PARK 10 : PENGAKUAN CHIKA

2.3K 297 15
                                    

SELAMAT MEMBACA DAN
SEMOGA SUKA ❤️

•••

Ashel menatap beribu bintang yang bertaburan di langit malam. Ia mendudukkan dirinya di kursi balkon kamarnya dengan beberapa buku yang ada di meja samping. Rumah itu terlihat mewah dengan cat putih dan lampu hias yang ada di beberapa titik taman rumah.

Angin berhebus sesekali menjadikan suasana begitu sejuk malam ini. ''Ma—'' Mata Ashel berkaca menatap salah satu bintang yang tampak cerah dibandingkan bintang lainnya. ''Acel kangen sama Mama.''

''Mama kenapa ninggalin Acel secepat ini. Acel masih butuh Mama, Acel gak kuat tinggal sendiri kayak gini, Ma." Cewek itu mulai menunduk, air matanya mengalir begitu saja dengan isak tangis yang memilukan. Tangannya menggengam sebuah buku diary yang tampak indah.

''Semenjak kepergian Mama... Papa mulai berubah. Dia gak punya waktu lagi buat Acel. Dia selalu sibuk dengan rencananya. Papa pengen balas dendam, Ma.'' Nafasnya begitu sesak setelah mengingat kenangan bersama sang Mama yang kini telah pergi untuk selama-lamanya.

Ashel mengingat jasad Mamanya saat di rumah sakit. Perempuan itu ditemukan di tepian danau dengan sayatan di bagian leher dan kaki kanan yang hancur. Sampai sekarang polisi pun belum menemukan siapa pelaku dari pembunuhan Mamanya itu.

Sekarang kenangan manis bersama kedua orang tuanya, hanya bisa ia kenang. Setelah kematian sang Mama beberapa tahun lalu, seketika kehidupannya berubah drastis, cewek itu terkesan sangat manja pada kedua orang tuanya saat dulu.

Ashel mengelap air matanya, pandangannya terangkat diiringi sesegukannya. ''Mama tau gak.'' Cewek itu menoleh ke arah kiri, melihat bayang-bayang seorang perempuan di sebelahnya. ''Acel ketemu sama orang yang Acel sayang setelah Mama sama Papa,'' ucapnya tersenyum.

''Oya? Siapa namanya, sayang?''

''Namanya Aldo... Aldano Vireza. Dia selalu panggil Ashel dengan sebutan Acel, sama kayak Mama. Acel gak ada nyebut nama itu, tapi dia tau sendiri... Dia bilang panggilan itu langsung terlintas di pikirannya.'' Ashel tersenyum.

Bayang-bayang perempuan itu membalas senyuman Ashel lalu mulai menghilang dengan perlahan, itu hanyalah halusinasi Ashel membayangkan sang Mama yang ada di sampingnya.

•••

"Kenapa gue keinget Acel, ya?''

Aldo terdiam beberapa detik saat ia melilitkan hand wrap di tangannya. Cowok itu duduk di sebuah kursi yang ada di tempat latihan boxing, ia akan sparing malam ini. Suasana di sana begitu berisik saat sarung tinju mengenai samsak yang tergantung.

Tertt... tertt...

Lamunan Aldo membuyar saat dering panggilan masuk ke ponselnya. "Hufh... Gue pikir Acel," gumam Aldo sedikit kecewa saat melihat layar ponselnya yang tertera nama Chika. Aldo mengingat Ashel yang tidak akan mengganggunya di saat jam seperti ini. Sebelumnya cewek itu sudah memberitahunya akan belajar.

Aldo menggerakkan Ibu jarinya untuk mengangkat telpon itu, lalu ia tempelkan benda pipih itu ke telinganya. "Hallo?" ucapnya lalu beranjak, ia menutup telinga sebelahnya sembari berjalan ke tangga agar suara Chika bisa sedikit terdengar di tempat berisik itu.

"Aldo... Christy mana?"

"Kenapa lo nanya ke gue? Lo pikir gue tinggal serumah sama dia, hmm?" ucap Aldo lalu menyandarkan tubuhnya di pembatas tangga.

"Ckk. Emang dia lagi gak bareng lo? Dari tadi gue telpon gak aktif. Lo 'kan saudara angkatnya, siapa tau lo lagi bareng dia 'kan."

Aldo memutarkan bola matanya malas. "Kenapa? Lo mau ketemu sama Christy?"

Last Year : Survive at SchoolWhere stories live. Discover now