𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟎𝟐 || 𝐋𝐄𝐋𝐀𝐊𝐈 𝐌𝐈𝐒𝐓𝐄𝐑𝐈𝐔𝐒

2.6K 261 15
                                    

       Pasca kepergian pemuda mungil yang diketahui namanya ialah Alzian Dion Naraka, perang kecil yang hendak dilaksanakan seketika berhenti begitu saja setelah Agra memerintahkan pasukannya untuk pergi meninggalkan tempat. Agaknya lelaki itu kehilangan mood-nya dalam berperang, lalu setelahnya disusul oleh anak-anak Vagos setelah Galaksi memberikan peringatan kepada Delvin. Hingga tersisalah pasukan Zreadnoks. “Kenapa lo ngebelain bocah tadi?” Bukan sebuah pertanyaan melainkan pernyataan tegas, Ezza menatap sang ketua tajam tak kenal rasa takut.

Disusul oleh Javas dan Lingga, keduanya memang terdiam namun auranya memberikan aura mencekam agar Delvin mengutarakan alasan mengapa membela si Alzian. Sedangkan si ketua hanya berdecak kesal, dia menghela nafas kasar lalu menatap ketiga rekan yang paling dekat dan sudah dianggap sebagai saudara dengan serius. “Dia anak Taruma Jaya, makanya gue ngebelain dia.”

“Serius? Gue gak pernah lihat dia disekolah sebelumnya,” Respon Lingga, mendapatkan anggukan dari Delvin. “Dia introvert, makanya sering ngejauh dari keramaian.”

“Pantas mukanya gak asing, ternyata satu sekolah.” Imbuh Javas yang mengambil sebatang rokok, Ezza meminta satu batang. Javas menawarkan kepada yang lain, namun ditolak, sang ketua memberikan perintah kepada pasukan untuk kembali ke rumah masing-masing karena hari kian larut, meninggalkan keempatnya yang kompak kembali ke basecamp.

Namun ketika yang lainnya sudah pergi dengan kendaraan masing-masing, pemuda tampan bernama Lingga Maheswara melirik kesebuah arah, dimana arah itu menjadi jalur pulang pemuda mungil tadi. Jika dilihat dari sepasang mata hitamnya, ekspresi Lingga terlihat datar, hingga beberapa saat kemudian Lingga tersadar kemudian mengendarai motor ninjanya menuju basecamp menyusul yang lain.

***

“Lo mau jadiin dia mainan Diorking?”

Pertanyaan yang langsung diutarakan kepada sang lawan ketika keduanya telah tiba disebuah kamar khas anak laki-laki, banyak terpajang poster spiderman dan batman, kasur yang berukuran besar dengan sprei berwarna merah bermotif kotak-kotak. Lalu ada juga komputer lengkap bersama komponennya yang lain, kebiasaan anak lelaki yang mempunyai hobi bermain game online.

Agra tak menjawab, dia memainkan ponselnya untuk menghubungi seorang anggota Diorking untuk memberikan perintah mencari biodata lengkap mengenai pemuda yang dengan berani memukulnya. Sang pemilik kamar hanya terdiam memperhatikan Agra, pembicaraan melalui via telefon selesai dalam waktu kurang lebih tiga menit. “Jadi?”

“Gue gak se-brengsek itu buat jadiin anak tadi mainan Diorking,” Jawabnya seraya membuka kaleng soda setelah mengambil disudut kamar, Jazziel sang pemilik kamar itu memang menjadikan ruang pribadinya senyaman mungkin, seperti tempat tongkrongan dengan fasilitas lengkap. Tak ayal temannya pada senang bermain ditempatnya.

Jazziel mengangguk, ia mengambil ponsel, memulai game online setelah mendapatkan teror dari Gavin yang mengajaknya untuk mabar. “Gue kira lo mau ngulang sejarah tujuh tahun yang lalu,” Celetukan Jazziel membuat Agra langsung melirik dengan sengit, lidahnya mencecap rasa soda dengan nikmat, lalu menghabiskan tanpa sisa. “Gue gak segila itu, anjir.” Tanggap Agra yang dibalas respon malas oleh Jazziel.

Pemuda bertubuh besar yang berbaring nyaman diatas ranjang kembali membuka suara, “Mabar?” Ajaknya, tatapannya fokus pada layar yang sedang memilih hero untuk bermain, Jazziel menjadi assasin dan memakai hero Ling. Agra berdecak, dia melempar remote AC namun Jazziel mampu menangkapnya dengan baik. “Ngajaknya dari tadi, anjing.”

𝗔𝗟𝗭𝗜𝗔𝗡 || 𝗥𝗘𝗡𝗝𝗨𝗡 𝗛𝗔𝗥𝗘𝗠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang