Park 07 : PERINGATAN 2

2.6K 344 20
                                    

SELAMAT MEMBACA DAN
SEMOGA SUKA ❤️

SEMOGA KALIAN BISA TAHAN
NGEBACA CHAPTER INI YAK

•••

Terlihat sosok berpakaian serba hitam tengah duduk di atas meja dan sebuah kapak di genggamannya. Sosok itu mengenakan topeng hitam bertanduk kecil dan tudung hoodie yang menutupi kepalanya.

 Sosok itu mengenakan topeng hitam bertanduk kecil dan tudung hoodie yang menutupi kepalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sosok misterius itu tidak hanya sendiri. Di sebuah kelas yang di tempatinya, juga terdapat seorang gadis berambut panjang menyandarkan kepalanya di atas meja dengan keadaan pingsan tidak sadarkan diri.

Angin berhembus kencang menandakan cuaca akan turun hujan sebentar lagi, suara gemuruh dan cahaya putih sesekali melintasi kelas itu, awan hitam juga berkabut menghiasi langit malam.

•••

Baru beberapa langkah Christy menuju ruangan loker, gadis itu mendengar dentingan notifikasi dari ponselnya. Rasa curiga kini mulai muncul mengingat ancaman Nathela sebelumnya saat di kantin. Dengan cepat Christy meraih ponsel miliknya yang ada di dalam saku celana.

Tepat pukul 9 malam gadis itu mendapatkan sebuah pesan yang entah dari siapa. Christy membuka pesan itu dan terlihat sebuah foto seorang gadis yang tertutup oleh geraian rambutnya, namun Christy tau siapa gadis itu.

"Datang ke SMANTA sebelum terlambat,'' Isi dari pesan yang ada di bawah foto itu.

Tanpa pikir panjang, Christy segera mengambil hoodie dan tas ranselnya di loker lalu melangkahkan kaki keluar dari caffe. Keadaan di luar terlihat bergemuruh dengan kilatan putih yang sesekali menghiasi langit. Angin yang berhembus kencang tidak membuat Christy kedinginan, gadis itu segera mengenakan hoodienya lalu meraih helm yang ada di spion motor.

Christy menarik gasnya mengarah ke SMANTA sesegera mungkin.

•••

Plak!

Sebuah kapak menancap di meja. Saat tersadar, dengan cepat Chika mengangkat kepalanya saat teriakan dari sosok bertopeng yang melayangkan sebuah kapak. Detak jantungnya seketika berdetak hebat ketika melihat sosok yang mengerikan itu berada tepat di hapannya. Nafasnya terengah-engah saat kapak itu hampir mengenai bagian kepalanya. Tangan sosok itu menggenggam erat pegangan kapak.

"Hai... "

Suara berat ditambah tawa dari sosok itu berhasil membuat Chika merinding ketakutan, begitu susah untuk menelan salivanya. "J—jangan sakitin gue, gue mohon," ucap Chika gelagapan. Gadis itu berusaha bangkit dari bangkunya, namun entah mengapa begitu berat kakinya untuk berdiri.

Last Year : Survive at SchoolWhere stories live. Discover now