𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟏𝟓 || 𝐊𝐀𝐊, 𝐈 𝐅𝐔𝐂𝐊𝐈𝐍𝐆 𝐌𝐈𝐒𝐒 𝐘𝐎𝐔

1.1K 126 51
                                    

            Hidupnya mungkin berjalan berubah dari apa yang sempat ia inginkan dahulu, yang memiliki impian menjalani kehidupan penuh akan ketenangan dan kedamaian, enggan ikut campur dengan masalah orang lain dan berjanji untuk tidak terjun ke jalan yang salah. Berkeinginan menjadi seseorang yang sukses di masadepan kelak, menjalani hari sebagaimana adanya tanpa ingin terlibat dalam sebuah masalah, terdengar monoton tetapi itulah pinta sederhananya. Akan tetapi, semesta agaknya tidak menerima keinginan kecilnya itu, pemikiran monoton untuk menjadi sosok biasa tanpa ingin menjalani hidup penuh warna tertolak mentah ketika semesta mendatangkan sesosok manusia yang ternyata menjadi tempat tertinggi dalam hidupnya.

Jika dahulu ia tidak peduli dengan orang lain, maka untuk orang itu, apapun akan dirinya lakukan asal bisa melihatnya tertawa bahagia, rela menjadi tempat pulang dikala sang prioritas tengah bersedih, rela meluangkan waktu untuk mendengar setiap cerita yang diceritakan, rela menjadi tameng dan rela menjadi obat pada setiap luka yang prioritasnya terima.

Sosok itu, adalah seseorang yang dengan berbaik hati mengulurkan tangan menariknya dari sumur kegelapan, mengajaknya berjalan keluar memperlihatkan bagaimana indahnya dunia yang tak pernah dirinya gapai sebelumnya, dibalik pemikiran buruk akan dunia yang tak pernah adil untuknya, rupanya dunia memiliki sisi indah, terkhususnya sosok indah yang selalu mengandeng tangannya pada setiap langkah tanpa menghilangkan senyum cantiknya.

Kala itu, usianya dua belas tahun, dan sosok berharga itu berusia lebih tua darinya. Bertemu tanpa sengaja di jembatan sunyi saat dirinya terdiam merenungi hidup yang biasa saja, terlalu banyak luka yang diterima membuatnya menolak pada setiap obat untuk menyembuhkannya, membiarkan luka itu sembuh dengan berjalannya waktu. Berdiri disisi jembatan sunyi, mendengarkan aliran sungai di bawah jembatan sudah menjadi kegiatan yang amat ia sukai, yang menurutnya bisa menjadi ketenangan dikala hati sedang gundah gulana. Konyolnya, pertemuan pertama mereka dikira dirinya yang ingin mengakhiri hidup, sebab sosok berharga itu menarik tubuhnya hingga jatuh, jatuh dengan posisi saling menindih satu sama lain, posisi si sosok berharga itu terbaring di bawahnya, terpaan sinar rembulan yang mengenai wajah rupawan membuatnya terpukau takjub.

He thought, the angel was inviting him to go home, apparently the angel came to bring happiness.

“Lo, gila! Hidup memang gak adil, tapi mengakhiri hidup lo sendiri gak akan membuat lo bahagia!” Ini adalah kalimat pertama yang pernah dirinya dengar, mendengar sebuah kalimat yang bermakna mempertahankan dirinya untuk terus hidup meskipun dunia sebajingan ini untuk dijalani. Tetapi hatinya membutuhkan validasi, alhasil ia memancing emosi sosok cantik itu hingga mendapatkan pukulan pada kepalanya. Posisi keduanya berubah menjadi duduk, dengan posisi sosok cantik itu berada diantara kakinya.

Wajah cantik itu menatapnya garang, “Setiap manusia yang hidup didunia itu berharga, setiap jiwa yang masih bernafas itu amat berarti untuk jiwa lainnya. Tanpa lo sadari, ada orang yang membutuhkan lo, yang ingin melihat lo bahagia dengan hidup lo, dia akan sedih kalau lo pun bersedih, dia juga akan menangis kalau tau lo mau bunuh diri kayak tadi,” Jelas sosok cantik itu, wajahnya menatap sendu dirinya, binar mata cantik yang bertemu dengan matanya menghantarkan debaran dalam dada kiri.

Jantungnya berdetak sangat kuat, bersama perasaan menggelitik sekaligus mual dalam perut, seolah ada ratusan kupu-kupu yang sedang berterbangan dalam perutnya. Dibalik rasa kegelian itu, bibir tipisnya tidak bisa menahan senyuman karena meletupnya rasa bahagia, hatinya tersentuh akan perkataan juga tatapan dari si manis, dan dimalam itu, dirinya menangis setelah sekian lama didalam dekapan hangat dari sesosok cantik yang ia panggil, ‘malaikat cantik’.

Setelah pertemuan pertama mereka, setiap hari tanpa henti ia jalani bersama malaikat cantiknya, berbagai cerita, suka dan duka bersama, mencari kesenangan mengelilingi kota Jakarta dengan sederhana tanpa mengeluarkan biaya. Bahkan, mereka pernah mencuri dua buah balon dari penjual balon, juga mencuri kembang api untuk mereka mainkan ditengah malam nanti. Berlarian dari satu tempat ke tempat lain, harinya berwarna dengan keberadaan malaikat cantiknya.

𝗔𝗟𝗭𝗜𝗔𝗡 || 𝗥𝗘𝗡𝗝𝗨𝗡 𝗛𝗔𝗥𝗘𝗠Where stories live. Discover now