BAB#17

364 28 0
                                    

JELZA POV

Sejak Jasmine menjemputku tadi malam, aku menyuruhnya untuk mengantarkan ku pulang ke apart. Kini semalaman yang ku lewati hanya di habiskan dengan menangis, aku merindukan kekasih ku. Aku membutuhkan dia kembali. Mengetahui tentang kehamilan ini membuatku harus kehilangan kekasihku, bahkan aku harus di paksa menikah dengan pria yang tidak sama sekali aku inginkan.

Aku berdiri dan berjalan menatap cermin, rambutku yang berantakan, wajahku tanpa polesan, bibirku yang pucat, bahkan mataku sangat terlihat sembab.

"Kak, kamu sudah bangun?" Ucap adik ku dan berjalan mendekat ke arahku berdiri, entah kapan dia ada di sini, yang aku tau tadi malam saat aku kembali dia tidak ikut bersama ku "Kakak mau kerja? Sudah tiga hari kakak tidak masuk kerja. Jessica tau, kakak lagi hancur banget. Tapi kakak harus menjalaninya, berjalan terus ke depan"

"Kakak, merindukan Neva" ucapku pada Jessica,

Dia kemudian mengambil handphonenya dan menelpon seseorang. Saat panggilan itu tersambung, sedetik kemudian aku menangis saat mendengar suaranya.

"Iya Jess ada apa dek?" tanya Neva pada Jessica. Jessica bahkan tidak membalas pertanyaan itu, dia hanya menyerahkan handphone miliknya sambil tersenyum dan berjalan keluar meninggalkan ku.

"Jess, apa kamu mendengar mbak?"

"Sayang, bisakah jangan pergi dari ku. Aku sangat merindukan mu. Tolong kembali padaku Neva, aku membutuhkan mu. Aku minta maaf telah mengecewakan kamu sayang. Aku sangat mencintai mu Neva" ucap ku sambil menangis, dia tidak menjawab tapi aku tau dia mendengarnya

"Sayang, aku minta maaf yah. Aku juga sangat merindukan kamu. Maafkan sikap aku yang seperi anak kecil ini. Aku sangat mencintai kamu Jelza, aku tidak bisa hidup tanpa kamu sayang. Sayang apa boleh kita masih bisa bertemu?"

Ku dengar ucapannya keluar sambil di ikuti suara tangisan, rasanya ingin sekali aku memeluknya dan menciumnya. Tapi sayangnya kini kami terpisah oleh jarak.

"Aku akan menemui kamu sayang, kita masih sepasang kekasih. Kamu tidak perlu meminta izin ketika ingin bertemu denganku sayang"

"Segera temui aku Jel, aku mohon"

"Iya sayang aku akan datang" ucapku, aku berniat untuk hari ini langsung ke Surabaya, tapi aku tidak ingin mengatakan padanya. Biar menjadi kejutan saja buat dia nantinya.

Kami kemudian memutuskan panggilan itu, aku bergegas keluar kamar dan memberikan handphone Jessica. "Terimakasih ya sayangnya kakak"

"Apa pun untuk mu kak" ucap adikku, sungguh tulus bukan? Kami memang selalu begini, selalu mendukung satu sama lain.

***

Aku bergegas ke kantor hanya untuk menunjukan wajahku untuk atasan ku. Agar dia tau kalau aku memang hadir, dia memang tidak terlalu keras dengan karyawannya, cuma aku merasa tidak enak karena beberapa hari ini aku tidak masuk kerja.

"Gwen, aku mau ke Surabaya"

"Aku mana-mana saja, asalkan itu tidak membahayakan
kandungan mu nanti karena berpergian jauh"

"Semoga ini aman. Gwen, aku akan menikah dengan Jonathan"

"Lantas apa yang membuatmu harus menemui Neva lagi, jangan sakiti dia Jel. Kamu temanku, begitu juga Neva. Meskipun hubungan kalian baru, tapi kami cukup dekat bukan? Dia sudah cukup terluka mengetahui kehamilan mu ini"

"Lebih baik Neva tau dari mulutku, daripada dia harus tau ketika undangan pernikahanku sampai ke tangannya melalui orang tua Neva"

Sekalipun aku menutupinya, dia pasti mengetahui itu dari orang tuanya. Dan aku tidak mau dia salah paham dengan itu. Aku harus menjelaskan semua padanya secara langsung dari mulutku.

Soal RasaWhere stories live. Discover now