BAB#5

467 42 0
                                    

NEVA POV

Saat pertemuan kami dengan mbak Jasmine, Jelza lalu mengantarkan ku pulang ke kosan.

"Kamu sudah makan?" Tanyaku pada Jelza,

"Belum Nev, kamu sudah?" tanyanya balik pada ku

"Aku sudah makan, mau aku temani kamu makan?"

"Gak usah, aku antar kamu balik aja pasti cape kan?"

Aku kemudian menatapnya dari samping, sungguh mulia hatinya. Bahkan dengan aku yang baru dia kenal saja, dia mampu melakukan segalanya untuk ku bahagia. Apalagi orang yang sudah mendapatkan cintanya. Mungkin dia akan sangat beruntung.

"Jel, aku masak ya buat kamu. Tapi malam ini"

"Gak usah sayang. lain kali aja, kamu harus istirahat"

Lagi dia memanggilku sayang, tapi kali ini berada tepat di hadapanku. Dan itu nyata aku sedang tidak halu, tolong seseorang sembunyikan aku dari hadapannya. Mungkin saat ini wajahku sudah merah seperti kepiting rebus.

"Makasih banyak untuk semua kebaikanmu Jel"

"Makasih mulu kamu Nev. Aku membantumu ikhlas. Nanti besok aku jemput ayah kamu"

"Haaa, jangan aku saja"

"Kok gitu? Kamu kan pasti pakai mobil online Nev. Jadi aku saja"

"Jel, stop bantu aku"

"Please Neva" ucapnya memohon

"Oke kalau begitu, sebagai gantinya kita makan bersama besok. Aku yang traktir"

"Setuju, tapi aku mau lele goreng boleh?"

Aku tersenyum melihat wajahnya, menggemaskan sekali Tuhan. Pengen aku culik, tapi itu tidak mungkin. Dia temanku, bukan pacarku.

"Hahahahaha. Iya besok kita makan lele goreng"

Sampai depan gang, dia menggenggam tanganku dan menyandarkan tubuhnya di kursi kemudi. Aku tidak tau apa yang dia lakukan, tapi kini matanya ikut terpejam. Mataku bahkan tidak beralih kemanapun, karena sungguh dengan melihatnya, hatiku berasa penuh kedamaian.

"Kamu sudah boleh turun" ucapnya dan tersenyum padaku, aku kemudian turun dan menunggu sampai mobilnya melaju meninggalkan gang kosan ku.

Tiba di kosan, aku di sambut oleh Revi. "Sayang, kok pulangnya lama banget?"

Rasanya hatiku sedikit tidak nyaman lagi bersamanya, sikapnya sangat berubah dari Revi yang selama ini ku kenal. Aku juga tidak mengerti apa yang terjadi pada Revi belakangan ini, tapi aku berusaha terus berpikir positif pada hubungan kami ini.

"Rev, aku minta tolong rencana kita waktu itu di batalkan saja"

"Sayang, ayolah sedikit lagi. Ayah kamu kalau kerja berarti itu sudah membawa dampak baik buat kita nanti"

"Rev, aku mohon aku tidak mungkin melakukan ini untuk Jelza. Dia sudah terlalu banyak membantu ku Rev" ucapku sambil menangis.

"Kalau kamu mau begitu, kita putus. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan dengan kamu lagi"

"Gak Rev jangan putus. Baik aku melanjutkan ini"

Mendengar kata putus rasanya sangat sakit, hidup ku telah ku berikan untuknya. Jika aku putus dari Revi, apa yang akan terjadi pada diriku ini? Aku juga memang merasa tidak nyaman dekatnya, tapi hatiku tidak bisa di bohongi. Aku masih mencintainya. Revi lalu menarik ku dan memeluk ku "Sabar ya sayang, sedikit lagi". Aku melepaskan pelukannya dan berlari masuk menuju kamar mandi, ku putar keran air dengan begitu kencang. Agar tangisanku tidak terdengar oleh Revi dari luar. Selesai dari mandi ku, aku segera menarik selimut dan membungkus seluruh tubuhku.

Soal RasaWhere stories live. Discover now