Part 31 | Break the gossip

82 11 36
                                    

Warning! Part ini akan penuh drama yang masih berpusat kepada Aleena dan mungkin akan membosankan. Tapi, semoga kalian sabar untuk menantikan part-part berikutnya dengan kesan yang berbeda.

Namun, part ini juga tidak bisa dibilang nggak penting karena inilah yang akan menjadi pemutus dugaan hubungan spesial (pacaran) antara Aleena dan Kevin yang sebenarnya merupakan saudara sepupu.

*****

[Aleena POV]
Sekitar pukul setengah 12 siang, aku dan teman-teman berjalan menuju kantin untuk makan siang bersama seperti biasanya. Namun, saat tiba di kantin ada orang gila yang memancing masalah, khususnya padaku.

"Haii Aleen.. Gue denger lo PHO-nya Kak Adrian sama Kak Fika ya?" tanya Dita dengan suara keras.

Si mulut manis ini anggota cheers yang seangkatan denganku. Shafira Nandita dari 10C. Kuperhatikan dia sering mencari perhatian Kak Fika. Hmm, sepertinya Oliv mendapat saingan. Setelah aku pikir-pikir bagaimana Dita bisa mengatakan itu, mungkin Kak Fika bercerita kepadanya tentang masalah kami kemarin. For your information, PHO singkatan dari perusak hubungan orang.

"Biasa aja kali. Maksudnya apa??" balas Lula kesal.

Melihat gelagat Dita yang mencurigakan, aku menarik Lula. Jangan sampai kami jadi bertengkar dan heboh di depan umum. Sungguh memalukan.

"Biarin aja Lul, anaknya emang nggak jelas," bisikku.

"Mereka putus," lanjut Dita.

Masa bodo. Mereka saja sebenarnya tidak pacaran. Terserah, aku hanya mengangguk samtai sambil menjawab, "Oh gitu? Baru tau."

Dita mengernyitkan dahinya. Ia terlihat tidak puas dengan jawabanku. "Gitu aja? Lo harusnya seneng kan?"

"Nggak peduli dan nggak urusan!" balasku berusaha tenang. Tak lupa kuberikan dia senyuman manis yang sesungguhnya palsu.

"Oh pantes nggak peduli! Udah ada cowo baru ya?" tambah Jihan, yang berdiri di sebelah Dita.

Jihan sebenarnya tidak se-menyebalkan Dita. Perempuan ini hanya berperan sebagai dayangnya Dita. Mendukung segala keinginan Dita dan menuruti semua perkataannya. Ck, mau saja dia menjadi babu.

"Eh sorry ya, Aleena udah punya pacar!"

Kini giliran Naura berbicara. Biasanya dia tidak pernah membalas perkataan orang. Apalagi, jika ada yang mencari ribut denganku, dia selalu percaya aku bisa mengatasinya. Reaksinya saat ini berbeda. Mungkin dia membaca situasi yang berbahaya untukku karena ini di depan umum. Teman-temanku memang so sweet. Bukan asal membela, tetapi memang aku tidak bersalah.

"Masa? Abis bikin mereka putus lo katanya deketin Kak Reza ya?" tanya Jihan lagi dengan nada suara yang dibuat-buat.

Reza? Memang beberapa hari ini aku mengobrol dengan Kak Reza. Dia ketua ekskul pramuka yang tampaknya menyukai Kak Ayu. Mereka berteman, sayangnya Kak Reza tidak pede mendekati Kak Ayu karena dia bilang gadis itu famous. Padahal asal dia tahu saja, Kak Ayu sudah menyukainya sejak lama.

"Oh ya? Lo tuh ternyata murahan ya, Aleena!" tambah Belinda.

Pasti sengaja ingin memancing perhatian orang-orang di kantin yang daritadi telah mendengarkan percakapan kami. Si dempul ini masih saja mencari ribut denganku seolah tidak kapok dengan permasalahan sebelumnya.

"HEH, JAGA MULUT LO! Nggak pernah disekolahin ya tuh mulut?!" teriak Lula.

Astaga, Lula... Seharusnya tidak perlu teriak. Llihatlah sekarang semua mata tertuju ke arah kami! Jika sudah begini, pasti dikira kami yang ribut. Padahal mereka yang duluan memulai.

Before We Meet AgainWhere stories live. Discover now