chapter 7

117 19 2
                                    

(Y/n) berlari dari gedung administrasi dengan setumpuk dokumen ditangannya. Dia bergegas menuju perpustakaan, dimana dia bisa bertemu dengan hanji.

Perpustakaan masih menjadi tempat yang sepi saat latihan dimulai. (Y/n) masih belum mengikuti latihan sebagaimana mestinya. Dia ingin berdiskusi dengan hanji perihal ujian ulang itu.

Hanji menyambutnya ramah ketika (y/n) masuk ke ruangannya. (Y/n) duduk memberikan formulir pendaftaran ujian ulang kepada hanji.

"Aku tidak punya wali. Aku ingin kau menjadi waliku sementara, hanji. "

"Kau yakin? "

Hanji menatapnya memastikan.

"Ya. " (y/n) menjawab tegas. "Itu sudah aturannya disini kan. Aku tidak ingin ada omongan tidak sedap tentangmu dan kapten levi. Karena kalian membiarkanku masuk tanpa ujian."

Seulas senyum tercetak di wajah hanji. Dia tidak menyangka (y/n) bisa perhatian juga pada orang lain.

"Dan, lagi... "Ucap (y/n).

"Hm? "

"Aku mau menghapus nama margaku. "

Ekspresi hanji langsung berubah. Dia terperanjat mendengarnya.

"Kenapa? "

"Marga Ackerman terlalu berat untukku." ucap (y/n) jujur. "Mungkin, ibuku hanya iseng menamaiku dengan marga itu karena dia sudah tidur dengan banyak pria dan tidak tahu siapa ayahku yang sebenarnya. Aku tahu, catatan suram keluarga Ackerman yang telah dibantai habis dan hanya menyisakan beberapa. Beberapa artinya bukan cuman kapten levi saja, pria dari keluarga Ackerman yang masih hidup. Sebaiknya, dihapus saja. Lalu, kau tanda tangan dibawah sini, Hanji. "

"Tapi kau sudah memperkenalkan diri didepan banyak orang dengan nama marga itu. "

(Y/n) menunduk dalam. Wajahnya meringis. Kepalanya berdenyut mengingat kejadian itu yang kemudian dia anggap sebagai kejadian yang paling memalukan.

"Ibuku bekerja sebagai wanita malam. Dia wanita yang plin-plan dan labil. Terkesan tidak etis jika marga seelit itu bersanding dengan namaku yang cuman anak pelacur jalanan."

Hanji menghela nafas panjang. Tangannya bersedekap. Dia mengamati tingkah (y/n) yang agak berbeda hari ini. Seakan dia lebih tenang daripada hari-hari sebelumnya dan mulai mengkhawatirkan pandangan orang lain. Ini sesuatu yang baru bagi hanji. Karena selama ini (y/n) yang dia kenal seperti tidak peduli akan orang-orang disekitarnya dan penuh emosi yang menggebu. Sepertinya, sifat (y/n) berangsur berubah setelah Levi menamparnya dihadapan banyak kadet.

"Maaf jika permintaanku terlalu banyak. Aku hanya ingin dikenal sebagai diriku sendiri bukan diolok-olok sebagai anak simpanan kapten levi. "

Hanji menyenderkan punggungnya ke kursi. Raut wajahnya berubah-ubah, sedang berpikir keras.

"Kau sudah membaca buku harian ibumu? Kemungkinan marga itu memang dari ayahmu sebenarnya. "

(Y/n) menggeleng. Ekspresinya terlihat sedih.

"Aku tidak bisa membaca aksara sambung. "

Hanji menggaruk-garuk kepalanya. Rambut coklatnya semakin berantakan. Kakinya mengetuk-ngetuk lantai. Dia tidak bisa mengungkapkan pendapatnya sendiri bahwa levi dan (y/n) itu memiliki garis wajah yang mirip. Wajah kecil dengan tulang hidung yang tinggi ramping. Tinggi mereka pun hampir sama. Belahan rambutnya juga sedikit bergeser ke kiri. Sorot mata tajamnya dengan warna pupil yang serupa.

Semua bukti itu tidak bisa begitu saja melabeli (y/n).

Satu hal lagi, itu bukan urusannya. Levi akan marah jika dirinya terlalu banyak ikut campur.

Haleine (AOT X READER)Where stories live. Discover now