BAB#19

367 30 0
                                    

NEVA POV

"Neva ikut ayah"

"Gak yah, aku mau tanya ke karyawan ayah, Jelza kenapa?"

Kini aku melihat mereka semua kebingungan dengan ucapanku, bahkan mereka berbisik satu sama lain.

"Maaf mbak, Jelza siapa ya?" tanya salah satu dari mereka

Belum aku bertanya, ayah malah menarik ku menjauh dari kerumunan karyawannya tadi. "Kamu kenapa sih Nev? Pak David bukan hanya papa Jelza nak. Di sini ada pak David lain juga, Kamu kenapa kayak takut gitu sih?"

Aku menghembuskan nafas lega. Aku takut, apalagi Jelza melakukan perjalanan kembali dengan kondisi mengandung. Aku melirik jam di arloji ku dan bergerak meninggalkan ayah yang berdiri di sana.

Saat aku hendak masuk ke kamar tapi tanganku di tahan Justin. "Acara kita belum selesai" ucapnya, aku hempaskan tangannya dengan kasar dan mendorongnya menjauh dari depan kamarku.

"Perutku sakit. Apa kamu tuli?"

"Kamu berbohong. Jangan berani menipu ku. Jika tidak aku akan menghancurkan hidupmu"

"Ucapan kamu tidak membuatku takut sedikit pun. Apa yang kita jalani dari awal, jika sudah di laksanakan karena keterpaksaan, maka ini tidak akan pernah bahagia Justin"

Hendak menamparku, aku menahan tangannya dan menghempaskannya lagi, "Berani kamu menamparku, maka ku patahkan tanganmu. Asal kamu tau, hidup ku sudah hancur Justin, jika kamu menginginkan tubuhku, maka dengarkan dengan baik, I'AM NOT VIRGIN" teriak ku padanya, aku tidak peduli jika dia ingin katakan pada orang tua ku, maka silahkan saja. Itu lebih baik untuk ku.

"Aku akan membuatmu lebih hancur dari ini"

"Hahahahaha. Kita lihat saja, aku atau kamu yang hancur"

Bersamaan dengan ucapan yang keluar dari mulutku, aku melemparkan cincin itu padanya. "Ambil itu, dan pergi dari sini"

Dengan segera Justin meremas rahangku, dia menciumku dengan begitu kasar. Aku mulai memberontak, aku mencoba minta pertolongan. Untung saja ada salah satu tamu hotel yang hendak masuk ke kamarnya yang berada tepat di sebelah kamarku. Menyadari kehadiran orang itu Justin segera melepaskan ku dan berlalu pergi. Aku mengucap terima kasih pada orang itu dan segera masuk ke dalam.

Aku naik ke tempat tidur tanpa membuka pakaian ku, sambil membuka handphone, aku mengetik teks pada Jelza. Tapi berulang kali aku menghapusnya lagi. Meskipun kami telah mengakhiri ini, tapi di hati aku dan Jelza masih mencintai satu sama lain. Dan aku yakini itu! Kami hanya berada di keadaan yang benar-benar tidak bisa kami pilih. Tapi aku yakin, satu waktu nanti, Jelza akan kembali dalam pelukan ku. Meskipun aku tidak tau kapan itu akan terjadi?

"Nev, ini ibu. Kita bisa bicara sebentar?"

Aku lantas turun dari tempat tidur dan melangkah membuka pintu untuk ibu.

"Ada apa bu?" Ucapku lalu menarik ibu masuk ke dalam kamar, saat ibu berada bersamaku, aku segera memeluknya. "Ibu sudah kasih tau soal kamu dan Jelza ke ayah"

Aku tersentak kaget, segera aku lepaskan pelukan ku dan menatap ke arah ibu. Tanganku benar-benar gemetar, bahkan jantung ku berdetak sangat cepat. "Lalu tanggapan ayah gimana bu?"

Ibu hanya diam dan menatapku. Dan dari wajahnya, bisa ku pastikan, tanggapan ayah tidak sesuai dengan harapanku.

***

JELZA POV

Dihatiku masih terukir nama Neva, dan itu tidak pernah tergantikan. Neva adalah separuh hidupku, rasanya aku hanya ingin hidup berdua dengannya, membesarkan anak di dalam kandungan ku saat ini. Tapi itu sangat mustahil bukan?

Soal RasaWhere stories live. Discover now