BAB#18

387 31 4
                                    

JELZA POV

Saat aku turun dari tempat tidur, aku sedikit kaget melihat beberapa tetesan darah yang ada di atas wajah kekasihku. Aku lantas berlari ke kamar mandi, apa aku keguguran? Tapi itu hanya di lakukan menggunakan jari bukan?

"Sayang, kamu gak apa-apa?" Tanya Neva saat masuk ke kamar mandi mengikutiku, "Aku tadi merasakan sesuatu menetes tapi aku gak tau kalau ini darah" ucap Neva menunjukan wajahnya ke depanku. Ku rasa dia mungkin telah menyadarinya.

"Sayang, kita ke dokter sekarang" ucapnya lagi, kemudian Neva membersihkan wajahnya dan berlari menggunakan celananya. Dia kembali masuk dengan celanaku, "Sayang, apa sakit?" ucapnya,

"Aku bersihkan ini sebentar" ucapku dan membersihkan bekas darah di sana. Aku memakai celana dan segera ku tarik Neva dalam pelukanku, "Sayang apa aku keguguran?"

"Enggak sayang, kita ke dokter sekarang"

Dia kemudian membantuku menggunakan celana ku, dan memapah tubuhku turun ke lobby hotel. "Sayang, duduk sebentar ya, aku keluar lihat mobil yang sudah ku pesan" Ucapnya dan bergegas keluar, tidak lama Neva kembali masuk dan membawaku menuju mobil.

Di dalam mobil, dia menangis sambil menggenggam tanganku dan mengusapnya. "Maafkan aku" aku menariknya untuk di cium, aku tidak peduli apa yang akan di pikirkan driver yang sedang membawa kami ini, aku terus menciumnya. "Sayang, aku yang memintanya. Kalau semisal aku keg....."

Belum aku selesai bicara dia kembali mendaratkan bibirnya di bibirku, "Gak boleh ngomong gitu. Dia akan baik-baik saja", Segera dia menunduk mendekat ke arah perutku dan menciumnya "maafkan aku. Tolong tetap berada di sana" ucap Neva lagi. Aku mengusap lembut kepalanya dan memeluknya.

Tiba di klinik, aku segera di daftarkan Neva untuk diperiksa. Karena pasien yang tidak terlalu banyak membuatku tidak terlalu lama menunggu. Dengan setia Neva menemaniku, bahkan saat aku diminta untuk membaringkan tubuhku untuk di periksa, tangan Neva bahkan tidak lepas dari tanganku. 

Dia juga membantuku untuk turun dan menuju ke meja dokter. "Dok, apa tidak ada masalah?" tanya Neva, bahkan di sini dia yang terlihat lebih khawatir dari ku. Dokter muda dan cantik itu lalu menjelaskannya pada kami, tatapannya kini memandang kami, dan tersenyum "Apakah kamu merasakan sakit saat ini di bagian perut"

"Tidak dok"

"Bagus kalau begitu. Apa yang kamu alami itu normal saat kamu hamil muda, contohnya seperti kamu selesai berhubungan dengan pasanganmu"

Aku dan Neva sama-sama memandang, "Hm, tapi semuanya aman kan dok?"

"Iya aman, kalau nanti kamu mengeluarkan sedikit bercak darah disertai gumpalan-gumpalan. Kamu harus segera menghubungi saya lagi. Pulang dari sini saya harap kamu lebih beristirahat penuh"

"Baik dok, terimakasih banyak ya"

Saat hendak keluar, dokter itu mengikuti langkah kami. Dia lalu menahan tangan Neva "Tolong, jangan melakukannya. Apa kamu tidak mencintainya?"

"Haaaa? Maksud dokter?" tanya ku heran

"Aku memiliki hubungan seperti kalian, saat kalian masuk pertama kali, dan saat dia terus mengikuti kamu. Aku semakin yakin kalau kalian memiliki hubungan"

Aku dan Neva sama-sama tersenyum pada dokter itu, "Terimakasih banyak dok. Kalau begitu kami permisi, semoga kamu dan pasangan mu memiliki kebahagian" ucap Neva

"Kalian juga, terus bertahan ya" ucap dokter itu

Aku dan Neva lantas bergegas kembali ke hotel, sebelum naik ke kamar kami. Dia mengantarkan ku untuk makan di restoran hotel ini.

Soal RasaWhere stories live. Discover now