Chapter 1

196 26 0
                                    

HALEINE BAGIAN I

Gadis dari Kota Antah Berantah

(y/n) terpukau dengan gemerlap cahaya lampu di distrik trost yang menyala terang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(y/n) terpukau dengan gemerlap cahaya lampu di distrik trost yang menyala terang. Matanya sekan silau karena di distrik shiganshina yang telah mati, tidak ada satupun lampu yang menyala. Kegelapan total selalu mengelilinginya sekaligus melindunginya dari serangan titan. Karena secercah cahaya dari bulan pun bisa membuat titan tiba-tiba bergerak menyerangnya.

Mulut (y/n) akhirnya tertutup setelah sekian lama. dia menelan ludah, berjalan mengikuti Hanji menuju sebuah toko kecil yang ada ditengah-tengah pasar malam. (y/n) merasa asing yang setelah enam tahun tidak pernah melihat orang sebanyak ini. Kepalanya berdenyut sakit setelah lim ratus meter diajak Hanji berjalan masuk ke dalam keramaian malam distrik.

Wajahnya terlihat pucat. Matanya mulai kunang-kunang. (y/n) bergerak ke pinggir jalan untuk mencari sandaran.

Hanji menahan tawa melihatnya,

"kau mengingatkanku ada seseorang yang juga pernah mabuk karena keramaian." Katanya.

"hah," (y/n) menghela nafas. "aku harap ini cepat selesai. Cuman beli baju setelah itu balik ke rumah sakit."

"kau benar-benar menyukai tempat berbau obat itu? Astaga," Hanji langsung menarik tangannya. "kau sudah tidak didalam neraka lagi, (y/n)." Hanji mengingatkan. "Inibtemoat aman dari titan.  jadi manjakanlah kakimu untuk berjalan santai beberapa menit saja. aku jamin besok kau akan ketagihan berjalan tanpa mengkhawatirkan titan yang akan menyerangmu."

"baiklah."

"pelan-pelan, oke?"

(y/n) mengangguk, tangannya menggenggam hanji karena takut tertinggal.

Dia berusaha untuk berjalan santai seperti yang barusan Hanji katakan.

Hanji menyuruhnya untuk menegakkan punggungnya, (y/) menurut. Hanji menyuruhnya untuk mengendurkan bahunya yang tegang, (y/n) menurut. Hanji menyuruhnya untuk melangkah lebih pendek dan lebih pelan, (y/n) malah tersandung kakinya sendiri.

Hanji bersedekap. "santailah,(y/n)."

"aku sudah mencobanya." Kata (y/n).

Ekspresi wajahnya semakin tertekan. Hanji hanya bisa geleng-geleng kepala dan berjalan membelikan beberapa kukis manis di pasar malam yang membuat (y/n) akhirnya bisa berjalan santai sambil makan.

Dia suka makanan manis, pikir Hanji. Dia merasa lega bisa mengajak (y/n) keluar setelah dua minggu terkurung dalam penjara. Tubuhnya yang semakin kurus terlihat memprihatinkan. Hanji sedang memikirkan ukuran baju yang akan dia belikan untuk (y/n) nanti. Semoga ada yang pas.

"celana?" tanya Hanji.

(y/n) mengangguk. Dia duduk anteng di atas kursi beludru. Mereka sudah masuk ke dalam toko baju. Tokonya kecil namun banyak menjual baju yang ditumpuk rapi didalam rak-rak tinggi yang menjulang sampai langit. Toko itu dikelola oleh seorang pria kumis melengkung dan tubuh semampai dan sikapnya yang agak kemayu.

"rok?" tanya Hanji.

(y/n) menggeleng.

"padahal ini bagus untukmu, nona muda. Kenapa tidak dicoba dahulu? Nanti pasti suka." Kata pemilik toko. Tangannya sekaligus menunjuk kamar ganti yang ada tepat disebelah (y/n) dengan tirai beludru halus sebagai penutup.

"tidak." Kata (y/n). " memakai rok menyulitkanku untuk berlari, melompat, dan membuat pahaku sering kedinginan karena mudah terhembus angin. Aku pilih celana saja. Lebih nyaman."

Hanji paham maksud (y/n). tetapi dia tetap memasukkan satu gaun santai ke dalam total belanjanya.

"aku tidak akan memakai gaun ini." kata (y/n) dijalan pulang menuju rumah sakit.

"untuk sekarang memang belum. Tapi nanti." Kata Hanji.

"kapan?" tanya (y/n).

Hanji mengendikkan bahu. Senyum tulus timbul di wajahnya.

"Hanya kau yang tahu, (y/n). "

Tbc.

Haleine (AOT X READER)Where stories live. Discover now