatap uminya begitu mendengar permintaan itu. Ada raut harapan yang begitu besar. saat ini bisa anak itu lihat dari wajah sang umi. Hingga membuatnya mengangguk.

"Umi minta tolong jaga Zarina dan jangan buat dia sedih, walaupun umi tau kamu itu jahil, karena mulai sekarang zarina juga bakal jadi anaknya abah dan umi. Sekaligus jadi adik kamu". Anak itu mengangguk mengerti setiap apa yang barusan sang umi ucapkan. Dia bukan lagi anak kecil yang tidak mengerti arti sebuah janji itu.

"Iya Zizan janji sama umi".

Bagaimana prolognya? Ingin lanjut atau tidak usah?

Maaf ya kalo masih banyak kata² atau bahasa yang kurang pas. Soalnya baru pertama kali nulis.

Jangan lupa vote dan comments untuk lanjut part 1

                                      
         

AzizanWhere stories live. Discover now