𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟎𝟓 || 𝐏𝐄𝐑𝐓𝐄𝐌𝐔𝐀𝐍 𝐏𝐀𝐑𝐀 𝐊𝐄𝐓𝐔𝐀 𝐆𝐀𝐍𝐆

1.7K 193 6
                                    

          Setelah mendapatkan serangan dari sebuah kelompok yang baru terlihat disekolahnya, Delvin mengumpulkan seluruh anggota di markas yang terletak pada lantai terakhir sebelum rooftop berada, sebuah markas yang dibuat khusus untuk Zreadnoks. Tidak semua anggota berkumpul, ada beberapa yang mendapatkan luka serius di istirahatkan pada ruang kesehatan. Suasana kali ini tampak tegang, sebagai seorang anggota gang motor, luka lebam itu tidak mereka obatin jika memang tidak berakibat fatal pada tubuh. Hanya ada beberapa orang yang diobati dan memakai hansaplast karena luka terbuka yang didapati.

Anggota biasa berposisi berdiri, sedangkan empat anggota utama terduduk dengan posisi berada ditengah, menanti sang ketua membuka suara. “Rouvllan, ada yang tau tentang nama itu?” Tanya sang ketua, maniknya tidak bergeser menatap meja kayu bundar di hadapannya. Telinganya menajam untuk mendengar jawaban atas pertanyaan yang diberikan.

Hingga salah seorang anggota menjawab, “Rouvllan sama kayak kita, awal mereka terlihat sekitar tiga tahun yang lalu,” Informasi yang menurut Delvin masihlah kurang. Lelaki yang mengemban tugas sebagai seorang pemimpin tengah fokus membuat deduksi sembari mendengarkan setiap kata yang telinganya tangkap. “Info lain?”

“Gue rasa, Rouvllan itu tau apa yang engga kita ketahui... ” Sampai suara Javas mengudara, mengutarakan perkiraan kecil setelah mendengar kalimat terakhir anggota Rouvllan, tentang keberadaan seseorang disekolah Taruma. Perkiraan Javas disetujui oleh Atlezza, “Tapi, siapa orang yang mereka cari sampai nekat nyerang kita? Ini hari pertama ditahun ajaran baru mulai, dan mereka dengan nekat mulai penyerangan?” Katanya, sedikit kolot karena sedang menahan kekesalan.

Bahu Atlezza mendapatkan usapan dari sang rekan, menenangkan anggota Zreadnoks yang paling kuat dalam tingkat bertarung. Seluruh anggota Zreadnoks mengetahui betapa buruknya emosional yang Atlezza miliki, pemuda tinggi itu memang mudah terpancing emosi namun tampak tenang kala bertarung.

“Rouvllan muncul tiga tahun lalu, mungkin Rouvllan lahir diwaktu yang sama saat pertama kali mereka muncul, yang otomatis mereka gak tau aturan yang udah kita sepakati bersama Diorking dan Vagos, kan?” Ucap Delvin, lalu menangkat kepalanya menatap wajah para anggota.

Diorking, Vagos dan Zreadnoks gang, mempunyai beberapa kesepakatan yang mereka buat bersama oleh para tertua gang, pada awal ketiga gang itu dibuat tujuh tahun yang lalu. Karena mereka membawa nama sekolah, maka sang ketua Zreadnoks kala itu mengajukan sebuah kesepakatan dengan tidak melakukan penyerangan pada awal tahun ajaran baru dimulai. Itu semua demi mental para junior yang baru melangkah masuk pada tingkat akhir kewajiban berpendidikan. Usianya masih berada dibawah umur, mendapatkan serangan dari kelompok berandal pastilah memberikan sinyal ketakutan yang terlampau kuat dalam diri, pula melahirkan pemikiran negatif, maka dari itu kedua pemimpin lainnya menyetujui.

Minimal untuk melakukan penyerangan dilaksanakan pada masuk bulan ketiga, itupun jikalau memang ada masalah besar dan pihak yang bersangkutan tak kunjung merespon maka diperbolehkan menyerang ke sekolah, asal tidak membawa masuk orang lain ke dalam, apalagi digunakan sebagai sandera.

Namun sepertinya peraturan yang telah disepakati bersama itu, mulai dilanggar seiring berjalannya waktu, terlebih setelah kejadian lima tahun yang lalu. Awal mula Diorking mulai memperlihatkan taringnya dan semakin berani membawa orang lain sebagai sandera, seperti apa yang Alzian rasakan pada malam itu.

“Tapi, orang itu bilang; seseorang yang menjadi kunci atas tragedi yang pernah terjadi... ” Delvin kembali menerawang mengingat bagaimana kalimat itu terus berulang dalam pikirannya, ekspresi sang lawan yang tampak serius dan penuh akan ambisi juga, dendam. Mungkinkah, ada sebuah tragedi besar lainnya yang tidak mereka ketahui dan para tetua yang mengetahuinya?

𝗔𝗟𝗭𝗜𝗔𝗡 || 𝗥𝗘𝗡𝗝𝗨𝗡 𝗛𝗔𝗥𝗘𝗠Where stories live. Discover now