10. sakit

4.1K 236 13
                                    

"hic sakit om... sakit"

"Udah"

Tangis Niko kembali menguar setelah mereka berdua selesai ejakulasi secara bersamaan,

Dengan Rey yang ejakulasi di dalam lubang milik Niko hingga pejuh putih milik Rey itu menetes keluar bersamaan dengan dirinya yang mengeluarkan penis besar miliknya tersebut

Rey mengataskan satu alisnya memandang punggung bergetar yang tengkurap membelakanginya itu

Ia berdehem panjang "kau menangis lagi"

Niko tak menjawab, lelaki itu masih sesenggukan pilu dan semakin menelusupkan kepalanya pada lipatan kedua tangannya

Rey kembali menghela nafas dibuatnya, bocah kecil ini sangat cengeng pikirnya

"Terserahmu"

Ujar Rey kesal dan beranjak berdiri, membawa tubuh telanjangnya itu kearah kamar mandi,

Klik

Kepala Niko tiba-tiba menjumbul, mata berair nya melirik sinis kearah pintu kamar mandi yang tertutup rapat itu

"Dasar nggak punya hati" isaknya

Ia beranjak duduk dengan susah payah setelahnya,

Dirasa ada sesuatu yang mengalir pada lubang belakangnya, ia meringis ngilu dan melirik heran kearah pantatnya,

seraya menyentuh cairan putih sedikit kental tersebut  menggunakan jari-jari tangannya dengan kernyitan samar di dahinya

Ia melihat cairan putih tersebut dan meringis kembali

"Om Rey kenapa keluar di dalem sih" gumamnya

Bukan takut hamil atau apa, ia hanya takut perut kerempengnya itu sakit karena cairan tersebut masuk melalui lubang belakangnya

"Hiks sakit deh"

Ia berjalan tertatih-tatih dan menopangkan kedua tangannya pada tembok kamar milik Rey tersebut

Ia melirik negeri kearah kamar yang sunyi dan suram ini kembali

"Serem"

Setelah selesai memakai kembali baju tidur lengkapnya

Ia berjalan keluar tanpa permisi maupun izin pada pemilik kamar,

Yang penting urusan mereka sudah kelar pikir Niko.

Cklek

Niko membuka pintu kamar Zoan dengan hati-hati setelah sampai pada kamar dengan pintu bercat biru laut tersebut dan berjalan pincang menuju kearah kamar mandi,

Ia melirik ke arah Zoan yang tertidur pulas dan tanpa sadar tersenyum tipis dibuatnya

"Zoan dah gede aja"

"Sayang banget aku nggak bisa nemenin Zoan tumbuh besar"

Setelah itu suara shower yang mengalir terdengar deras selang lelaki itu masuk sepenuhnya ke dalam kamar mandi.

__________________

"Kak Niko bangun dah pagi"

Zoan mengguncangkan tubuh Niko dengan kuat-kuat karena remaja lelaki itu tak kunjung bangun dan hanya mengerang

"Kak Niko bangun"

Kali ini suaranya ia kasih sedikit nada dan sedikit lebih keras dari sebelumnya

Niko mengerang dan mengedip-ngedipkan matanya pelan kearah Zoan

"Aku lagi pusing, kayaknya aku nggak bisa berangkat"

Suara serak serta pelan itu membuat mimik wajah Zoan yang tadi terlihat sangat antusias kini menjadi penasaran

"Kak Niko sakit? "

Zoan menempelkan punggung tangannya di dahi Niko yang langsung memejamkan mata dibuatnya

"Panas banget"

"Aduh mana Zoan sama kakak kembar mau berangkat lagi" bingungnya

"Kalo sama bibi—oh iya Daddy"

Ia menatap kembali kearah Niko dan menatapnya serius

"Bentar ya kak Niko, Zoan mau panggilin Daddy"

Niko langsung melek mendengarnya "Zoan—

Tanpa menghiraukan perkataan Niko, Zoan langsung berlari dengan tergesa-gesa untuk menemui pria dewasa yang berjabat sebagai ayahnya

"Pusing banget"

Ia kembali memejamkan matanya berharap saja semoga rasa pusing yang ada di kepalanya itu perlahan memudar dan hilang

Siapa tau kan?

Sebenarnya ia juga kurang tidur setelah kejadian semalam,

"Kak Niko"

Niko kembali membuka matanya dan menoleh kearah keempat lelaki yang berbeda umur tersebut

"Niko sakit apa? "

Niko menggeleng cepat dan mengangkat tubuhnya agar bisa bangun dengan susah payah

"Cih kalau kau tau kau ini sedang sakit, sebaiknya kau jangan banyak bergerak bocah"

Suara bariton yang berujar ketus tersebut terdengar, disusul dengan dekapan erat pada tubuh Niko setelahnya

Niko meliriknya sinis tanpa mau menggubris

"Panas banget" Gray menempelkan punggung tangannya dan bertanya heran

Suara alarm diatas nakas tiba-tiba berdering mengalihkan pandangan lima lelaki berbeda umur tersebut

"Udah jam tujuh" gumam Zoan

"Kita mah santai, tuh sekolah kan punya—

"Ayo cepet berangkat ntar keburu telat, berangkat dulu ya Dad, Nik"

Grey berujar cepat memotong ucapan Gray yang belum selesai seraya menarik kedua saudaranya itu untuk segera bergegas keluar dari ruangan tersebut

Klik

Pintu kamar yang terkunci langsung terdengar setelah tiga lelaki bersaudara itu keluar meninggalkan ruangan

"Lemah banget cuman segitu aja sakit"

Rey berujar remeh dan membaringkan pelan tubuh Niko yang ada pada dekapannya itu di atas spring bed

Niko tak ada niatan menggubris ucapan provokatif yang terlontar dari pria itu

Rey menempelkan punggung tangannya pada dahi Niko dan mengataskan satu alisnya

"Panas sekali"

Ia menghela nafas remeh setelahnya dan menyunggingkan senyum "Inilah karma, karena keluar dari kamarku tanpa meminta izin dari ku"

Oh his Dad? Donde viven las historias. Descúbrelo ahora