BAB#16

376 31 2
                                    

JELZA POV

Tiga hari ini, aku hanya mengurung diriku. Keluar kamar hanya untuk makan, selanjutnya kembali ke kamar dan menghabiskan waktuku hanya di atas tempat tidur. Aku juga tidak mengetahui kabar Neva, sudah ku hubungi berulang kali tapi dia tidak merespons semua chat dan panggilanku. Aku tau dia pasti terpukul mendengar keadaan ku saat ini.

Rindu ku pada Neva, sudah ku tahan dalam tiga hari ini. Biasanya setiap hari aku tidur dan bangun di temani kekasihku, dalam pelukannya aku selalu terlelap. Tapi saat dia pergi, rasanya begitu kurang. Tidurku bahkan tidak pernah terlelap, bahkan kadang aku hanya bangun lalu menangis mengingat hidupku yang sudah hancur ini. Aku memikirkan ke depannya akan bagaimana? Yang ku inginkan aku terus bersama Neva. Apapun itu tantangannya.

"Kak, hmm ayo makan dulu"

"Jess, boleh antar kakak ke rumah Neva? Kakak sangat merindukannya"

"Iya nanti Jess antar, tapi kakak harus makan ya. Kasihan dede bayinya"

Adik ku memang sudah tau tentang kehamilanku, tapi aku meminta Jessica untuk merahasiakan ini dari kedua orang tuaku.

Selesai makan, aku dan Jessica bergegas menuju rumah Neva. Aku begitu bahagia karena akan menemui kekasihku, sekalipun nanti dia marah padaku atau menolak kehadiranku, aku tidak masalah. Yang penting aku sudah bertemu dengan Neva.

Setelah tiba di rumah Neva, aku bergegas turun dari mobil dan mengetuk pintu rumahnya, berulang kali aku mengetuk tapi tidak ada respons dari dalam. Aku sudah gelisah, pikiranku sudah tidak tenang. Ku ambil handphone milik ku dan kembali menghubunginya. Tapi masih tetap sama, tidak ada jawaban dari sana.

"Kak, coba hubungi ayahnya mbak Neva"

"Oh iya benar"

Aku segera mencari kontak ayah Neva dan menghubunginya.  "Hallo nak Neva?" Ucap ayah Neva

"Hallo om, maaf aku ganggu. Ini aku di depan rumah, tante dan Neva ke mana ya?"

"Loh, Neva tidak mengabari mu? Kami sudah pindah ke Surabaya nak. Om di pindah tugaskan ke Surabaya lagi memegang perusahan papa kamu di sini"

Aku begitu terkejut, jantungku berdetak tidak karuan. Apa Neva sebegitu bencinya padaku? Aku menangis, tapi sepertinya itu tidak berguna. Cinta ku telah pergi meninggalkan ku.

"Om lalu kuliah Neva?"

"Sudah di urus sama papa kamu nak. Nak Jasmine juga yang membantu kepindahan Neva kok"

"Baik om. Terima kasih"

Mendengar nama Jasmine, aku begitu emosi. Dia memutuskan membantu kepindahan Neva tanpa mengabariku? Padahal di sini aku yang membiayai kuliah Neva selama ini. Ada apa dengan mereka semua? Ayah, Jasmine. Semuanya begitu tega menghancurkan ku.

Aku memutuskan panggilannya, dan menarik Jessica untuk ku peluk.

"Apa dia tidak mencintai ku lagi Jess?"

"Kakak jangan berbicara begitu. Kalau nanti mbak Neva sudah tenang, kita hubungi mbak Neva lagi"

Aku duduk di depan rumah Neva mencari ketenangan atas berita ini. Berselang beberapa menit, aku merasa tenang,  aku meminta Jessica untuk segera ke apart. Namun belum kami keluar dari rumah Neva, kini papa menghubungi aku dan Jessica untuk segera pulang ke rumah.

***

Tiba di rumah, aku bergegas masuk ke rumah. bahkan aku bersikap seperti biasanya.

"Pa, ma. Jelza pulang" ucapku, tapi kaki ku sedikit tertahan saat melihat ekspresi papa dan mama tidak seperti biasanya, "Jadi apa yang kamu sembunyikan dari kami?" Tanya papa padaku

Soal RasaWhere stories live. Discover now