Additional Part 2

Start from the beginning
                                    

Tidak ada yang pernah baik-baik saja.

Mungkin juga kata baik-baik saja tidak akan pernah datang lagi pada kehidupan mereka.

Akan tetapi, mereka mencoba bertahan demi sebuah janji yang pernah diutarakan sebelum Tuhan mengambil Aquila untuk selama-lamanya.

***

Fakta terpahit yang pernah Dirga terima selain berita kematian adalah informasi bahwa Alya masih hidup sampai hari ini.

Iya, wanita yang membuat kehidupannya terasa seperti di neraka itu masih terbaring kaku disebuah rumah pinggiran kota milik Akbar.

Dirga tidak tahu motivasi apa yang membuat Akbar membiarkan gadis ini tetap hidup dan bernapas meski dengan batuan alat.

Bahkan disaat setiap hari Dirga menyalahkan dirinya atas kepergian Qila. Atas kebodohannya karena memilih percaya pada wanita asing yang ternyata memperdayainya dibandingkan adiknya sendiri, adik kandungnya.

"Jadi lo masih hidup?"

Kedua mata mereka bertemu. Dirga menatap manik mata di depannya dengan pandangan benci.

"Kenapa bukan lo aja yang mati? Kenapa Tuhan gak tuker nyawa lo sama Qila?"

Seharusnya Dirga bunuh saja wanita ini waktu itu.

"Gara-gara lo hidup gue hancur. Gara-gara lo Qila menderita. Gara-gara lo gue jadi abang yang gak pernah berguna buat dia."

Tiga hari yang lalu Dirga tak sengaja mendengar percakapan Akbar dengan asisten kepercayaannya. Ia mendengar fakta bahwa Akbar membiarkan Alya hidup setelah memastikan gadis itu lumpuh dan tak akan lagi bisa menggerakkan tubuhnya.

Akbar menjadikan Alya seolah boneka.

"Lo gak pantes hidup, Al."

Dirga melepas seluruh alat yang menopang hidup Alya. Mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya pergi dengan kecepatan mobil diatas rata-rata.

Kenapa harus Alya yang selamat dan adiknya yang pergi?

Dirga memacu mobilnya dengan pikiran yang berantakan. Kenangan saat ia meninggalkan Qila dan lebih memilih untuk mengejar Alya terputar ulang dalam kepalanya.

Satu tahun ini Dirga berjuang atas segala rasa penyesalan yang bersemayam dalam hatinya.

Ia terus merutuki diri atas segala kebodohan yang telah dia lakukan.

Meski keluarganya terlihat kembali menerima kehadiran Dirga seperti tak terjadi apapun, ia tahu, dalam hati mereka pasti ada perasaan kecewa dan muak pada dirinya.

Langit mendadak mendung. Rintik air hujan sedikit demi sedikit membasahi jalan raya yang terlihat lumayan padat sore hari ini.

Sorot pandang Dirga terganggu oleh silaunya lampu truk dari arah berlawanan. Matanya seketika membulat saat menyadari bahwa di depan ada sebuah mobil yang tengah berjalan pelan.

Dirga membanting stirnya ke arah kanan, membuat bodi mobil menabrak sisi jalan sebelum pada akhirnya terseret dan terbalik sejauh beberapa meter.

Dapat ia rasakan cairan kental membasahi wajah dan menutupi pandangannya. Dirga melirik kondisi Alya yang jauh lebih mengenaskan.

Paradise (Segera Terbit)Where stories live. Discover now